news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kisah Oscar Pistorius: Peraih Emas Paralympic yang Dipenjara karena Bunuh Pacar

4 Januari 2021 16:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Atlet paralympic asal Afrika Selatan, Oscar Pistorius. Foto: LEON NEAL / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Atlet paralympic asal Afrika Selatan, Oscar Pistorius. Foto: LEON NEAL / AFP
ADVERTISEMENT
Oscar Pistorius dikenal sebagai atlet Paralympic yang memiliki sejumlah prestasi gemilang. Namun siapa sangka, ia pernah didakwa membunuh pacarnya yang bernama Reeva Steenkamp, dengan menembaknya 4 kali.
ADVERTISEMENT
Padahal, Pistorius sendiri merupakan inspirasi bagi penyandang cacat karena bisa bangkit berlari kendati tidak memiliki dua kaki.
Dikutip dari Biography, Pistorius lahir pada 22 November 1986 tanpa memiliki fibula, tulang kering di bagian belakang di kedua kakinya. Orang tuanya bahkan diberi tahu bahwa Pistorius tak akan bisa berjalan.
Orang tuanya berkonsultasi ke dokter-dokter di seluruh dunia sebelum memutuskan untuk mengamputasi kaki Pistorius. Akhirnya pada usia 11 bulan, dua kaki Pistorius diamputasi hingga lutut. Dokter ortopedi yang melakukan prosedur amputasi itu adalah Dr Gerry Versveld.
Meski kaki diamputasi, Pistorius tak putus asa. Orang tuanya memberikan kaki buatan. Ia memasang kaki buatan seperti halnya memasang sepatu. Sejak mengenal kaki palsu, justru Pistorius sangat aktif.
ADVERTISEMENT
Dia dengan cepat menjadi terbiasa dengan kaki palsu dan menjadi sangat aktif dalam olahraga, terutama polo air dan rugby di SMA. Ini tak mengherankan karena keluarga Pistorius ternyata gila berolahraga.
Atlet paralympic asal Afrika Selatan, Oscar Pistorius. Foto: FRANCK FIFE / AFP
Namun karena lututnya cedera saat bermain rugby pada 2003, Pistorius yang saat itu berusia disarankan dokter Versveld berlari di lintasan untuk rehabilitasi di bawah panduan pelatih Ampie Louw di Institut Sains Olahraga di Universitas Pretoria.
Setahun setelah dia berlari di lintasan, atas saran dokter ortopedinya, Pistorius mulai berani mengikuti lomba-lomba lari. Tak tanggung-tanggung, rekor Pistorius itu memecahkan rekor lari atlet Paralimpiade.
Setelah itu, sederet prestasi disabet Pistorius. Berikut beberapa prestasinya:
Pada 2004, saat berusia 17 tahun, dia mengikuti lomba lari 100 meter dan mencapai waktu 11,72 detik, melampaui rekor atlet Paralimpiade yang 12,20 detik.
ADVERTISEMENT
Juni 2004 di Athena, Yunani, Pistorius berhasil menyabet medali emas pada lintasan lari cepat 200 meter, dan medali perunggu pada lintasan lari cepat 100 meter. Waktunya, 21,97 detik di lintasan 200 meter memecahkan rekor dunia.
Pada 2005, Pistorius berlari dengan saingan atlet-atlet normal di Kejuaraan Afsel dan berhasil finish di urutan keenam pada lintasan 400 meter.
Pada Juli 2007, Pistorius mengikuti lomba lari internasional, lagi-lagi dengan atlet normal di IAAF Golden Gala di Roma. Dia finish di urutan keempat di lintasan 400 meter dengan waktu 46,90 detik.
Atlet paralympic asal Afrika Selatan, Oscar Pistorius. Foto: JOHANNES EISELE / AFP
Terakhir, dia masuk kualifikasi Paralimpiada mewakili Afrika Selatan di Paralimpiade London 2012. Dia menyabet 1 medali perak pada lintasan 200 meter dan 2 medali emas pada lintasan 400 meter.
ADVERTISEMENT
Rahasia Pistorius bisa berlari kencang ternyata terletak pada kaki palsunya yang seperti pisau itu sehingga dia dijuluki 'Blade Runner'.
Pada November 2007, suatu laporan dari Dr Wolfgang Potthast dan tim dari Universitas Olahraga Jerman di Cologne, menemukan bahwa kaki palsu Pistorius yang terbuat dari serat karbon merupakan keunggulan tersendiri.
Dengan kaki palsu itu, Pistorius menggunakan energi yang lebih sedikit dibanding atlet normal. Sejak itu dia dilarang bertanding dalam lomba yang diikuti atlet normal.
Sejak saat itu, Pistorius pun sempat didaulat sebagai duta olahraga Afrika Selatan. Bahkan majalah terkemuka Amerika Serikat, Time, menobatkannya sebagai salah satu orang paling berpengaruh.
Namun, segudang prestasi yang dimiliki Pistorius rupanya tidak sebanding dengan kelakuannya di luar lintasan balap. Kisah pembunuhan tragis yang melibatkannya terjadi pada 14 Januari 2013.
Atlet paralympic asal Afrika Selatan, Oscar Pistorius. Foto: BEN STANSALL / AFP
Lazimnya sepasang kekasih yang seharusnya berkasih-kasihan di Hari Valentine, Pistorius malah menembak pacarnya, Reeva Steenkamp, sebanyak 4 kali dari balik pintu kamar mandi.
ADVERTISEMENT
Pistorius tertangkap petugas sedang menyelamatkan kekasihnya setelah menembaknya. Caranya adalah memberikan napas buatan dari mulut ke mulut. Dia memberi napas buatan kepada Steenkamp yang ada di pelukannya, di bagian bawah tangga.
Diduga dia membawa Steenkamp dari kamar mandi di lantai atas, tempatnya melepaskan tembakan. Ketika petugas keamanan dan tetangga berdatangan ke rumah mewah Pistorius di Pretoria, Steenkamp masih bernafas. Tak berapa lama, paramedis menyatakan Steenkamp tewas dan Pistorius muncul sebagai satu-satunya tersangka.
Akibatnya dari perbuatannya itu, Pistorius pun harus dipenjara selama 5 tahun. Dirinya kemudian dibebaskan setelah mendapatkan pengurangan hukuman selama 1 tahun. Tapi, Pistorius kembali masuk penjara dengan masa hukuman 6 tahun, jauh lebih lama dari hukuman yang sebelumnya. Total masa hukuman yang harus dijalani oleh Pistorius adalah 13 tahun.
ADVERTISEMENT
****
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.