news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Jalan Religi Lindswell Kwok dan Hulaefi Setelah Pensiun

28 Juni 2019 11:00 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Achmad Hulaefi dan Lindswell Kwok saat ditemui di Ruang Serba Guna SMA Triguna, Jakarta, Rabu (19/6). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Achmad Hulaefi dan Lindswell Kwok saat ditemui di Ruang Serba Guna SMA Triguna, Jakarta, Rabu (19/6). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Menutup karier dengan manis. Itulah alasan Lindswell Kwok memutuskan pensiun dari wushu usai Asian Games 2018. Si Ratu Wushu Indonesia itu mengakhiri karier olahraganya dengan sekeping medali emas.
ADVERTISEMENT
Kariernya masih moncer, usianya 27 tahun, namun Lindswell telah mantap untuk pensiun dan menjalani kehidupan yang jauh berbeda. Menjadi mualaf, berhijab, menikah, dan meninggalkan wushu hingga entah kapan.
“Saya sekarang memang benar-benar pengin istirahat total dari wushu. Karena waktu itu sudah sangat, sangat, sangat jenuh dan tekanannya juga buat saya besar sekali,” ujar Lindswell kepada kumparan di SMA Triguna, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (19/6). Lindswell kala itu sedang menemani suaminya, Achmad Hulaefi, melatih wushu.
Lindswell Kwok saat ditemui di Ruang Serba Guna SMA Triguna, Jakarta, Rabu (19/6). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Selain jenuh, cedera yang tak kunjung pulih membuat Lindswell memutuskan untuk pensiun. Dia bahkan telah merencanakannya sejak tahun 2015. Cedera juga menjadi penyebab Ulai, sapaan akrab Hulaefi, memutuskan pensiun di waktu yang sama dengan sang istri.
ADVERTISEMENT
Jika tidak cedera, dia mengaku masih ingin menjadi atlet. Sebab kini cabang olahraga wushu sudah lebih diperhatikan pemerintah dan fasilitasnya tak lagi memprihatinkan.
“(Dulu) Kita latihan di gudang, panas, atapnya bocor kalau hujan. Karpet bolong, senjata kritis, menjelang SEA Games 2017 tempat latihan dikunci karena belum bayar,” cerita Ulai tentang kondisi tempat latihan saat dirinya masih menjadi atlet Pelatnas.
Selepas pensiun Ulai menjadi pelatih wushu dan PNS di Sudin Olahraga Pemkot Jakarta Selatan. Kesibukan lainnya mengurusi bisnis clothing bersama istri serta mengikuti kajian ustaz favoritnya, Khalid Basalamah. Menurutnya kajian ustaz asal Makassar, Sulsel, ini sesuai Alquran dan sunnah.
“Isinya ilmu semua, enggak ada lucu-lucuan, enggak ada provokasi, dan kita disuruh taat sama pemerintah. Meskipun pemerintah zalim, kita disuruh taat tapi yang enggak keluar dari jalur agama,” kata Ulai.
ADVERTISEMENT
Di sela kesibukannya melatih wushu, Ulai dan Lindswell berbagi cerita soal suka duka menjadi atlet hingga kesibukan mereka saat ini. Simak selengkapnya dalam wawancara berikut:
Mengapa memutuskan pensiun saat prestasi masih mentereng?
Hulaefi:
Karena memang harusnya sudah regenerasi, di zaman sekarang ini juga anak-anak cepat perkembangannya. Udah gitu juga terkendala cedera yang cukup lama. Banyak cedera di lutut, di pinggang, engkel gitu.
Jadi makanya saya mikir mungkin sudah cukup kali ya. Saya juga udah dari kecil, dari SD sampai kemarin 2018 itu saya bergelut di wushu, bertanding di junior, bertanding di senior, dan Alhamdulillah yang terakhir di Asian Games 2018 cukup memuaskan.
Achmad Hulaefi Foto: REUTERS/Beawiharta
Apakah ada pertentangan dari pelatih atau orang-orang terdekat sebelum memutuskan pensiun?
ADVERTISEMENT
Hulaefi:
Ya awalnya sih dari Pengprov DKI masih mau saya bertanding di PON, cuma saya bilang lagi, saya sudah cukup. Terus cedera juga lumayan karena setiap bergerak ada gangguan. Jadi saya putuskan untuk cukup, terus juga di bawah saya juga junior-junior saya kemampuannya juga sudah cukup.
Lindswell:
Sebenarnya dari 2015 sudah ingin pensiun. Alasan utamanya cedera, karena memang saya sudah cedera dari 2009 di lutut kanan dan akhirnya lutut kiri juga cedera. Otomatis saya enggak bisa latihan full kayak teman-teman lain. Dan juga kebetulan di 2018 kemarin Asian Games di Indonesia, jadi dari KONI pusat, KONI daerah, juga request-nya memang ‘ya udah coba kamu sampai Asian Games gimana’. Jadi biar ada penutupan yang baik lah gitu.
Lindswell Kwok. Foto: Rafael Ryandika/ kumparan.
ADVERTISEMENT
Jadi berusaha maksimal untuk dapat hasil terakhir terbaik, dan saya sudah cukup puas juga. Biar ada regenerasi lagi juga gitu, Jadi kayaknya sudah cukup, saya kenyang.
Kalau enggak cedera masih bakal tetap jadi atlet?
Hulaefi:
Kalau saya kemungkinan iya. Komunikasi juga sama istri, waktu itu sih dia ngizinin di sini untuk saya bertanding lagi. Ya mungkin kalau saya enggak cedera masih lanjut.
Murid Achmad Hulaefi berlatih wushu di Ruang Serba Guna SMA Triguna, Jakarta, Rabu (19/6). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Atlet sangat rentan dengan cedera. Ada tips bagi para atlet untuk menghindari cedera?
Hulaefi:
Ya setiap atlet pasti punya masalah tersendiri, apalagi masalah cedera pasti sih. Terlebih di cabang olahraga wushu yang tiap hari kita harus akrobatik, lompat terus, benturan terus, dan itu dilakukan setiap hari. Sehari aja kita dua kali latihan, jadi pasti setiap atlet wushu ada kendala di cedera engkel, di lutut, di pinggang. Enggak hanya saya, atlet-atlet junior banyak yang cedera sampai dioperasi, sampai setahun dia pemulihan gitu. Jadi rentan banget sama cedera.
ADVERTISEMENT
Kalau saran saya itu balik lagi ke atletnya masing-masing, dia mau disiplin sama dirinya sendiri apa enggak. Seperti kalau habis latihan harus stretching, terus kalau libur latihan kita harus sport massage. Harus terapi latihan, penguatan otot-otot. Kalau dari atletnya sendiri enggak disiplin itu pasti cedera.
Itu jadi masalah atlet di semua negara?
Semua. Di Indonesia atlet yang cedera itu menurut saya enggak terlalu berat dibandingkan di China. Di China cedera sampai operasi sudah sering. Intensitas latihan mereka kan sangat berat ya. Apalagi latihan weight training mereka juga berat, program latihan fisik, latihan teknik mereka juga sudah berat. Jadi lebih rentan cedera mereka sebenarnya dari pada kita.
Achmad Hulaefi saat melatih wushu di Ruang Serba Guna SMA Triguna, Jakarta, Rabu (19/6). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Jadi waktu mau tanding Asian Games 2018 sebenarnya kondisi Anda tidak prima? Bagaimana persiapannya supaya tetap bisa dapat medali dalam kondisi fisik kurang baik?
ADVERTISEMENT
Saya mau tanding itu habis cedera. Saya coba cek dengan dokter ternyata cedera saya karena overtraining. Itu ada rasa takut dari diri saya. Makanya saya berinisiatif untuk latihan lebih keras, lompatan yang biasa saya cuma lakukan misalkan 10 kali, saya lakukan 20 kali. Terus biasanya latihannya cuma berapa sesi, saya lebih gitu.
Saya belum pernah sih cedera separah ini. Setiap latihan saya mengeluh sakit di dengkul, di engkel, di pinggang. Pas tanding di Asian Games itu saya takut banget gitu sampai sebelum tanding, udah di Jakarta pun, saya masih merasa takut. Saya berdoa, minta restu sama orang tua ya akhirnya bisa, gitu.
Setelah pensiun apakah masih ada terapi pemulihan?
ADVERTISEMENT
Ada, terutama terapi latihan. Jadi pas selesai itu saya terapi latihan untuk penguatan. Pas mau mulai latihan stretching lebih banyak karena itu juga ngaruh untuk penguatan otot.
Jadi setelah pensiun masih latihan wushu juga?
Karena saya dari kecil hobi olahraga. Eggak wushu aja gitu, saya bisa nge-gym, saya bisa jogging gitu. Jadi emang setelah pensiun saya tetap olahraga. Apalagi saya megang tim klub Yayasan Inti Bayangan. Jadi selalu aktif di wushu.
Olahraga favorit sekarang selain wushu?
Olahraga buat menjaga tubuh aja kayak nge-gym, jogging, gitu-gitu aja sih. Soalnya kan saya juga masih bekerja di PNS, di Walikota Jakarta Selatan, Sudin Olahraga. Jadi selingan itu olahraga.
Pekerjaan di Sudin Olahraga Jaksel ada kaitannya dengan wushu juga?
ADVERTISEMENT
Ada sih karena kan saya di bidang prestasi. Jadi setiap ada invitasi kejuaraan terus Popkot (Pekan Olahraga Pemerintah Kota), Porprov (Pekan Olahraga Provinsi), itu ada beberapa cabang beladiri termasuk wushu. Jadi kalau misal ada di cabang olahraga wushu saya ngurusin.
Achmad Hulaefi dan Lindswell Kwok saat ditemui di Ruang Serba Guna SMA Triguna, Jakarta, Rabu (19/6). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Kalau Lindswell, bagaimana mempersiapkan diri sebelum bertanding di Asian Games dalam kondisi usai cedera?
Kalau dari diri sendiri sih pastinya harus latihan yang lebih pintar lagi karena untuk latihan keras sudah enggak mungkin. Saya cedera sampai sekarang juga belum sembuh. Tapi gimana mensiasati agar di hari H-nya bisa tampil maksimal jadi enggak overtraining dan kekuatan otot untuk penunjangnya dijaga. Gimana caranya latihan sedikit tapi berbobot gitu.
Saya enggak latihan sebanyak teman-teman yang lain misalnya mereka mengulangi 10 kali, saya cukup 3-4 kali tapi benar-benar maksimal, bersih tanpa potongan. Jadi mengurangi latihan tapi kualitasnya yang diperbaiki.
ADVERTISEMENT
Setelah pensiun masih mau kembali ke wushu enggak?
Kalau saya sih enggak. Benar-benar istirahat.
Enggak mau jadi pelatih?
Belum tahu sih pokoknya lihat keadaannya kayak gimana dulu, karena saya sekarang memang benar-benar pengin istirahat total dari wushu. Karena waktu itu sudah sangat sangat, sangat jenuh dan tekanannya juga buat saya besar sekali. Tekanan dari pertandingan terakhir, beberapa tahun terakhir, karena cedera juga ya. Karena sudah lama juga di wushu jadi saya pengin cuti dulu dari wushu. Mungkin nanti bakal ngelatih tapi enggak tahu kapan.
Murid Achmad Hulaefi berlatih wushu di Ruang Serba Guna SMA Triguna, Jakarta, Rabu (19/6). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Sepertinya para atlet pernah mengalami masa jenuh. Ada tips untuk atlet yang sedang jenuh agar tetap bisa fokus dan berprestasi?
Kalau saya, selalu dalam hati ingetin diri sendiri, saya sudah dari kecil latihan, sudah capek, sudah ngorbanin waktu, yang paling penting itu waktu. Jadi jangan mau rugi gitu, jangan ngejalanin sesuatu apapun itu, setengah-setengah. Jadi benar-benar capai sesuatu, bukan cuma ngabisin waktu doang.
ADVERTISEMENT
Karena untuk apa aku latihan tapi enggak berprestasi, cuma ngabisin waktu aku, masa muda aku. Jadi aku harus, apapun itu, mau aku jenuh, aku masih muda gitu dan aku sanggup. Ya udah kenapa aku nggak mikirin ke arah prestasi dan aku harus serius.
Kalau Hulaefi gimana? Apalagi dulu katanya waktu kecil sebenarnya hobinya sepak bola?
Kalau masih kecil emang waktu itu suka bola karena setiap anak kecil apalagi cowok kalau main bola happy banget kan. Pengin terjun di sepak bola tapi enggak ada sarana ke situ, yang ada cuma sarana ke wushu karena paman saya sendiri kan pelatih ya, pelatih sendiri. Beliau kan atlet wushu juga terus selesai jadi atlet wushu dia buka klub, dia pelatihnya. Yaudah saya coba di wushu.
ADVERTISEMENT
Akhirnya jenuh karena latihannya gitu-gitu aja, bosan, saya latihannya malas-malasan, stop setahun. Tapi akhirnya latihan lagi dan mulai dikasih jurus. Dikasih jurus senjata golok, dikasih jurus toya, dikasih jurus tangan kosong, mulai tertarik lagi.
Dan pas saya jadi atlet, kerjaan saya pagi sore latihan tiap hari, yang libur cuma hari Minggu. Pasti orang kayak gitu jenuh dong. Ya paling kalau ngatasin kejenuhannya saya cuma lihat target saya apa gitu. Setiap hari saya latihan buang-buang waktu, habis cuma di wushu. Di sekolah kita enggak dapat, pergaulan juga enggak dapat, di keluarga juga sedikit waktunya.
Ya udah mau enggak mau lihat targetnya, prestasi kita tuh mau di puncaknya. Apalagi setiap kejuaraan multi event pasti ada bonusnya. Saya mikir ke situ aja. Jadi nanti kita juara, kita dapat prestasi, dapat nama gitu kan, terus dapat bonus.
Achmad Hulaefi Foto: REUTERS/Beawiharta
Bonusnya untuk apa kemarin yang dari Asian Games 2018?
ADVERTISEMENT
Hulaefi
Saya alhamdulillah kan waktu itu lagi bangun rumah terus sudah, tapi belum terlalu rapi banget. Jadi sebagian buat dirapiin, sebagian lagi saya buat bisnis.
Lindswell
Saya sebagian buat bisnis jadi untuk masa depan lah itu, kan emang udah nggak latihan, harus mikirin masa depan kayak gimana. Jadi bagian saya untuk bisnis.
Yang bisnis clothing itu?
Hulaefi
Kalau saya sebelumnya kan sudah punya clothing-an dari tahun 2015. 2015 enggak kepegang karena masih aktif di wushu. Akhirnya sekarang sudah pensiun ngerintis lagi nih, dari bonus-bonus saya mau merintis bareng istri juga.
Enggak ada rencana untuk bisnis yang ada kaitanya sama wushu?
Hulaefi
Kalau wushu saya mau ngembangin di klub saya, klub paman saya juga. Itu klub saya Yayasan Wushu Inti Bayangan mungkin saya mau memperbesar atau buka cabang gitu mungkin masih menuju ke situ. Targetnya mau ngembangin yayasan ini sampai di setiap daerah ada klub saya gitu. Juga bisa menyebar ke seluruh Indonesia, maunya sih gitu insyaallah.
ADVERTISEMENT
Lindswell
Juga pasti pengin dari yayasan ini kita bisa nyumbangin atlet yang berprestasi di nasional maupun internasional.
Murid Achmad Hulaefi berlatih wushu di Ruang Serba Guna SMA Triguna, Jakarta, Rabu (19/6). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Sejauh ini bagaimana, ada yang sampai nasional-internasional?
Hulaefi
Alhamdulillah sih setiap event nasional ataupun internasional dari Yayasan Wushu Inti Bayangan ada beberapa atlet kita yang berlaga di sana. Ada juara nasional juga ada juara internasional.
Yayasan ini banyak membibitkan atlet ya?
Ya dari saya masih atlet pun yayasan ini juga sudah menyumbang atlet-atlet yang berpotensi.
Hulaefi, kabarnya Anda penggemar Jackie Chan? Apakah itu yang mendorong bergabung ke wushu?
Yang tadinya saya suka sepak bola terus saya berlaga di wushu, karena terpaksa juga disuruh sama paman saya. Terus saya mulai cari tahu wushu itu apa sih dan ternyata di zaman itu kan lagi booming-boomingnya film Mandarin, film Jet Li, Bruce Lee, Jackie Chan, Wong Fei Hung, di bioskop. Diajak nonton sama om, keren kan tuh, gerakannya ada akrobatik. terus yang saya suka tuh nolongin orang yang susah gitu jadi kayak superhero gitu kan.
ADVERTISEMENT
Wah saya suka banget tuh, jurus-jurusnya kan enggak monoton, akrobatik gitu. Terus ada jurus-jurus binatang, macam-macamlah, senjatanya juga macam-macam. Ya udah saya suka dengan kayak gitu, oh ternyata ini olahraga wushu. Yaudah saya coba ternyata bosan hehe. Karena dulu belajar wushu enggak cepet, enggak langsung dapat jurus.
Waktu bosen itu kapan?
Kalau enggak salah kelas 5 SD, terus kelas 6 saya mulai lagi. Baru mulai saya baru dapat jurus, saya langsung ikut tanding dan pas kebetulan pertandingan pertama saya itu seleksi untuk masuk tim DKI.
Alhamdulillah saya juara, langsung dapat dua emas, saya ngalahin atlet yang udah lama. Akhirnya saya mulai disamperin sama pengurus Pengprov DKI terus masuk tim DKI. Dari situ ikut kejuaraan junior, kejuaraan senior, sampai kemarin.
Murid Achmad Hulaefi berlatih wushu di Ruang Serba Guna SMA Triguna, Jakarta, Rabu (19/6). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Kalau Lindswell apa yang membuat tertarik wushu?
ADVERTISEMENT
Waktu 2002/2003 ada Pelatnas SEA Games di Medan dan waktu itu saya latihan sendiri, dilatih sama abang saya, Iwan. Di sana saya lihat langsung bagaimana atlet profesional berlatih, kelihatan kan gimana semangatnya mereka, keseriusan mereka, berbeda gitu. Beda dengan saya yang latihan sama anak kecil, cuma pengulangan jurus basic. Nah begitu mereka latihan, itu membuuat saya, ‘oke aku mau kayak mereka’ gitu.
Katanya kondisi tempat latihan di Pelatnas sebelum Asian Games sangat memprihatinkan. Seperti apa suasanya?
Hulaefi
Persiapan SEA Games 2017 itu kita punya hall udah nggak layak. Panas di gudang, bocor. Bocor nya sih kita suka karena latihannya jadi libur, haha. Gimana kita mau latihan sebelah sana ember, kiri ember, depan ember, belakang ember. Bayangin tuh.
ADVERTISEMENT
Terus kita mau latihan nih udah dikit dikit lagi pertandingan, digembok karena belum bayar. Senjata kita udah-udah benar-benar kritis, udah mau putus kita masih pakai. Sampai segitunya. Bayangin aja dengan keadaan kayak gitu aja kita masih juara apalagi kita diberi fasilitas yang yang memadai.
2017 masih parah begitu kondisinya?
Iya. Akhirnya waktu itu menteri kita, Pak Imam Nahrawi datang tuh, baru kita keluarin unek-unek kita. Habis itu kita diberangkatkan ke China sebulan. Lebih baik latihan di sana daripada di sini kan fasilitas nggak memadai.
Sekarang (fasilitas) udah alhamdulillah banget, tempat latihannya AC terus karpet wushu ada karpetnya lagi.
Apa istimewanya latihan di China?
Latihan di China adalah momen yang ditunggu-tunggu karena fasilitasnya memadai. Latihannya juga beda karena atlet sana Masya Allah juga tekniknya, tinggi akrobatiknya. Di sana banyak banget ilmu yang kita dapat.
Murid Achmad Hulaefi berlatih wushu di Ruang Serba Guna SMA Triguna, Jakarta, Rabu (19/6). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Apa arti wushu untuk Anda?
ADVERTISEMENT
Lindswell
Wushu itu memang yang membentuk karakter saya, membuat hidup saya lebih berwarna dan mengajarkan banyak hal di hidup. Apa yang baik untuk saya, apa yang tidak baik dan itu yang membuat saya menjadi diri saya sekarang.
Hulaefi
Karena dari dulu saya olahraganya ini, mungkin karakter saya jadinya ada di olahraga ini. Rutinitasnya, apanya. Jadi pagi-pagi itu latihan terus siang kita istirahat, sorenya kita latihan. Jam 9 jam 10 malam udah udah ngantuk gitu. Selesai dari wushu karakternya kayak gitu. Jadi kalau enggak tidur siang tuh kayaknya pusing kepala.
Sekarang kan Lindswell lagi hamil, apakah anak kalian mau diminta jadi atlet juga nanti?
Hulaefi
Kalau saya mungkin ini cuma jadi olahraga aja enggak sampai jadi atlet. Tapi tergantung anaknya sendiri sih.
ADVERTISEMENT
Lindswell
Tergantung anaknya, kalau cowok kalau memang dia mau ya udah tapi kalau cewek saya sih nggak akan mengarahkan ke sini gitu. Tapi kalau cowok emang dia mau enggak apa-apa, tapi harus disiplin.
Hulaefi mengidolakan Habib Nurmagamedov? Kenapa?
Saya tuh suka banget sama dia karena dia juara UFC kan. Enggak UFC aja sebenarnya dia kalau nggak salah beladirinya sambo, itu dia juga juara. Apa aja dia juara. Dari situ kan kelihatan karakter orangnya pasti disiplin sama dirinya sendiri, latihan juga gila, terus satu lagi, dia taat sama agamanya.
Sering ikut kajian ustaz Khalid Basalamah?
Iya. Sebenarnya enggak hanya ustaz Khalid Basalamah aja, kajian yang berisi ilmu agama Islam yang sesuai Alquran dan sunnah. Saya sudah ikut pengajian itu dari 2015 dan memang kebetulan paling nyangkut waktu itu pas demen ngaji memang dari ustaz Khalid Basalamah. Saya lihat kan ini beda nih daripada yang lain kan.
ADVERTISEMENT
Bukannya gimana sih, maksudnya pas saya ngaji sama beliau itu isinya ilmu semua, jadi enggak ada lucu-lucuan, enggak ada provokasi, murni ajaran Nabi Muhammad SAW. Jadi kita kayak kuliah gitu, pengajiannya tu kayak kuliah, saya suka yang kayak gitu.
ADVERTISEMENT
Selain ustaz Khalid Basalamah?
Ustaz Syafiq Basslamah, ustaz Firanda yang kemarin habis diusir di Aceh, ustaz Yazid, ustaz Abdul Hakim, banyak sih.
Mengikuti kajian rutinnya juga?
Kalau saya bisa aja sih, karena kan saya ngelatih juga. Kalau saya enggak ngelatih atau hari libur, saya ngaji.
Apakah nilai-nilai yang mereka ajarkan mempengaruhi Hulaefi dan Lindswell dalam kehidupan sehari-hari?
Oh iya. Contoh kita bisa mendisiplinkan diri kita sendiri, dan kita tu harus taat sama pemerintah. Meskipun pemerintah zalim, kita disuruh taat tapi yang enggak keluar dari jalur agama.
ADVERTISEMENT
Prestasi internasional Lindswell Kwok:
Medali Perunggu Kejuaraan Dunia Junior, Kuala Lumpur 2006
Medali Perunggu Asia Junior Wushu Champ, Macau, 2007
Medali Perak World Junior Wushu Champ Bali, 2008
Medali Emas dan perunggu ASEAN Junior, Macau, 2009
Medali Emas dan perunggu World Wushu Champion Toronto, Kanada, 2009
Medali Emas Sport Accord Combat Games, Beijing, 2010
Medali Emas SEA Games 26th Jakarta, 2011
Medali Perak World Wushu Champ, Turki, 2011
Medali Perunggu Asian Wushu Champ, Vietnam, 2012
Medali Emas Islamic Solidarity Games, Palembang, 2013
Medali Emas World Games, Columbia, 2013
Medali Emas Sport Accord Combat Games, St. Petersburg, 2013
Medali Emas dan perak World Wushu Championship, Malaysia, 2013
Medali Emas SEA Games 27th, Myanmar, 2013
ADVERTISEMENT
Medali Perak Asian Games Incheon, Korsel, 2014
Medali Emas ASEAN University Games Incheon, Korsel, 2014
Medali Emas 1st World Taijiquan Champ, 2014
Medali Emas, Kejuaraan Dunia Wushu, Rusia, 2017
Medali Emas Asian Games 2018 Jakarta-Palembang.
Prestasi internasional Achmad Hulaefi:
Medali perak Kejuaraan Asia Singapura 2005
Medali perak Kejuaraan Asia Singapura 2005
Medali perunggu Kejuaraan Dunia Junior Malaysia 2006
Medali perunggu Kejuaraan Dunia Junior Malaysia 2006
Medali perunggu Kejuaraan Dunia Junior malaysia 2006
3 Medali emas Kejuaraan Internasional Hong Kong 2010
3 Medali emas nomor daoshu putra Kejuaraan Internasional Beijing 2010
1 Medali emas SEA Games Palembang 2011
2 Medali emas dan 1 perak SEA Games Myanmar 2013
Medali Perunggu Asian Games Jakarta 2018
ADVERTISEMENT