Kisah Heidi Krieger, Atlet Wanita yang Berubah Kelamin karena Doping Ekstrem

10 Maret 2021 18:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Andreas Krieger, yang berkompetisi sebagai wanita (Heidi Krieger) di tim atletik Jerman Timur, berpose dengan foto dirinya pada 1986-87. Foto: John Macdougall/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Andreas Krieger, yang berkompetisi sebagai wanita (Heidi Krieger) di tim atletik Jerman Timur, berpose dengan foto dirinya pada 1986-87. Foto: John Macdougall/AFP
ADVERTISEMENT
Heidi Krieger adalah seorang atlet tolak peluru wanita asal Jerman Timur. Ia memenangi medali emas tolak peluru putri dalam Kejuaraan Atletik Eropa 1968, namun Heidi tak bisa mengulang prestasinya di bidang itu karena ia berubah menjadi seorang pria.
ADVERTISEMENT
Jadi begini, Kireger tanpa sadar diberi doping oleh pemerintah Jerman Timur. Selama dua tahun, Krieger tanpa banyak tanya menelan pil-pil yang diberikan oleh pelatihnya.
Ia juga tak mempertanyakan program latihan yang diberikan, hanya sesi angkat beban tanpa ada pelatihan teknik tolak peluru.
Ternyata, Heidi tanpa sadar telah menjadi bagian dari program doping bernama "State Plan 1425". Itu adalah program di mana atlet diberi doping untuk mendongkrak performa.
"Mereka berlagak seperti Tuhan dan melakukan itu tanpa memberi tahu saya," tutur Krieger dalam wawancara dengan Associated Press.
u Andreas Krieger, yang berkompetisi sebagai wanita (Heidi Krieger) di tim atletik Jerman Timur, berpose dengan foto dirinya pada 1986-87. Foto: John Macdougall/AFP
Ia mengungkap bahwa tujuan program itu adalah menjadikan dia sebagai wanita pertama yang bisa melakukan tolak peluru lewat dari 23 meter. Pada 1968, Krieger mencatat 21,1 meter.
ADVERTISEMENT
Dalam program itu, Krieger tanpa diberi tahu mendapat asupan obat bernama Oral-Turinabol. Waktu itu, obat tersebut belum diketahui sebagai steroid. Selain itu, ia juga diberi pil KB.
Kombinasi dua obat it membantu dia meningkatkan massa otot. Ia juga merasakan naik berat badan dari 69 kilogram menjadi 104 kg dalam dua tahun. Namun, Krieger pelan-pelan kehilangan karakteristik kewanitaannya.
Kondisi itu membuat Krieger sering mendapat hinaan. Terutama saat mencari toilet perempuan. Bahkan, sering ada sindiran 'Hormone Heidi' yang ditujukan padanya setiap akan tampil di lapangan.
Krieger juga mengungkap kondisi ekstrem yang harus ia lakukan saat masih menjadi atlet Jerman Timur. Dia pernah melakukan angkat beban ekstrem mencapai 100 ton saat latihan.
Hal itu merusak tubuhnya sampai sekarang. Dia mengaku masih merasakan rasa ngilu pada kedua lutut, pinggul, dan punggungnya.
ADVERTISEMENT
Sementara efek doping membuat sebuah perubahan pada tubuh Krieger. Dia mulai menunjukkan karakteristik laki-laki.
Pada 1997, Krieger melakukan operasi perubahan kelamin. Setelah tiga operasi dan tiga tahun pengobatan ia berganti nama menjadi Andreas.
"Keputusan untuk hidup sebagai Andreas Krieger menyelamatkan hidup saya," kata Krieger.
Keputusannya menjadi Andreas Krieger membuatnya dijauhi keluarganya sendiri. Ia mengaku bahwa ibu dan tiga saudaranya memilih untuk tidak berbicara lagi dengannya.
Krieger pun tak tinggal diam atas perlakuan yang ia terima. Dia maju sebagai saksi dalam persidangan untuk memberatkan para pejabat Jerman Timur. Ia juga mengakui bahwa prestasinya selama ini tidak nyata.
"Saya sudah sampai pada pemahaman bahwa prestasi saya tidak nyata. Saya mencapai itu dengan bantuan bahan kimia dan bukan karena diri saya sendiri," ucap Krieger.
ADVERTISEMENT
Sekarang, Krieger bekerja sebagai juru bicara agensi anti doping Jerman. Ia berharap tidak ada orang lain yang harus mengalami hal serupa.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)