Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Kisah Lance Armstrong: Legenda Tour de France yang Terasing Akibat Doping
21 Desember 2020 14:28 WIB
ADVERTISEMENT
Siapa pencinta balapan sepeda yang tak kenal Lance Armstrong si langganan juara Tour de France ? Ia pernah 7 kali menjuarai turnamen bergengsi itu. Perjuangan hidupnya berat dan kasus dopingnya sempat menggegerkan dunia olahraga.
ADVERTISEMENT
Perjalanan karier professional Armstrong dimulai pada tahun 1991. Ia menuntaskan perlombaan terpanjang perdananya di lomba Tour Du Pont, yaitu 12 stage racing, melintasi 1,085 mil selama 11 hari.
Kemudian di tahun 1993, Armstrong mencatat sejarah baru di ranah balapan sepeda dengan menggondol tiga trofi sekaligus alias "Triple Crown" —Thrift Drug Classic, Kmart West Virginia Classic, dan CoreStates Race (U.S. Professional Championship).
Pada tahun yang sama, Armstrong menduduki posisi kedua di Tour DuPont. Di umur seperempat abad, ia menjadi pebalap sepeda terbaik dunia dengan reputasi yang jauh dari definisi “standar”.
Di tengah puncak kariernya, tepatnya Oktober 1996, Armstrong divonis menderita kanker testis, penyakit yang karakteristik rentan untuk pria usia 15-35 tahun dan kala itu ia sedang berusia 25 tahun. Kankernya ganas, sudah menjalar hingga ke paru-paru serta otaknya.
ADVERTISEMENT
Penyakit itu memaksanya untuk menepi dahulu dari olahraga sepeda. Di masa itu pula, Armstrong mendirikan Lance Armstrong Foundation (LIVESTRONG), sebuah yayasan tempat berbagi dan fondasi pembangun kesadaran penuh akan bahaya kanker yang kala itu level kesadaran dan wilayah edukasinya sangatlah kurang.
LIVESTRONG merupakan manifestasi dari hidup seorang Lance Armstrong bagi penderita kanker. Ini juga merupakan representasi dirinya untuk komunitas global pengidap penyakit berbahaya ini.
Pada 1999, saat keadaannya mulai berangsur membaik, Armstrong kembali ke dunia balapan sepeda. Ajang Tour de France yang sangat prestisius langsung diikutinya.
Dengan start lambat, Armstrong membiarkan orang lain melewatinya. Di tengah hujan yang dingin di Gunung Alpen itulah, ia 'bangun dari kubur' dan tidak memberi ruang kepada satu pun kompetitornya, menyalip cepat, dan merebut urutan terdepan.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, karier Armstrong semakin melaju signifikan. Ia memenangi kembali Tour de France, bahkan sampai enam kali berturut-turut. Lebih dari itu, berbagai penghargaan juga diraihnya, seperti “Sport Personality Terbaik”.
Doping hancurkan karier Lance Armstrong
Meski begitu, cerita sukses Armstrong ternoda kasus doping. Dalam wawancara dengan Oprah, ia mengakui telah menggunakan doping untuk memenangi ketujuh gelar juara Tour de France secara beruntun selama 1999-2005.
"Iya," aku Armstrong saat ditanya secara langsung apakah dia menggunakan doping untuk meningkatkan performa dalam balapan sepeda.
Jawaban "iya" juga dilontarkan pria kelahiran Texas itu saat Oprah menggunakan zat-zat terlarang tertentu, seperti erytrhopoietein, hormon pertumbuhan manusia, dan doping darah.
Tadinya, Armstrong dipandang sebagai salah satu olahragawan terhebat saat memenangi balapan sepeda paling bergengsi Tour de France tujuh kali beruntun. Namun tanpa doping, ia mengaku tak akan mampu membuat pencapaian itu.
ADVERTISEMENT
Armstrong mengatakan, dirinya tidak pernah berpikir menjadi seorang penipu dan sempat yakin bisa lolos dari skandal ini. Namun, ia tidak bisa lolos setelah tes-tes pasca-kompetisi diperkenalkan dan prosedur tes ditingkatkan.
Terakhir kali Armstrong berbuat curang pada 2005 saat juara Tour de France. Setelah itu, Armstrong sempat pensiun selama empat tahun sebelum comeback pada 2009 dan tidak lagi memakai doping sejak saat itu.
Setelah pensiun, Armstrong mengira dirinya tidak akan terjerat di kasus ini. Namun, adanya investigasi USADA (Badan Doping Amerika Serikat) selama dua tahun membuat dia dijatuhi sanksi berupa pencabutan gelar dan skorsing seumur hidup dari balap sepeda.
Selain itu, Armstrong juga harus menghadapi tuntutan-tuntutan lain buntut dari pengakuannya ini serta diharuskan untuk membayar kembali sejumlah uang yang dihasilkan dari suksesnya.
ADVERTISEMENT
****
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona .