Kisah Petinju Esteban de Jesus: Membunuh, Khotbah di Penjara, Wafat karena AIDS

20 April 2021 18:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Roberto Duran, Esteban De Jesus Foto: AP Photo/Rainier Rentas
zoom-in-whitePerbesar
Roberto Duran, Esteban De Jesus Foto: AP Photo/Rainier Rentas
ADVERTISEMENT
Esteban de Jesus adalah salah satu petinju kelas ringan yang paling sukses dalam sejarah dan disegani karena kehebatannya di atas ring. Namun, reputasinya terjun bebas pada musim gugur 1980.
ADVERTISEMENT
De Jesus melakukan debut tinju profesionalnya di Puerto Rico pada 1969 silam, di mana ia memenangkan 19 pertarungan pertamanya. Petinju bernama Antonio Gomez memberinya kekalahan pertama di pertarungannya yang ke-27.
Setelahnya, De Jesus kembali tak terbendung. Satu per satu petinju hebat lain berhasil dikalahkannya selama bertahun-tahun.
Akan tetapi, De Jesus memiliki satu musuh yang tidak dapat ia kalahkan dengan mudah. Namanya adalah Roberto Duran.
Duran dianggap sebagai salah satu kekuatan paling dominan dalan sejarah tinju. Petinju Panama itu memiliki julukan Manos de Piedra (Tangan Batu) karena gayanya yang agresif.
Esteban de Jesus dan Duran pertama kali berduel dalam pertarungan 10 ronde di Maddison Square Garden, 17 November 1972. De Jesus berhasil memberikan kekalahan perdana untuk Duran.
ADVERTISEMENT
Dua tahun setelahnya, keduanya kembali bertarung. Perjalanan De Jesus ke Panama diwarnai kekalahan kedua selama kariernya. Pada 21 Januari 1978, Duran sekali lagi mendapatkan kemenangan dengan KO di ronde ke-12.
Usai kekalahan tersebut, De Jesus terus bertarung dan memenangi enam pertandingan berikutnya sebelum kalah KO di ronde ke-13 dari Saoul Mamby pada 7 Juli 1980. Empat bulan kemudian, hidup De Jesus berubah selamanya.
De Jesus memang mulai menggunakan kokain dan heroin pada awal karier tinjunya. Lalu, sebuah tragedi pada perayaan Thanksgiving 1980 benar-benar menghancurkan hidupnya.
Usai mengonsumsi kokain, Esteban de Jesus terlibat dalam perselisihan kecil dengan seorang remaja 18 tahun di jalan. Ia kemudian mengeluarkan pistol dan menembak kepala remaja itu.
ADVERTISEMENT
Dengan tuntutan pembunuhan tingkat pertama, De Jesus akhirnya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Kecanduannya akan obat-obatan memainkan peran penting dalam kejatuhan kariernya.
Selama mendekam di hotel prodeo, De Jesus semakin dekat dengan agama. Ia mendedikasikan waktunya untuk memberikan khotbah setiap hari untuk sesama narapidana di gereja kecil penjara.
Sayangnya, hari-hari de Jesus menyiarkan agama tidak berlangsung lama. Pada akhirnya, penggunaan obat-obatan memainkan perannya sekali lagi.
Pada 1985, beberapa saat setelah saudaranya, Enrique de Jesus, meninggal karena AIDS, ia juga mendapati dirinya terinfeksi HIV. Keduanya memang kerap berbagi jarum suntik saat mengonsumsi kokain.
Pada musim semi tahun 1989, Gubernur Rafael Hernandez Colon dari Puerto Rico membebaskan de Jesus dari penjara dengan ketentuan bahwa ia harus tetap berada di pusat perawatan pasien AIDS di San Juan.
ADVERTISEMENT
Tak banyak orang yang datang untuk sekadar menengok de Jesus karena takut tertular AIDS yang diidapnya. Namun, Duran datang menemuinya. Musuh lamanya memeluknya dan mencium keningnya untuk menunjukkan dukungan yang kuat.
Pada 12 Mei 1989, Esteban de Jesus meninggal karena AIDS pada usia 37 tahun.
****