King Smash Kritik Jonatan Christie & Anthony Ginting: Latihan Kurang Keras!

19 Oktober 2022 6:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tunggal putra Indonesia Jonatan Christie saat melawan tunggal putra Thailand Kantaphon Wangcharoen dalam babak 32 besar Indonesia Open 2022 di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (15/6/2022).  Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Tunggal putra Indonesia Jonatan Christie saat melawan tunggal putra Thailand Kantaphon Wangcharoen dalam babak 32 besar Indonesia Open 2022 di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (15/6/2022). Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Legenda bulu tangkis RI, Liem Swie King, memberi kritik secara terbuka terhadap tunggal putra andalan Indonesia, Anthony Ginting dan Jonatan Christie. Menurut sosok berjuluk King Smash itu, keduanya dinilai masih kurang berlatih keras.
ADVERTISEMENT
Liem mengatakan itu di hadapan wartawan di GOR Djarum Jati, Kudus, Selasa (18/10), pada momen konferensi pers Audisi Umum PB Djarum. Ia awalnya ditanya terkait potensi Jonatan dan Anthony untuk mengalahkan tunggal putra nomor satu dunia saat ini, Viktor Axelsen.
Menurut Liem, Jonatan dan Anthony bisa mengalahkan Axelsen. Namun, keduanya harus berlatih keras. Dan sekarang, menurutnya, keduanya tidak tampak seperti pemain bulu tangkis yang sudah berlatih keras.
"Iya, kalau kayak Jonathan Christie, kayak Ginting, sekarang jalan keluarnya itu harus latihan lebih keras. Karena mereka sudah boleh dibilang memiliki semuanya, pengalaman ada, pukulan-pukulan juga sebenarnya sudah ada [bagus]. Mereka harus meningkatkan latihannya. Tinggal mau, apa enggak. Kalau yang saya lihat, sih, masih kurang kalau saya lihat, kurang keras," tegasnya.
ADVERTISEMENT
"Itu mestinya setiap pemain tahulah apa yang mesti dia latih lagi. Mungkin porsinya, mungkin waktunya, untuk istilahnya enggak takut capek. Jangan takut capek," tambah Sang King Smash.
Anthony Ginting di Malaysia Open 2022. Foto: PBSI
Liem Swie King sama sekali tidak mempermasalahkan teknik Jonatan dan Anthony Ginting. Menurutnya, aspek teknik sudah bagus, tinggal latihannya ditambah.
"Kalau kurang, ya, latihan. Latihannya gimana? Latihan lebih keras. Mereka mereka harusnya tahu, cuma mau atau enggak latihan lebih capek? Itu saja," tuturnya.
Liem lantas membandingkan situasi sekarang dengan zamannya masih main dulu. Lagi-lagi, pria 66 tahun itu menyorot mental pemain era kini.
Liem Swie King, legenda bulu tangkis Foto: Liemswieking.com
"Kalau mentalitas gimana ya? Tapi yang jelas latihannya kurang keras, kurang banyak. Zaman saya mungkin sehari tiga kali, nah sekarang mungkin dua kali saja cukup. Mereka takut capek saya lihat," ungkap Liem.
ADVERTISEMENT
"Dulu saya latihan pagi, siang, sore. Pagi 2 jam, siang 2 jam, sore 3 jam. Jadi berapa? 7 jam. Itu hampir seminggu. 6 hari," tambahnya.
Anthony Ginting adalah tunggal putra nomor 6 dunia, sedangkan Jonatan Christie menempati peringkat 7 dunia. Keduanya kerap dibayangi inkonsistensi performa.
Berulang kali, Liem menekankan pentingnya berlatih keras. Sebab, latihan keras juga bisa membentuk fisik yang kuat agar siap bermain tiga gim.
Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting mendapat emas di cabang olah raga bulu tangkis Asian Games 2018, Selasa (28/8/2018). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
"Makanya rubber game banyakan kalah. Itu kan kita bisa lihat fisiknya kurang, padahal masih mau, masih pengin, masih enggak mau mengalah. Tapi kalau fisiknya sudah enggak kuat mau gimana? Itu bolak-balik dari latihannya lagi," ucap Liem.
"Terus sering pemain cedera. Itu juga mencerminkan kalau latihannya enggak cukup keras. Kalau latihannya terlatih banget, badannya itu susah untuk cedera juga. Itu harusnya orang mikir ke arah situ juga. Kok, bisa sekarang sering cedera, kenapa? Itu karena saya rasa itu kurang terlatih fisiknya," tandasnya.
ADVERTISEMENT
Liem Swie King lahir di Kudus pada 28 Februari 1956. Sepanjang kariernya dari era 1970-an sampai 1980-an, ia telah meraih banyak prestasi juara, seperti Piala Thomas (3 kali), World Cup (8 kali), emas Asian Games (2 kali), emas SEA Games (9 kali), All England (3 kali), dan lain-lain.
Pada masa jayanya, Liem sangat terkenal dengan jumping smash-nya yang amat keras, sehingga mendapat julukan King Smash. Ia mampu melepaskan tembakan dengan sudut yang lebih curam dan lawan akan sangat kerepotan menghadapinya.