Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Kisah di Balik Terbentuknya Timnas Basket Kursi Roda Pertama Indonesia
6 Oktober 2018 13:47 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Fajar Brillianto, pelatih tim bola basket kursi roda di Asian Para Games 2018, mengisahkan perjuangannya membentuk tim basket kursi roda. Sedikitnya peminat dan dukungan terhadap olahraga disabilitas cukup merepotkan proses pembentukan tim yang dimulai pada Desember 2017 lalu.
Fajar terkejut karena saat proses seleksi hanya sekitar 30 peserta yang datang dari 40 orang yang diundang. Bahkan 30 kandidat yang mengikuti seleksi tim basket kursi roda ini, masih banyak yang belum mengenal olahraga basket. Namun, Fajar tetap yakin mereka mampu menjadi pemain basket kursi roda profesional.
"Pertama surprise kaget karena tidak ada yang bisa basket sama sekali. Mungkin ada satu dua orang saja yang pernah basket, tapi itu juga cuma asal basket. Jadi tidak tahu passing yang benar, lay up yang benar, nembak yang benar itu enggak ada sama sekali, saya sempat syok," ungkap Fajar saat ditemui kumparan di GOR Punokawan, Karanganyar, Rabu (12/9).
ADVERTISEMENT
Meski begitu, mulai Januari 2018, sebanyak 12 pemain yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia berhasil dikumpulkan. Termasuk Donald Santoso yang sudah terlebih dulu berkiprah di dunia basket kursi roda.
Ada juga beberapa dari mereka yang mempunyai pengalaman di bidang olahraga lain, yakni bulu tangkis kursi roda dan tenis kursi roda. Fajar harus melatih mereka mulai dari nol, seperti pengenalan teknik dasar olahraga basket dan juga cara mendorong kursi roda.
Dalam hal ini Fajar juga dibantu oleh Donald untuk "mengakrabkan" basket kursi roda pada ke-11 anggota tim. Donald sebelumnya telah ditunjuk menjadi kapten tim yang terdiri dari 12 pemain itu.
"Pertama susah mengenalkan mereka pada basket, kita menyampaikan ke teman-teman susah jadi kayak ada penolakan, sebabnya apa? Mereka menganggap suatu yang susah dan mereka biasanya duduk. Kita pelan-pelan kasih pengertian akhirnya bisa bermain dengan bagus," ujar Fajar.
ADVERTISEMENT
Kurang lebih 4 bulan Fajar habis kan untuk mematangkan teknik menggunakan kursi roda. Keluh kesah kadang menjadi rupa saat latihan berlangsung. Pun, dari segi komunikasi, para pemain yang belum terbiasa bermain olahraga tim semacam basket, menjadi kendala tersendiri.
Akan tetapi, kesulitan itu tak membuatnya menyerah menjadi pelatih basket kursi roda. Dia mengakalinya dengan meminta para penggawa berteriak agar memudahkan koordinasi satu sama lain. Teriakan yang paling kencang nantinya akan mendapat hadiah dari Fajar. Dengan cara itu, nyatanya berhasil membangun semangat koordinasi antaranggota tim.
"Ketika ada orang yang teriaknya paling keras, dia kita kasih hadiah. Sebabnya apa? Basket kursi roda itu, harus ngomong. Sebab pergerakan badannya terbatas, agar dia bisa noleh jadi harus dipanggil,” kata dia.
Para pemain basket kursi roda juga tak luput dari cedera. Mereka kerap terjatuh dari kursi roda saat bermain basket. Kotak P3K selalu menjadi andalan saat latihan berlangsung.
ADVERTISEMENT
Sementara, kursi roda dengan spesifikasi yang bagus juga menjadi pendukung para pemain basket bermain lebih maksimal.
Kini dengan semangat para pemain yang begitu besar meski dalam waktu yang singkat, mereka para anggota tim basket kursi roda bisa menguasai teknik basket, seperti shooting, lay up, dan dribble.
Keterbatasan mereka tidak menghalangi langkahnya untuk menjadi pemain basket profesional. Hingga akhirnya sebentar mereka bisa berlaga dalam pertandingan Asian Para Games 2018.
Dalam gelaran Asian Para Games, tim basket kursi roda tak mematok target khusus. Ya, hal ini bisa dibiilang realistis. Mengingat, negara-negara lain di Asia sudah memiliki timnas basket kursi roda sedari dulu.
Meski begitu, timnas basket kursi roda Indonesia tak mau asal-asalan. Merka akan mati-matian berjuang demi Merah Putih.
ADVERTISEMENT
kumparan menyajikan story soal atlet-atlet penyandang disabilitas kebanggaan Indonesia dan hal-hal terkait Asian Para Games 2018 selama 10 hari penuh, dari Kamis (27/9) hingga Sabtu (6/10). Saksikan selengkapnya konten spesial dalam topik ‘Para Penembus Batas ’.