Kemenpora Terlecut Target Dua Besar SEA Games 2019 dari Presiden

29 November 2019 0:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo menyerahkan bendera kepada Ketua KOI Raja Sapta Oktohari saat pelepasan atlet untuk SEA Games 2019 di Istana Bogor, Rabu (27/11). Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo menyerahkan bendera kepada Ketua KOI Raja Sapta Oktohari saat pelepasan atlet untuk SEA Games 2019 di Istana Bogor, Rabu (27/11). Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo melempar target tinggi kepada kontingen Indonesia yang berjuang di SEA Games 2019. Ia menginginkan rombongan Merah-Putih berada setidaknya di peringkat dua dalam perolehan medali.
ADVERTISEMENT
Target itu diutarakan Jokowi pada acara Pelepasan Kontingen Indonesia ke SEA Games yang digelar di Istana Bogor, Rabu (27/11/2019).
Sejatinya, target tersebut jauh di atas rencana yang diapungkan Chef de Mission (CdM) kontingen Indonesia, Harry Warganegara, dan Komite Olimpiade Indonesia yang cuma mematok empat besar. Namun, Kemenpora menilai Jokowi sah-sah saja memberikan target setinggi itu.
Sejumlah atlet mengikuti acara pelepasan atlet untuk SEA Games 2019 di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (27/11). Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
“Itu kepala negara namanya. Dulu Asian Games 2018 targetnya juga sama. Presiden minimal mematok peringkat tujuh atau delapan," tutur Gatot S. Dewa Broto, Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora), Kamis (28/11/2019).
"Bagi kami, masuk 10 besar saja ngos-ngosan. Ternyata, lompatannya tinggi, empat besar. Ini wajar dan sebagai cambuk supaya atlet betul-betul semangat tinggi. Kalau Presiden cuma menyebut peringkat empat atau lima, itu namanya bukan kepala negara,” tambah Gatot.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Gatot menuturkan bahwa apa yang diinginkan Presiden sudah realistis. Ia menaruh apresiasi kepada Jokowi karena memiliki keyakinan bahwa atlet Indonesia sanggup meraih prestasi tinggi di SEA Games 2019.
“Realistis tidak menyebut juara umum. Saya salut kepada Presiden, memang harus seperti itu. Intinya, harus kerja keras. Saya akui kerja KOI juga sangat berat,” jelas Gatot.