Kisah Tim Moto2 & Moto3 Kemalingan Onderdil di Malaysia Jelang Event MotoGP

12 November 2021 14:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Balapan Moto3 Aragon 2021 di MotorLand Aragon, Alcaniz, Spanyol, Minggu (12/9/2021). Foto: Pablo Morano/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Balapan Moto3 Aragon 2021 di MotorLand Aragon, Alcaniz, Spanyol, Minggu (12/9/2021). Foto: Pablo Morano/Reuters
ADVERTISEMENT
Insiden 'unboxing' ilegal motor Ducati terjadi jelang perhelatan World Superbike Championship (WSBK) di Pertamina Circuit International Street Circuit, Lombok, Indonesia. Kejadian lebih parah ternyata pernah menimpa tim Moto2 dan Moto3 di Kejuaraan Dunia MotoGP jelang balapan di Malaysia.
ADVERTISEMENT
Hal yang dipermasalahkan di Indonesia adalah ada oknum tak bertanggung jawab yang dituding membongkar dan mengotak-atik motor Michael Ruben Rinaldi. Idealnya, memang hanya tim yang bersangkutan, bea cukai, atau forwarder yang diperbolehkan memegang motor di sirkuit.
Kejadian lebih nahas terjadi jelang gelaran MotoGP Malaysia pada 1 November 2019. Lima hingga enam tim di kelas Moto2 dan Moto3 kemalingan onderdil di Sepang International Circuit (SIC).
Kemudian, Polisi Kerajaan Malaysia menangkap sejumlah orang dalam penggerebekan di sekitar Sepang dan Bangi. Keenam orang tersebut adalah warga negara Malaysia, berusia sekitar 23 tahun. Pihak kepolisian memberi keterangan pada Desember 2019.
Pemandangan Main Grandstand dari Media Centre di Sirkuit Sepang, Malaysia. Foto: Anju Christian P. Silaban/kumparan
“Kami melakukan serangkaian penangkapan dan penggerebekan antara 3 November hingga 12 Desember," kata Kepala Polisi Distrik Bandara Internasional Kuala Lumpur, Asisten Komisaris Zulkifli Adamsah, dikutip dari media Malaysia, Harian Metro.
ADVERTISEMENT
"Di antara barang-barang yang ditemukan adalah empat tas merek berbeda, 26 unit rem, 7 kunci pas, 3 peredam, 2 pegangan setang, 2 penghangat ban, 2 jaket hitam tim, 14 sekrup, 6 botol minyak rem, serta barang-barang lainnya," lanjutnya.
Jadi, salah satu tersangka memiliki bengkel sepeda motor. Dia lalu menjual bagian-bagian yang dicuri kepada pemilik motor yang ingin memodifikasi motor mereka. Barang-barang tersebut dijual di bawah harga pasar. Dua tersangka memiliki catatan pencurian sepeda motor dan dinyatakan positif menggunakan metamfetamin.
“Di antara tersangka adalah pekerja paruh waktu yang memiliki akses masuk ke area SIC," terang Adamsah.
Ilustrasi balapan Moto2 pada 2019 Foto: dok. Triumph
Mugiyono Nathania, pria Indonesia yang bekerja sebagai Racing Services untuk helm KYT dan Suomy di MotoGP, menceritakan pengalamannya selama berada di berbagai sirkuit dunia. Dia bilang, ada semacam aturan tak tertulis soal tata krama di sirkuit yang wajib dipahami.
ADVERTISEMENT
"Aturannya itu simpel: Jangan pernah otak-atik, jangan pernah buka-buka, barang yang bukan milik kita," kata Mugiyono ketika dihubungi kumparan, Kamis (11/11).
"Contohnya punya saya, begitu boks saya sampai sirkuit, saya langsung cari boks yang punya saya. Barang-barang lain, meski dekat banget sama punya saya, itu saya enggak berani buka. Karena itu bukan milik saya. Saya buka boks yang milik saya, KYT dan Suomy," lanjutnya.
Bahkan, staf dari MotoGP maupun Dorna pun tidak ada yang berani membuka barang-barang yang bukan milik mereka. Orang-orang di kalangan MotoGP dan sebenarnya juga WSBK sudah paham soal tata krama ini.