Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pada era 1990-an, menurut pemaparan di kanal YouTube resmi Kemenpora, Albert dan De La Hoya sempat menjadi dua petinju yang menarik perhatian sejumlah promotor untuk diorbitkan ke dunia profesional.
Albert mulai dipantau sejak mencapai perempat final tinju kelas menengah Olimpiade 1992 Barcelona. Di sisi lain, De La Hoya adalah perebut medali emas kelas ringan tinju turnamen yang sama.
"Kita cuma teman aja. Pada waktu itu kan karena kita berdua yang ditawari gitu, kan. Jadi, kita sama-sama aja. Dia bilang, 'Ayo, ke Amerika aja kalau di Indonesia tidak bisa berkembang,'" kisah Albert pada 2018 silam.
Kendati demikian, Albert Papilaya tidak bisa mengiyakan ajakan Oscar De La Hoya. Statusnya sebagai aparat negara menjadi penghalang dirinya masuk ke dunia tinju profesional.
ADVERTISEMENT
"Tapi enggak bisa kita, kita kan sebagai, dulu kan TNI-Polri masih satu kan, jadi enggak bisa, harus mengundurkan diri (kalau mau). Kalau dari panglima waktu itu izinkan, pasti jadi," jelasnya.
Pada akhirnya, hanya De La Hoya yang menapaki karier tinju profesional dan menjadi salah satu petinju tersukses di dunia. Bertarung secara profesional selama 1992-2008, 'The Golden Boy' mencatatkan 39 kemenangan dan 6 kekalahan serta meraih sejumlah sabuk juara.
Sempat menyatakan pensiun, De La Hoya menyatakan akan comeback karena terinspirasi oleh Mike Tyson. Ketika berita wafat Papilaya tersebar, pria yang kini berusia 48 tahun itu tengah menjadi komentator acara duel tinju Jake Paul vs Ben Askren di Atlanta, AS.
****