Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Jangan pernah percaya jika Simona Halep berkata bahwa ia akan menghadapi laga final Grand Slam dengan santai. Bertanding melawan Serena Williams di duel pemungkas tunggal putri Wimbledon 2019 pada Sabtu (13/7/2019), Halep menampilkan perlawanan trengginas sejak awal.
ADVERTISEMENT
Perlawanan macam itu pula yang pada akhirnya menggenapkan asanya untuk mengangkat Venus Rosewater Dish pertama dalam hidupnya di tengah-tengah Centre Court All England Lawn Tennis and Croquet Club. Duel melawan Serena itu tuntas dengan kemenangan 6-2 6-2. Itu berarti, Halep merengkuh gelar juara Wimbledon 2019.
Tidak ada dominasi Serena yang biasa dikenal orang-orang di laga ini. Yang ada, juara Wimbledon 2016 ini justru acap melakukan kesalahan sendiri dan tidak matang dalam mengembalikan serangan lawan. Tidak heran jika di set pertama saja Halep bisa memimpin sampai 4-0.
Beruntung karena Serena masih sanggup memenangi dua gim dalam set perdana itu. Namun, sekeras apa pun Serena berusaha bangkit dari permainannya yang buruk, Halep bermain lebih efektif.
ADVERTISEMENT
Daya jelajah yang tinggi menjadi senjata utama baginya untuk melepaskan pukulan ke sudut-sudut yang sulit dijangkau oleh Serena. Berbekal permainan demikian, Halep menutup set pertama dengan kemenangan 6-2.
Satu set lagi, gelar juara yang juga menjadi impian ibunya itu bisa tercapai. Tapi, jika petenis remaja saja bisa mengalahkan pemegang lima juara Wimbledon, bukannya tak mungkin Serena menyerang balik dan mengandaskan asa Halep.
Tanda-tanda kebangkitan Serena terlihat di awal-awal laga set kedua. Meski tertinggal, ia berhasil mengejar: Dari 0-1 menjadi 1-1 dan berlanjut hingga 2-2.
Penempatan bola yang akurat di pengujung gim kelima yang membuat pukulannya dinyatakan out menjadi awal mala bagi Serena. Kesalahan itu ibarat memberi ruang bagi Halep untuk menancapkan dominasinya.
ADVERTISEMENT
Dan benar saja. Memimpin 3-2, Halep tambah menjadi-jadi. Kemenangan di gim keempat itu menjadi kemenangan gim terakhir Serena. Setelahnya, Halep melesat, menutup set kedua dengan kemenangan 6-2.
Halep sebenarnya kalah agresif dibandingkan Serena. Itu ditandai dengan torehan winner dan ace-nya yang tak lebih banyak ketimbang Serena. Halep membukukan satu ace dan 13 winner, sementara Serena mencetak dua ace dan 17 winner.
Yang menjadi persoalan, agresivitas Serena justru menjadi bumerang yang gemar menyerang balik. Permainan wakil Amerika Serikat ini benar-benar berantakan. Itu ditandai dengan 23 unforced error yang dibuatnya. Sementara, Halep bermain rapi dan efektif yang ditandai dengan tiga unforced error.
Tak heran jika Halep mengunci kemenangan dalam waktu kurang dari satu jam. Ya, mimpi satu dekade lebih itu akhirnya terwujud lewat laga puncak selama 56 menit.
ADVERTISEMENT