Kisah John Wall: Ikuti Jejak Ayah Jadi Perampok, Kini Sukses di NBA

7 September 2021 16:22 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
John Wall saat membela Washington Wizards. Foto: Tommy Gilligan-USA TODAY Sports via Reuters
zoom-in-whitePerbesar
John Wall saat membela Washington Wizards. Foto: Tommy Gilligan-USA TODAY Sports via Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Mungkin itu menggambarkan sosok John Wall muda yang mengikuti tindakan kriminal sang ayah sebagai perampok. Beruntung, ia masih sempat tobat dan kini sukses di NBA.
ADVERTISEMENT
Berbicara tentang masa kecil John Wall, ia memiliki masa-masa kelam sejak umur satu tahun. Pada saat itu, sang ayah, John Carroll Wall Sr, sudah dipenjara karena pembunuhan tingkat dua usai melakukan perampokan bersenjata.
Mengutip laporan ESPN, selama tujuh tahun berikutnya, John Wall bersama ibunya, Frances; dan adik perempuannya, Cierra; pergi ke penjara hampir setiap Minggu. Frances bahkan menikahi ayah Wall di penjara.
"Kami akan menemuinya selama, kira-kira, satu jam. Ketika gerbang ditutup, itulah terakhir kali kami bertemu mereka sampai akhir pekan depan. Dia baik kepada kami. Anda tidak pernah berpikir, 'Oh, ayah saya dipenjara.' Itu hanya rumahnya di mata kami," kenang John.
Sakit parah karena kanker hati ketika Wall berusia 9 tahun, sang ayah pun dibebaskan sebulan lebih awal. Sayang, hanya sebulan setelah bebas, Wall Sr meninggal dunia.
Pemain bola basket NBA Washington Wizards, John Wall. Foto: Robyn Beck / AFP
Nahasnya, kakak John Wall saat itu juga dipenjara tak lama setelah ayah mereka meninggal. Itu berdampak besar bagi kehidupannya.
ADVERTISEMENT
"Saya sangat marah ketika ayah saya meninggal sehingga semuanya keluar beberapa tahun ke depan. Lalu kakak saya juga mendapat banyak masalah. Dia masuk penjara tepat saat ayah saya meninggal," jelasnya.
Siapa sangka, Wall sempat memilih jalan yang serupa dengan sang ayah. Ia menjadi kriminal dan mendapat julukan 'Crazy J' sejak berusia 13 tahun. Wall dan teman-temannya akan memecahkan kaca mobil dan mencurinya.
"Saya mungkin berusia 13 atau 14 tahun. Atau saya akan mencurinya [mobil] dan saya akan pergi dengan mereka [gang]. Jika Anda tidak bisa masuk melalui pintu, Anda memecahkan jendela dan melakukan apa yang harus Anda lakukan," jelasnya tentang masa mudanya yang kelam.
Selain itu, Wall pernah ditembak dua kali dan membalas tembakan sekali dalam insiden di sebuah pesta rumah. Dia tidak pernah benar-benar memiliki senjatanya sendiri, tidak juga menjual narkoba. Namun pilihannya sebagai anak muda adalah pilihan seorang anak yang cenderung dipenjara.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, John Wall adalah anak yang memiliki bakat bermain basket sejak SMA. Namun, masalah sikapnya membuat dirinya gagal menunjukkan bakatnya secara maksimal.
Sampai pada akhirnya pria kelahiran 1990 itu sadar dan tobat. Sang ibu, Frances Pulley, menyadarkan Wall untuk benar-benar menekuni basket dan berhenti bertindak kriminal.
"'Kamu akan berakhir seperti ayahmu jika kamu tidak mulai menganggap serius bola [basket]'. Itulah yang saya katakan kepadanya," kata Pulley.
Pemain yang berposisi sebagai point guard itu pun bertransformasi menjadi seorang atlet basket yang banyak dilirik perguruan tinggi. Pilihan jatuh kepada Universitas Kentucky dan Wall menjadi superstar di sana.
Washington Wizards pun memilih John Wall sebagai first pick dalam draft NBA 2010 berkat kehebatannya bersama tim Kentucky Wildcats di kampusnya.
ADVERTISEMENT
Pada 2013/14, ia secara resmi menjadi salah satu pemain terbaik di NBA. Dia mendapatkan kesempatan yang pertama dari lima pilihan All-Star berturut-turut tahun itu, dengan rata-rata 19,3 poin per gim, 8,8 assist, dan 4,1 rebound.
Pemain bola basket NBA Washington Wizards, John Wall. Foto: Robyn Beck / AFP
"Musim terbaik Wall selama rentang lima tahun awal di Wizards terjadi pada 2016/17. Dia rata-rata mencetak 23,1 poin per gim dengan rekor tertinggi dalam karier serta 10,7 assist. Permainannya bahkan membantunya mendapatkan penghargaan NBA All-Star musim itu juga," tulis laporan Sportscasting.
Setelah 10 tahun di Washington Wizards, Wall kemudian dilepas ke Houston Rockets pada 2020. Musim pertamanya di Houston Rockets ia rata-rata mencetak 19 poin per gim, 9,1 assist, dan 4,3 rebound. Rata-rata assist per gimnya juga termasuk nomor 7 dalam sejarah NBA.
ADVERTISEMENT
Selain sukses di atas lapangan, 'Crazy J' juga memiliki saham pada tim South East Melbourne Phoenix di Liga Bola Basket Nasional Australia (NBL). Itu dimulai sejak November 2020 saat John Wall bergabung dengan grup kepemilikan tim tersebut.
Menurut Celebrity Net Worth, pemain yang 5 kali masuk NBA All-Star ini tercatat memiliki kekayaan bersih sebesar USD 60 juta (setara Rp 853 miliar). Beruntung dia kini telah berada di jalan yang benar.