Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Kenapa China Perkasa di Angkat Besi? Pelatih RI Beberkan Rahasianya
7 Agustus 2021 9:56 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Atlet-atlet China bahkan tidak cuma memenangi medali. Enam dari tujuh lifter peraih emas mereka bahkan memecahkan rekor Olimpiade. Bahkan, Shi Zhiyong yang turun di nomor 73 kg putra berhasil memecahkan rekor dunia untuk angkatan total 364 kg.
Kekuatan China bukannya baru-baru ini. Sejak Olimpiade Los Angeles 1984, mereka tak pernah absen medali di angkat besi. Total, ada 62 medali (38 emas, 16 perak, 8 perunggu) angkat besi yang dikoleksi China sejak itu.
Kenapa China bisa seperkasa itu? Dirdja Wihardja selaku pelatih angkat besi RI menerangkan soal itu.
"Salah satunya karena mereka rutin berlatih. Terus juga, mereka itu punya fasilitas [bagus] bukan di pusat doang. Fasilitas-fasilitas di daerah juga. Ibaratnya kayak Cipayung-nya PBSI, ada di daerah-daerah kalau di China. Jadi, enggak cuma satu," katanya kepada kumparan, Kamis (5/8).
ADVERTISEMENT
"Itu menghasilkan bakat-bakat yang lebih banyak. Misalkan Indonesia hanya punya satu Eko, tetapi di sana 'Eko' ada enam orang. Saat kejurnas, semua bersaing ketat (lebih kompetitif) menuju Olimpiade. Mereka latihan terus karena pesaingnya banyak."
"Kalau di Indonesia, kadang tuh ada atlet yang 'Ah, gua ngangkat segini saja enggak ada yang bisa ngejar'. Jadi, cepat puas dan terlena," tambahnya.
Tidak hanya soal fasilitas dan kompetisi, tetapi juga ada faktor lain. Coach Dirdja Wihardja menyoroti soal kecerdasan China belajar hal positif dari para pelatih asal Amerika Serikat.
"Terus, China itu pelatih fisiknya diambil dari Amerika Serikat. Atlet China itu kan kelihatannya ototnya keras, tetapi kalau dipegang tuh enggak kencang banget sebenarnya. Jadi, dia sampai bisa bikin atletnya begitu," terang Dirdja.
ADVERTISEMENT
"China nyewa [pelatih] bule. Mereka sudah mulai panggil itu bule-bule dari Olimpiade 1988. Nanti kalau mereka sudah pintar, bulenya disuruh pulang," lanjutnya.
Pelatih 54 tahun tersebut juga mengatakan bahwa kini China percaya dengan suplemen-suplemen ketimbang ramuan tradisional. Menurutnya, itu juga mempengaruhi performa lifter mereka saat bertanding.
"China itu dulu kenalnya kan ngasih ramuan ginseng, tanduk rusa, dan bahan-bahan tradisional lain ke atlet-atletnya. Dulu mereka enggak kenal suplemen. Nah, Amerika Serikat bikin protein, kreatin, terus dipelajari. China sekarang bikin sendiri itu semua, enggak mau beli di Amerika lagi. Ke depan, sih, Indonesia juga harus begitu," tegasnya.
Untuk di Indonesia sendiri, Dirdja Wihardja menerangkan bahwa Pemerintah Indonesia dan PB PABSI sudah menunjukkan kepedulian terhadap angkat besi. Akan tetapi, ia merasa bahwa ada yang mesti ditingkatkan.
ADVERTISEMENT
"Sekarang, sih, kami didukung dengan adanya SKO Kemenpora, salah satunya sekolah olahraga di daerah-daerah. Itu membantu juga. Namun, kalau buat angkat besi, tolonglah diperhatikan juga gizi dan suplemennya," pinta Dirdja.
"Kami penginnya angkat besi punya pelatnas kayak Cipayung-nya PBSI. Sekarang kan kami menumpang di pangkalan marinir (Markas Komando Pasukan Marinir II, Jakarta Pusat)."
"Kalau kami punya kayak Cipayung, InsyaAllah, ada yang kayak Eko dan Windy tiga orang. Enak buat kejuaraan. Kemarin, sih, pihak Kemenpora bilang sudah siap buat angkat besi di Cibubur. Mudah-mudahan terealisasi dan tak terkendala pandemi lagi," tandasnya.
***