Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kisah Atlet MMA Asal Sorong: Tuntaskan Dendam Ayah yang Tak Dihargai Jadi Atlet
6 November 2024 11:49 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Jerico Moi adalah salah satu atlet junior MMA Indonesia dalam pemusatan latihan PB Pertacami. Ia tengah mempersiapkan diri untuk mewakili Indonesia di GAMMA World MMA Championships 2024. Jalan Jerico sampai di tahap ini begitu terjal, karena ia sulit mendapatkan restu ayahnya.
ADVERTISEMENT
Jerico menunjukkan ketertarikannya dengan bela diri sejak lama. Pada usia 13, Jerico sudah mengenal karate, kickboxing, hingga muaythai. Namun, mimpinya di dunia bela diri tak mendapatkan restu dari ayah.
Sekitar dua tahun Jerico memohon lampu hijau dari ayahnya. Belakangan Jerico tahu ternyata ayahnya adalah eks atlet bela diri. Ayahnya menilai, atlet bela diri tak punya masa depan cerah.
“Dulu saya lihat orang-orang pada ikut bela diri karate, kick boxing, muaythai. Jadi saya lihat, lalu saya bilang kepada orang tua saya, 'Pak, saya mau ikut bela diri,' saya bilang. Cuma belum ada respons-belum ada respons, akhirnya orang tua buka masa lalu orang tua saya, bapak saya, bahwa bapak saya dulu itu atlet,” kata Jerico.
ADVERTISEMENT
“Dulu bapak cerita kepada saya kalau dia gagal mencapai cita-citanya, yaitu sebagai tentara, TNI, karena kurangnya prestasi atau bakat yang dia punya, walaupun dia itu seorang atlet. Tapi dulu katanya atlet itu tidak berharga di Indonesia ini, tidak ada harga dirinya karena sudah dianggap biasa seperti itu, tidak bisa membanggakan nama Indonesia,” lanjutnya.
Jerico bercerita bahwa sang ayah tak ingin jejaknya diikuti. Ayah Jerico pernah sampai gagal untuk bergabung dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) karena minimnya prestasi.
“Dulu bapak cerita, karena tidak adanya perkembangan dari bela diri ini, dulu dia, korban sih, lebih ke korban, kalau dia dibilang atlet itu tidak ada gunanya, atlet itu tidak ada manfaatnya, faedahnya, tidak menghasilkan duit,” ucap Jerico.
ADVERTISEMENT
“Mungkin itulah kata-kata teman bapak saya, atau orang tua dari orang tua saya, dan dia [ayah Jerico] tetap menantang penuh bahwa bela diri itu tidak sereceh itu,” sambungnya.
Pada akhirnya, Jerico mendapatkan lampu hijau dari sang ayah. Jerico ditempa di sasana yang dibangun oleh ayahnya sendiri, yang saat ini terafiliasi dengan Patunggung Simalungun Siantar Club (PSSC). Atlet 16 tahun itu awalnya diragukan keseriusannya, namun semenjak dirinya diangap pantas oleh sang ayah, Jerico mulai ditempa habis-habisan.
Jerico pun kini punya motivasi besar. Ia ingin membayar kepercayaan ayahnya, dengan meraih prestasi tinggi. Jerico kini fokus dengan PB Pertacami dalam persiapan GAMMA World MMA Championships 2024 yang akan digelar di Dewa United Arena, Banten, mulai 6 Desember mendatang.
ADVERTISEMENT
“Sebenarnya saya sempat goyah mendengar kata-kata kalau atlet itu tidak berharga, tidak dapat menghasilkan apa-apa, tidak berguna seperti itu dari orang tua saya. Tapi entah kenapa memang jiwa saya memang ke atlet, saya memang tetap berpegang teguh pada pendirian saya bahwa saya bisa menjadi atlet melebihi dari orang tua saya,” ujar Jerico.
“Motivasi terbesar saya itu memang dari orang tua saya. Karena orang tua saya adalah orang yang gagal dalam mewujudkan mimpinya [sebagai atlet] dan saya bercita-cita untuk mewujudkan mimpinya kembali di masa muda saya ini. Saya tidak akan menyia-nyiakan waktu dan kesempatan yang sudah diberi, saya akan ambil semua,” tutupnya.