Jeka Saragih Ingin Putar Lagu Tradisional Batak di Duel Debut UFC

21 Oktober 2023 11:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jeka Saragih berlatih jelang pertarungan Road to UFC di AS. Foto: Kevin Kurnianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Jeka Saragih berlatih jelang pertarungan Road to UFC di AS. Foto: Kevin Kurnianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Jeka Saragih bakal debut bertarung di UFC pada 18 November 2023. Petarung asal Simalungun tersebut berencana memutar lagu tradisional Batak untuk mengiringi duelnya kontra petarung berkebangsaan Amerika Serikat (AS), Jesse Butler.
ADVERTISEMENT
Jeka adalah petarung Indonesia pertama yang dikontrak oleh UFC. Debutnya begitu dinanti-nanti banyak orang dan di sisi lain ia juga ingin mengharumkan nama Indonesia. Namun juga, secara khusus ia mau menunjukkan kebanggaannya sebagai petarung beretnis Batak.
"Satu bulan lagi saya akan bertanding di panggung Pentas UFC USA (Las Vegas). Saya akan mengibarkan Bendera Merah Putih dengan lagu tradisional yang berasal dari Sumut tepatnya 'Di Tanoh Habonaron do Bona' (Simalungun)," tulisnya di akun Instagram resminya, Jumat (20/10).
"Untuk teman-teman saudara dan keluarga saya mohon doanya untuk pertandingan saya di tanggal 18 November 2023 supaya saya dimudahkan dalam pelatihan dan tetap diberikan kesehatan maupun keselamatan dalam bertanding, saya akan berusaha keras dan akan memberikan yang terbaik di pertandingan nanti," tandasnya.
Jeka Saragih berlatih jelang pertarungan Road to UFC di AS. Foto: Kevin Kurnianto/kumparan
Venue pertarungan adalah UFC Apex di Enterprise, Nevada. Duel Jeka vs Butler akan meramaikan pertarungan Brendan Allen vs Paul Craig yang menjadi headline UFC Fight Night 232.
ADVERTISEMENT
Jeka Saragih mendapatkan kontrak lima duel dari UFC pada 9 Februari lalu. Sebelumnya, petarung 28 tahun ini mengikuti Road to UFC, tetapi kalah di final dari petarung India bernama Anshul Jubli.
Walau begitu, Jeka tetap diberi kontrak oleh UFC. Pertarungan melawan Jesse Butler akan menjadi pembuktian pertama petarung Indonesia di octagon.