Kisah Mahmoud Abdul-Rauf, Eks NBA yang Jadi Mualaf & Ketagihan Baca Alquran

27 Januari 2021 12:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Eks pebasket NBA, Mahmoud Abdul-Rauf. Foto: Ronald Martinez/Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Eks pebasket NBA, Mahmoud Abdul-Rauf. Foto: Ronald Martinez/Getty Images
ADVERTISEMENT
Bagi pecinta basket, khususnya NBA, mungkin tidak asing dengan Mahmoud Abdul-Rauf. Ia menjadi seorang mualaf karena diberikan sebuah buku oleh sang pelatih.
ADVERTISEMENT
Mahmoud Abdul-Rauf lahir dengan nama Chris Wayne Jackson di Gulfport, Mississippi, Amerika Serikat (AS), pada 9 Maret 1969. Lahir dan dibesarkan di tengah keluarga pemeluk Kristen, ia mengganti namanya menjadi Mahmoud Abdul-Rauf setelah memeluk Islam pada 1991.
Ketertarikan Abdul-Rauf dengan Islam berawal ketika pelatihnya di Louisiana State University, Dale Brown, memberinya buku berjudul The Autobiography of Malcolm X.
Selama tahun rookie-nya di Nuggets, ia juga kerap membaca salinan Alquran. Abdul-Rauf bahkan mengaku ‘ketagihan’ saat membaca kitab suci umat Islam itu, meski baru membaca dua halaman.

Kilas karier NBA Mahmoud Abdul-Rauf

Pebasket NBA Mahmoud Abdul-Rauf. Foto: Adam Hunger/Getty Images
Mahmoud Abdul-Rauf menggeluti karier sebagai pemain basket di NBA pada era 90-an. Di masa lalu, ia merupakan salah satu point guard paling jempolan.
ADVERTISEMENT
Sebelum terjun ke NBA, Abdul-Rauf yang dulu masih memakai nama Jackson memperkuat tim basket tempatnya berkuliah di Lousiana State University (LSU). Bersama tim basket kampusnya, Jackson memiliki karier basket yang cemerlang.
Hal ini pulalah yang kemudian mendorong Denver Nuggets, salah satu tim basket profesional NBA, merekrutnya pada 1990. Sejak saat itu, kariernya sebagai pemain basket profesional mulai meroket.
Abdul-Rauf alias Jackson bisa dikatakan sebagai pemain terbaik di klub basket yang berbasis di Denver, Colorado, itu. Ia memperkuat Denver Nuggets hingga musim kompetisi 1995-1996.
Pada musim kompetisi 1992-1993, Abdul-Rauf menyabet gelar the Most Improved Player Award, sebuah penghargaan yang diberikan kepada pemain yang dianggap telah menunjukkan perkembangan yang lebih baik dari musim sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Saat memperkuat Denver Nuggets, ia juga pernah memimpin NBA dalam kategori persentase tembakan bebas (free-throw) terbaik dalam satu musim pada 1994 dan 1996. Ia memiliki rekor 19,2 poin dan 6.8 assist per game pada musim 1995-1996.
Setelah tidak lagi memperkuat Nuggets, ia sempat bermain untuk tim basket NBA lainnya, Sacramento Kings, sebelum akhirnya ia benar-benar meninggalkan ajang kompetisi bola basket profesional di AS itu. Jackson memperkuat Sacramento selama dua musim (1996-1998).

Karier basket Mahmoud Abdul-Rauf usai dari NBA

Pebasket NBA Mahmoud Abdul-Rauf. Foto: Adam Hunger/Getty Images
Selepas meninggalkan ajang kompetisi NBA, Abdul-Rauf melanglang buana dari satu klub ke klub basket lainnya. Ia pernah bermain untuk klub basket asal Turki, Fenerbahce, selama satu musim (1998-1999).
Setelah itu, ia sempat vakum selama satu musim, baru kemudian ia bermain basket lagi bersama Vancouver Grizzlies, klub basket asal Kanada, selama musim 2000-2001.
ADVERTISEMENT
Setelah kontraknya dengan Vancouver Grizzlies tidak diperpanjang, ia memilih untuk berhenti sejenak dari arena basket selama dua musim (2001-2003). Pada 2003, Abdul-Rauf mengikat kontrak dengan tim basket Rusia, Ural Great Perm, selama satu musim.
Setelah itu, ia berturut-turut bermain untuk klub basket asal Italia, Sedima Roseto (2004-2005); klub basket Yunani, Aris Thessaloniki (2006-2007); klub basket Arab Saudi, Al-Ittihad (2008-2009); dan klub basket Jepang, Kyoto Hannaryz (2009-2010).

Insiden Lagu Kebangsaan Amerika Serikat

Pada 12 Maret 1996, komisioner NBA, David Stern, memberikan skorsing satu pertandingan kepada Abdul-Rauf karena penolakannya untuk berdiri saat lagu kebangsaan AS dikumandangkan jelang laga lanjutan NBA musim 1995/1996. Ia juga didenda USD 37,107 atas aksinya itu.
ADVERTISEMENT
Saat itu, Abdul-Rauf merasa tak perlu harus berdiri saat lagu kebangsaan AS dikumandangkan. Menurut dia, bendera Amerika Serikat adalah simbol penindasan. Ia juga mengatakan bahwa AS memiliki sejarah tirani yang panjang dan tidak sesuai dengan keyakinannya sebagai seorang Muslim.
Sontak tindakannya yang kontroversial itu menuai protes dari publik di 'Negeri Paman Sam'. Untunglah, hukuman skors tersebut hanya berlangsung satu pertandingan. Dua hari kemudian, sanksi tersebut dicabut. NBA pun membuat kesepakatan dengan pebasket berdarah Afro-Amerika ini.
Sesuai dengan isi kesepakatan tersebut, ia tetap harus berdiri pada saat lagu kebangsaan dinyanyikan, tetapi ia diperbolehkan untuk menundukkan kepala dan memejamkan matanya. Ia mengaku memilih memanjatkan doa saat memejamkan matanya ketika lagu kebangsaan AS dikumandangkan.
ADVERTISEMENT
Kenapa Abdul-Rauf melakukan aksi itu? Sebab, ia menganggap bendera Amerika Serikat adalah simbol tirani. Asal tahu saja, Amerika Serikat dari dulu memang lekat dengan citra negatif terkait isu rasialisme, terutama terhadap kaum minoritas--bahkan sampai sekarang.
****
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.