Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Final IBL edisi 2019 terasa begitu spesial karena di panggung itulah Satria Muda (SM) dan Stapac Jakarta akan kembali beradu. Saking megahnya, banyak pihak —termasuk IBL sendiri— menyebut bahwa laga ini tak ubahnya El Clasico versi basket Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, SM dan Stapac telah bertemu 10 kali di final kompetisi basket tertinggi di Indonesia. Menariknya, kedua tim sama-sama memenangi 5 pertandingan. Fakta bahwa kedua tim terakhir kali bertemu di final pada 2014 menjadi daya tarik lainnya.
Selain soal sejarah, perjalanan kedua tim musim yang tak ubahnya David dan Goliath jadi daya tarik tersendiri pula. Adalah SM yang pantas menyandang status sebagai David karena sempat 9 kali kalah dalam total 18 laga babak reguler. Sementara, Stapac perkasa seperti Goliath karena hanya kalah di pertandingan pertama selama babak reguler.
Dengan narasi seperti ini, jangan heran jika Britama Arena begitu ramai pada Kamis (21/3/2019). Di tempat tersebut, SM akan menjadi tuan rumah sebelum menjalani final dua —dan tiga jika diperlukan— di GOR C-Tra, Bandung, pada Sabtu (23/3) dan Minggu (24/3).
ADVERTISEMENT
Walau sebenarnya laga final IBL baru bermula pukul 19:00 WIB, antrean panjang untuk verifikasi tiket sudah terlihat sejak tiga jam sebelumnya. Begitulah hasil amatan kumparanSPORT. Selain itu, loket untuk penjualan tiket on the spot juga tak kalah ramainya.
Untuk penjualan sendiri, panitia penyelenggara mengklaim bahwa tiket untuk penjualan via daring telah ludes. Sementara, tiket offline belum diketahui pasti angka penjualannya. Walau begitu, antrean di tempat penukaran tiket dan loket tiket on the spot tetap ramai sampai berita ini ditulis.