Jr. NBA: Tak Hanya soal Basket, tetapi Juga Manusia

17 Oktober 2019 14:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Scott Levy, Managing Director NBA Asia. Foto: Arif Utama/kumpara
zoom-in-whitePerbesar
Scott Levy, Managing Director NBA Asia. Foto: Arif Utama/kumpara
ADVERTISEMENT
Sudah lima tahun berlalu semenjak program Jr. NBA diluncurkan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Hingga saat ini, kampanye pembinaan yang diinisiasi NBA itu telah menjangkau 16,5 juta anak, 44 ribu guru, dan 35 ribu sekolah dari 21 kota berbeda.
ADVERTISEMENT
Meski telah mendapatkan respons sebesar ini, NBA tak ingin program mereka hanya Coaching Clinic saja. Kamis (17/10/2019) pagi WIB, NBA resmi menjalin kerja sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk program terbaru yang terasa segar.
Nantinya, kurikulum Jr. NBA bakal masuk dalam mata pelajaran pendidikan jasmani atau ekstrakulikuler basket mulai dari SD hingga SMA -- termasuk juga yang sederajat -- yang ada di Jakarta. Potensinya besar, karena ada sekitar 3.100 sekolah di Jakarta.
Dari program ini, NBA tentu berharap bisa membentuk pebasket-pebasket dengan kualitas yang mumpuni. Namun, itu bukan satu-satunya tujuan mengapa kerja sama ini, atau bahkan Jr. NBA, dijalankan perusahaan asal Amerika Serikat itu.
Managing Director NBA Asia, Scott Levy, sadar bahwa menjadi manusia yang lebih baik merupakan hal besar daripada basket. Nah, itulah sebab Jr. NBA digelar di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Tentu tak bisa dimungkiri jika kami ingin melihat pebasket dari Indonesia mentas di NBA. Tetapi, nilai dari program ini jelas lebih besar dari sekadar membentuk pebasket yang andal," kata sosok yang telah bekerja untuk NBA sejak 2009 itu.
Acara Jr. NBA di GOR Soemantri Brodjonegoro. Foto: Arif Utama/kumparan
"Kami ingin mengajarkan mereka perihal nilai-nilai penting dari olahraga. Seperti kerja sama, sikap baik, rasa hormat, dan sportivitas. Intinya, dengan Jr. NBA, kami ingin generasi-generasi selanjutnya lebih aktif, dan lebih sehat. Karena tentu impaknya juga akan terasa kepada keluarga," lanjut Levy.
Soal potensi Indonesia di bidang basket sendiri, Levy meyakini bahwa sebenarnya besar. Dia sendiri menjadikan antusiasme Asian Games 2018 sebagai acuan. Indonesia mengakhiri ajang tersebut di posisi keempat dengan 98 total medali.
ADVERTISEMENT
"Saya rasa Asian Games 2018 sudah menunjukkan semuanya. Negara ini begitu menjanjikan untuk olahraga, sehingga ajang tersebut berjalan spektakuler. Mulai dari antusiasme hingga prestasi Indonesia, semuanya menyakinkan," ucap Levy.
"Jika anak-anak mendapatkan kesempatan untuk bermain dan dibimbing, saya yakin masa depan tak hanya basket tetapi juga olahraga di Indonesia bakal tetap cerah," pungkasnya.