Kerap Dibandingkan dengan Muhammad Ali, Ini Respons Khabib Nurmagomedov

16 September 2020 20:38 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertandingan antara Khabib Nurmagomedov (sarung tangan merah) melawan Conor McGregor (sarung tangan biru) di T-Mobile Arena. Foto: Stephen R. Sylvanie-USA TODAY Sports via Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Pertandingan antara Khabib Nurmagomedov (sarung tangan merah) melawan Conor McGregor (sarung tangan biru) di T-Mobile Arena. Foto: Stephen R. Sylvanie-USA TODAY Sports via Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pecinta olahraga kerap kali membandingkan juara kelas ringan UFC Khabib Nurmagomedov dengan sosok legenda tinju Muhammad Ali. Namun, Khabib sendiri merasa bahwa ia tak pantas disandingkan dengan petinju kelas berat era 1970-an tersebut.
ADVERTISEMENT
Khabib sendiri saat ini adalah juara kelas ringan UFC. Ia punya rekor 28 laga tak terkalahkan pada ajang bela diri campuran.
Selain itu, pria asal Rusia tersebut merupakan seorang Muslim dan taat beragama di luar oktagon. Wajar apabila Khabib sering dibandingkan dengan Ali, yang juga seorang muslim.
“Membandingkan Ali dengan saya mungkin saja salah, apabila membandingkan kami berdua hanya karena jadi juara dunia dan beragama Islam. Tetapi, untuk perbuatannya di luar ring, kami tak bisa dijadikan perbandingan,” tutur Khabib kepada True MMA.
Khabib lalu berbicara soal pencapaian Ali. Menurut pria 31 tahun ini, Ali jadi juara ketika rasialisme masih sangat kentara di Amerika Serikat sehingga itu tak bisa diperbandingkan.
Muhammad Ali berduel melawan Brian London. Foto: AFP
“Pada saat ia jadi juara, Ali berada di Amerika dan orang kulit hitam pada saat itu diperlakukan dengan buruk. Menurut ceritanya, dia bahkan tidak dilayani di restoran dan ia membuang medali emas Olimpiade-nya, sehingga kami tak bisa dibandingkan,” ujar petarung berjuluk ‘sang Elang’ tersebut.
ADVERTISEMENT
“Untuk bisa membandingkan saya dengan Ali, saya harus kembali ke tahun-tahun itu dan jadi orang kulit hitam, serta jadi juara. Barulah kami dapat melihat perilaku saya dalam situasi seperti itu,” sambungnya.
Muhammad Ali lahir dengan nama Cassius Clay. Ia masuk Islam pada tahun 1964 dan mengadopsi nama ‘Muhammad Ali’ setahun kemudian.
Ali sendiri menganggap nama ‘Cassius Clay’ sebagai nama budaknya, dan tak mau dipanggil seperti itu. Petinju berjuluk The Greatest of All Time itu wafat pada 2016 silam. 
Khabib Nurmagomedov memamerkan sabuk juara UFC usai mengalahkan Conor McGregor. Foto: AFP/Vasily Maximov
Terlepas dari pernyataan itu,  Khabib masih punya tantangan yang harus dihadapi. Ia akan menghadapi Justin Gaethje di UFC 254 pada November mendatang.
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.
ADVERTISEMENT
Penulis: FM Aditomo