Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Final Jepang Terbuka 2019 membuktikan bahwa Indonesia memiliki ganda putra kualitas wahid. Menariknya, kualitas itu ditunjukkan oleh dua generasi berbeda.
ADVERTISEMENT
Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan kembali menjejak ke final. Padahal, baru seminggu lalu mereka baku hantam di laga puncak di rumah sendiri.
Meski demikian, hasil akhir ibarat deja vu. Bertanding melawan Ahsan/Hendra pada Minggu (28/7/2019), Marcus/Kevin menang 21-18, 23-21.
Duel ini dibuka dengan fragmen yang menegaskan bahwa kecepatan adalah kualitas dibawa Marcus/Kevin di setiap laga. Sayangnya, kualitas itu juga memiliki celah.
Salah satunya akurasi yang menurun sehingga membuahkan kesalahan individu. Persoalannya, eror-eror macam itu memiliki andil dalam keberhasilan Ahsan/Hendra menyamakan kedudukan menjadi 6-6 setelah tertinggal 2-5.
Tapi, Ahsan/Hendra juga tidak kebal eror. Misalnya, saat Marcus/Kevin menutup interval dengan keunggulan 11-8. Kala itu, pengembalian Ahsan terlalu jauh sehingga shuttlecock terjatuh di luar lapangan.
ADVERTISEMENT
Kemenangan 21-18 menjadi ganjaran yang setimpal bagi perlawanan Marcus/Kevin. Yang mesti diingat, bukan berarti Ahsan/Hendra melempar handuk begitu saja. Penempatan-penempatan sulit yang merusak permainan Marcus/Kevin membawa mereka unggul 8-3. Salah satunya via dropshot Ahsan yang membuat pengembalian lawan membentur net dalam kedudukan 7-3.
Memimpin 8-5, Ahsan malah gagal menuntaskan tugasnya sebagai motor serangan. Rangkaian jumping smash-nya berbuah poin bagi Marcus/Kevin akibat membentur net. Dalam reli itu, secara bergantian Marcus dan Kevin mengamankan serangan Ahsan.
Duel puncak kali ini membuktikan bahwa bulu tangkis bukan olahraga asal adu cepat. Game plan memiliki peran penting untuk menentukan arah angin. Ahsan/Hendra menjawab tuntutan itu lewat kreativitas serangan yang beberapa kali membuat lawan geleng-geleng kepala.
ADVERTISEMENT
Sadar bahwa junior yang menjadi lawan mereka itu ditopang oleh kualitas fisik yang mumpuni, Ahsan/Hendra mesti melepaskan serangan yang mematikan langkah dulu. Satu kasusnya muncul ketika 'The Daddies' menutup interval dengan keunggulan 11-9.
Di momen ini, Hendra berperan sebagai motor serangan yang menggempur lawan dengan rangkaian smash. Manuver ini ditutupnya dengan elegan. Kejelian pengamatan membikin Hendra membidik sisi backhand Kevin yang ada di ujung lapangan. Keputusan ini jitu. Buktinya, Kevin tak cukup cepat untuk mengembalikan pukulan.
Serangan acap menjadi pertahanan terbaik. Dalam kasus pertandingan ini bercerita soal momen ketika kedua pasangan memulai paruh kedua gim kedua.
Rentetan smash Marcus/Kevin menyasar Ahsan. Sasaran yang dituju kehilangan kontrol sehingga manuver defensifnya justru membuat shuttlecock terlempar ke luar lapangan.
ADVERTISEMENT
Lucunya, kondisi tersebut juga melanda Marcus/Kevin. Pengembalian servis Ahsan yang rendah begitu sulit dijangkau Kevin. Nama yang terakhir disebut memang masih bisa menerima shuttlecock. Tapi, pengembaliannya hanya mampu membenturkan shuttlecock ke net. Lewat pola ini, Ahsan/Hendra memimpin 14-10.
Pemain mana yang tak ngeri saat menyaksikan rekaman pertandingan yang mempertontonkan smash Kevin? Tapi, tenang saja. Gempuran serangan Kevin juga bisa berujung buntung.
Serangan Kevin yang beringas itu mampu diredam oleh Ahsan/Hendra secara bergantian via pukulan backhand. Senjata makan tuan bagi Kevin karena pengembaliannya membuat shuttlecock menabrak net sehingga lawan memimpin 17-14.
Tertinggal tiga poin, Marcus/Kevin memimpin balik 18-17. Marcus/Kevin tidak menurunkan tekanan dan mempertahankan kendali laga sesering mungkin. Smash keras Marcus yang memastikan kedudukan bergeser menjadi 19-20 malah dilengkapi dengan dua poin yang lahir via smash Kevin. Itu berarti, Marcus/Kevin memimpin balik menjadi 21-20.
ADVERTISEMENT
Tidak menyerah sampai laga benar-benar tuntas. Kekerasan kepala seperti ini tidak cuma membawa Marcus/Kevin ke puncak prestasi, tapi membuat ganda putra sekaliber Ahsan/Hendra tak mati digerus zaman.
Dalam situasi genting macam itu, Ahsan masih sanggup melepaskan smash yang membikin juniornya itu salah langkah. Smash yang menyasar ruang kosong antara posisi Marcus dan Kevin itu membuat kedudukan menjadi imbang 21-21.
Vice versa, Marcus/Kevin mempertontonkan kegigihan yang tak kalah hebat. Keduanya tetap tampil garang menggalang serangan dan merapatkan pertahanan. Tekanan Kevin membuahkan hasil. Hentakannya dari depan net mengganjar 'Minions' dengan keunggulan tipis, tapi krusial, 22-21.
Dalam kondisi genting macam ini, kesalahan kecil bisa mengubah arah angin. Itu pulalah yang terjadi di duel ini. Drive Hendra akhirnya ditutup dengan perayaan gelar juara bagi Marcus/Kevin. Pengembalian Hendra tak sempurna sehingga shuttlecock tersangkut di net.
ADVERTISEMENT
Dengan begitu, Marcus/Kevin sukses menimang gelar juara Jepang Terbuka ketiga mereka dalam tiga musim beruntun. Tak cuma itu. Mahkota juara yang dipertahankan di Court 1 Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, ini juga menjadi gelar juara internasional Marcus/Kevin ke-25.