Jelang Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis, PBSI Ultimatum Della/Rizki

13 Agustus 2019 16:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Della Destiara Haris dan Rizki Amelia Pradipta saat pertandingan Blibli Indonesia Open 2019 di Istora Senayan, Kamis (18/7). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Della Destiara Haris dan Rizki Amelia Pradipta saat pertandingan Blibli Indonesia Open 2019 di Istora Senayan, Kamis (18/7). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Memasuki tahun 2019, Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta dipisahkan dan dipasangkan dengan partner yang berbeda-beda. PBSI mengambil langkah ini untuk mengatrol prestasi mereka di sektor ganda putri.
ADVERTISEMENT
Della sempat berpasangan dengan Virni Putri dan Tania Oktaviani Kusumah, sementara Rizki dipasangkan dengan Ni Ketut Mahadewi Istarani. Namun, tak sekali pun perubahan pasangan ini membuahkan gelar juara.
Della/Rizki akhirnya kembali dipasangkan pada ajang Kejuaraan Bulu Tangkis Asia 2019. Namun, hingga turnamen teraktual di Thailand Terbuka 2019, tak ada gelar juara yang mampu mereka persembahkan.
Jangankan podium puncak, langkah Dell/Rizki mayoritas selalu terhenti di babak pertama dan paling jauh sampai di babak kedua. Atas rapor merah ini, PBSI akhirnya melayangkan ultimatum kepada ganda putri peringkat 19 dunia tersebut.
Susy Susanti, selaku Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, menyebut Surat Keputusan (SK) Prioritas Della/Rizki berpotensi dicabut jika mereka tak jua menunjukkan progres di turnamen-turnamen selanjutnya.
ADVERTISEMENT
Penilaian ini mulai diberlakukan pada Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2019 di Basel, Swiss, 19-25 Agustus 2019. Susy juga menuturkan akan menurunkan level pertandingan Della/Rizki ke Super 300 (Taiwan Terbuka 2019) dan 100 (Vietnam Terbuka) dengan target meraih juara.
Della Destiara Haris dan Rizki Amelia Pradipta saat pertandingan Blibli Indonesia Open 2019 di Istora Senayan, Kamis (18/7). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
"Della/rizki (jika ditotal) sudah 17 kali pertandingan sampai Taiwan Terbuka 2019 nanti. Dari situ kita melihat data, prestasinya apa, poinnya berapa. Terus kalau mereka tidak masuk (final) kita tidak mungkin kasih kesempatan," kata Susy saat ditemui di Pelatnas Cipayung, Selasa (13/8/2019).
"Kita melihat prestasi sebelumnya, banyak babak satu dan dua terhenti. Terakhir sampai Vietnam, baru kita lihat karena tidak turun di Super 1000. Apakah dengan diturunkan levelnya masih bisa bersaing? Kalau tidak otomatis SK Prioritasnya akan ditarik," ucapnya.
ADVERTISEMENT
SK Prioritas sendiri memungkinkan atlet mendapat jatah pertandingan lebih banyak ketimbang SK lain seperti Pratama atau Utama. Jika pemain ingin menambah jumlah turnamen, mereka bisa berangkat dengan menggunakan biaya sendiri.
Susy pun berharap ultimatum PBSI ini bisa mendongkrak motivasi Della/Rizki. Terlebih, mereka merupakan ganda putri Indonesia yang diproyeksikan menembus Olimpiade 2020 selain Greysia Polii/Apriyani Rahayu.
"Sekarang tugasnya pelatih karena kita mengevaluasi dan monitoring dari target. Kalau target tidak masuk, ya, pastinya ada peringatan. Pertanggung jawabannya seperti apa, baik dari pemain dan pelatih. Sistem sudah jelas bahwa setiap pertandingan ada targetnya masing-masing."
"Kita maunya dua (lolos ke Olimpiade), makanya kita kasih kesempatan Della/Rizki. Mereka sudah banyak pertandingan, berarti kesempatan banyak, tapi poinnya yang didapat sedikit. Kalau peluangnya agak kecil, kita turunkan SK Prioritasnya. Kalau juara, PBSI kasih reward," pungkas Susy.
ADVERTISEMENT