Kisah Georges St-Pierre: Tukang Sampah & Korban Bully yang Jadi Juara UFC

21 Mei 2021 14:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petarung MMA, Georges St-Pierre. Foto: JOEL SAGET/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Petarung MMA, Georges St-Pierre. Foto: JOEL SAGET/AFP
ADVERTISEMENT
Georges St-Pierre adalah mantan juara dunia dua divisi UFC dan namanya telah terukir di Hall of Fame pentas MMA terbesar di dunia itu. Akan tetapi, garis hidupnya tak selalu lempeng.
ADVERTISEMENT
Georges dibesarkan di St-Isidore, Quebec, sebuah kota berpenduduk dua ribu orang di Kanada. Sejak kecil, ia kerap jadi korban perundungan oleh teman sekolahnya yang lebih tua.
Ayah Georges memang sudah mengenalkannya dengan karate sejak usia 7 tahun. Akan tetapi, ia tetap tak bisa melawan orang-orang yang mengganggunya. Apalagi satu lawan banyak.
Georges St-Pierre, mantan juara dua divisi UFC. Foto: Instagram/@georgesstpierre
"Anda dapat melakukan semua karate yang anda inginkan, ketika anda berusia 9 tahun dan mereka 12 tahun, ketika anda sendiri dan mereka bertiga, anda tidak dapat melakukan apa-apa. Itulah kenyataannya," tulis Georges di laman resminya.
Georges sudah memiliki sabuk hitam ketika usianya beranjak 12 tahun, ia mendedikasikan dirinya untuk seni bela diri dan pelatihan selama masa remajanya.
Ia kemudian berlatih gulat, Jiu-jitsu Brasil, dan tinju setelah guru karate yang biasa melatihnya meninggal dunia. Kala itu, Georges telah berumur 16 tahun.
ADVERTISEMENT
Selama masa kuliah, Georges melakukan banyak pekerjaan demi mendapatkan uang untuk membeli buku. Pekerjaan yang dijalaninya macam-macam, termasuk menjadi tukang sampah.
"Banyak pekerjaan buruk yang saya lakukan. Saya dulu bekerja sebagai petugas keamanan di klub malam. Banyak sekali perkelahian. Itu pekerjaan yang buruk. Pekerjaan yang menyedihkan," tutur Georges dikutip dari Bleacher Report.
Georges St-Pierre, mantan juara dua divisi UFC. Foto: instagram/@georgesstpierre
"Saya dulu bekerja di toko bahan makanan, sangat buruk. Menjadi tukang sampah untuk membayar tagihan kuliah. Saya bekerja sebagai tukang sampah selama enam bulan," sambungnya.
Kendati demikian, Georges mengaku cukup senang dengan pekerjaannya yang terakhir itu. Baginya, ia bisa mengerjakan sesuatu dengan baik bila tahu apa yang harus dilakukan.
"Saya amat baik ketika saya tahu punya sesuatu yang harus dilakukan dan aku perlu mencapai sesuatu," ungkap Georges.
ADVERTISEMENT
Georges mulai menjalani debut profesionalnya pada 25 Januari 2002 silam. Ia melawan Ivan Menjivar di UCC 7 dan berhasil menang KO di ronde pertama.
Sampai akhir 2003, Georges melakukan total lima pertarungan. Semuanya ia bungkus dengan kemenangan di mana tiga di antaranya menang KO.
Georges baru melakoni debut di UFC pada ajang UFC 46, 31 Januari 2004. Ia berhasil menang atas Karo Parisyan melalui keputusan bulat usai menjalani duel 3 ronde.
Georges St-Pierre,mantan juara dua divisi UFC. Foto: Instagram/@georgesstpierre
Performa yang apik membuat Georges mendapatkan kesempatan untuk memperebutkan gelar juara kelas welter UFC pada pertarungan ketiganya di promosi tersebut, tepatnya 22 Oktober 2004.
Kendati demikian, ia gagal unjuk gigi. Georges harus menyerah dari kuncian armbar Matt Hughes saat ronde pertama hanya menyisakan sepuluh detik lagi.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, Georges berhasil membalas kekalahannya atas Hughes dan merengkuh gelar juara kelas welter di UFC 65 pada 18 November 2006.
Duel nyaris dihentikan menjelang akhir ronde pertama ketika Georges membuat Hughes terkapar di kanvas dengan pukulan dan left hook. Namun, lawannya itu masih bisa bangun.
Memasuki babak kedua, sepakan kaki kiri ke kepala Hughes yang diikuti dengan rentetan pukulan membuat Georges keluar sebagai pemenang dengan TKO.
Pada 2007, Georges sempat kehilangan gelarnya usai keok dari Matt Sera. Kendati demikian, ia berhasil merebut kembali gelar juara kelas welter di tahun yang sama.
Georges kemudian berhasil mempertahankan gelarnya selama sembilan duel ke depan sampai ia menggantung sarung tinjunya pada 16 November 2013.
ADVERTISEMENT
Empat tahun kemudian, Georges naik pentas lagi di mana ia mengalahkan Michael Bisping di ronde ketiga dan merebut gelar juara kelas menengah UFC.
Dengan begitu, petarung yang diberi julukan 'Rush' tersebut menjadi petarung keempat dalam sejarah UFC yang berhasil menjadi juara di dua divisi.
Selama karier profesionalnya, Georges memiliki catatan 26-2. Ia sendiri memegang rekor kemenangan terbanyak dalam duel perebutan gelar.
Usai merengkuh gelar juara kelas menengah, Georges belum bertarung lagi. Meski begitu, ia masih terikat kontrak dengan UFC hingga saat ini.
****