Kala Mike Tyson Menjelma sebagai Tukang Pukul Muhammad Ali

30 Juni 2020 20:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mike Tyson dan Muhammad Ali. Foto: Steve Marcus/REUTERS dan Gary Hershorn MR/VP/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Mike Tyson dan Muhammad Ali. Foto: Steve Marcus/REUTERS dan Gary Hershorn MR/VP/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di momen ulang tahun Mike Tyson yang ke-54, kumparanSPORT menyajikan stori tentangnya yang berlatar tahun 1988. Ada sebuah duel ketika dia mewakili Muhammad Ali untuk memukul KO Larry Holmes. Simak kisahnya.
ADVERTISEMENT
***
Itulah kalimat yang dilontarkan Larry Holmes tentang gurunya, Muhammad Ali. Ya, petinju berjuluk Easton Assassin itu pernah berguru pada The Greatest. Mereka tadinya kerap berlatih bersama, menjadi lawan sparring untuk satu sama lain hingga ratusan ronde.
Namun, ketika gilirannya berada di puncak, Holmes berlagak congkak. Dia bak kacang lupa kulitnya, kepiting lupa cangkangnya, ngengat lupa kepompongnya.
Larry Holmes pernah merengkuh gelar WBC, IBF, hingga The Ring heavyweight. Foto: Action Images/Sporting Pictures/Crispin Thruston via REUTERS
Kalimat itu diteriakkan Ali tepat di depan hidung Holmes kala keduanya berdiri di atas ring Caesars Palace, Paradise, Nevada. Ya, hari itu, 2 Oktober 1980, mereka dijadwalkan bertarung.
Holmes berstatus juara bertahan WBC dan itu merupakan duel ke-36-nya. Sementara bagi Ali, itu merupakan pertarungannya yang ke-60. Pemenang duel itu juga akan mendapat titel The Ring heavyweight.
ADVERTISEMENT
Asal tahu saja, kalimat di atas dilontarkan Ali sebelum duel dimulai. Ya, memang sesangat panas itu atmosfer duel yang dilabeli tajuk 'The Last Hurrah' oleh Don King tersebut.
Momen Muhammad Ali menganvaskan Sonny Liston. Di foto ini, Ali masih dalam masa primanya. Foto: AFP
Ali sudah tak prima kala itu. Gejala penyakit parkinson sudah mulai menjangkitinya. Tangannya gemetaran, bahkan ada yang menilai, si petinju kelahiran Louisville, Kentucky, kesulitan berdiri tegak.
Tak pelak, Holmes-lah yang keluar sebagai pemenang, walau dia perlu 10 ronde untuk memberi Ali kekalahan keempat dalam kariernya. Petinju kelahiran Cuthbert, Georgia, itu menang lewat referee technical decision (RTD). Ali menyerah di pojok ring.
Dari sekian juta pasang mata yang menyaksikan duel itu, satu di antaranya adalah remaja 14 tahun yang amat mengidolakan Ali. Dia geram, kesal, marah melihat idolanya dibuat tak berdaya oleh Holmes.
ADVERTISEMENT
Dia bertekad untuk meneruskan kariernya ke dunia tinju profesional kelas berat (Heavyweight) laiknya sang idola. Dengan begitu, dia bisa membalaskan dendam Ali terhadap Holmes. Nama pria yang kala itu masih remaja tersebut adalah Mike Tyson.
Momen Mike Tyson usai menundukkan Frank Bruno pada 1996. Foto: AFP/Mike Nelson
"Cus [D'Amato] ingin aku menghajarnya (Holmes) habis-habisan. Aku merasa terhina oleh betapa parahnya dia memukuli Ali," kisah Tyson kepada ESPN, dilansir talkSPORT.
Cus D'Amato adalah mentor Tyson kala itu. Sebenarnya, waktu itu, Tyson tinggal Catskill, area yang berjarak tempuh sekitar satu jam dari Albany, New York. D'Amato mengajak Tyson menonton duel Ali vs Holmes di Nevada.
Keduanya kesal bukan main melihat Ali kalah. Tidak ada yang yang mengucapkan sepatah kata pun dalam perjalanan pulang.
"Keesokan paginya, Cus menelepon Muhammad Ali. Dia bilang kepada Ali, 'Aku punya bocah kulit hitam muda ini yang akan menjadi juara kelas berat suatu hari nanti dan aku ingin kau berbicara dengannya'," kenang Tyson.
ADVERTISEMENT
Singkat cerita, Mike Tyson menjelma sebagai 'monster' di dunia tinju. 'si Leher Beton', Kid Dynamite, hingga The Baddest Man on the Planet. Itulah kumpulan julukan yang disematkan padanya.
Petinju bertipe orthodox itu bertransformasi dari remaja ingusan menjadi 'mesin pencetak KO'. Dalam 19 duel pertamanya, Tyson selalu menang, entah itu lewat KO atau TKO. Dua itu saja.
Kombinasi kecepatan gerakan dan kekerasan pukulannya bak petir yang menyambar habis lawan-lawannya. Sulit untuk bisa mengimbangi Tyson, bisa keluar dengan selamat dari ring saja sudah merupakan anugerah yang tak terkira.
Titel pertamanya adalah juara kelas berat WBC yang ia rengkuh kala berusia 20 tahun 145 hari. Itu adalah rekor tersendiri untuknya, petinju termuda yang meraih titel juara kelas berat.
ADVERTISEMENT
Tyson memenanginya pada 22 November 1986 usai mengandaskan Trevor Berbick (TKO) hanya dalam dua ronde. Sekadar informasi, petinju asal Jamaika itu adalah lawan terakhir Ali dalam karier profesionalnya dan Ali kalah melawannya pada 11 Desember 1981.
Setelahnya, Tyson menggamit titel WBA usai menaklukkan James Smith pada 7 Maret 1987 via unanimous decision (UD). Dia lalu menggondol gelar ketiganya, IBF, pada 1 Agustus 1987 setelah menang atas Tony Tucker (UD).
Sepanjang 1987-1990, Tyson adalah seorang "Undisputed World Heavyweight Champion" karena statusnya yang sebagai pemegang gelar juara WBA, WBC, dan IBF. Dia juga merupakan petinju kelas berat pertama yang bisa mempertahankan tiga titel itu secara berbarengan.
Mike Tyson adalah legenda. Foto: PUNIT PARANJPE / AFP
Oke, lalu bagaimana dengan duelnya dengan Holmes? Ya, itu adalah salah satu duel yang dilakoninya dalam rangka mempertahankan tiga gelar tersebut.
ADVERTISEMENT
Spesifiknya, duel yang dihelat di Convention Hall, Atlantic City, New Jersey, itu adalah duel profesional ke-33 dalam kariernya. Tyson yang berusia 21 tahun 186 hari pada tanggal 22 Januari 1988 itu mengobarkan api dendam di mata dan dadanya.
Siapa pun yang menatap matanya pada hari itu boleh jadi bergidik ngeri. Sebab akhirnya, hari yang dinanti Tyson itu tiba, hari pembalasan untuk sang mentor, Muhammad Ali, yang juga hadir di arena pada hari itu.
Dan hari itu, dendam itu tertuntaskan. Tyson benar-benar mendominasi duel itu dengan kecepatan dan kekuatannya. Hanya butuh empat ronde baginya untuk memukul KO Larry Holmes. Dalam kurun waktu itu, Holmes tiga kali jatuh dan akhirnya benar-benar tersungkur.
ADVERTISEMENT
Sayang, D'Amato tak bisa menyaksikan duel itu karena dia terlebih dahulu wafat pada 4 November 1985. Namun setidaknya, Ali bisa melihat kemenangan itu dengan mata kepalanya sendiri.
Omong-omong, saat dikalahkan Mike Tyson di duel itu, Holmes telah berusia 38 tahun. Dulu, Ali juga berusia 38 tahun saat ditaklukkan Holmes. Impas.
---
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona. Yuk, bantu donasi atasi dampak corona.