Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kisah Yulia Kanakina: Mimpi Jadi Pebalet, Kini Atlet Cabor Ekstrem di Olimpiade
15 Februari 2022 12:43 WIB
ยท
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menurut Russian Beyond, Kanakina sudah meraih banyak penghargaan bergengsi sebelum berkompetisi di Olimpiade yang digelar pada 4-20 Februari ini. Tercatat, ia menjadi kampiun Kejuaraan Dunia Skeleton Wanita Junior 2017. Tak hanya itu, ia juga meraih medali perak Kejuaraan Dunia Skeleton 2021.
Kanakina lahir dan dibesarkan oleh keluarga yang boleh dibilang kurang mampu. Kendati demikian, orang tuanya senantiasa berusaha untuk mencukupi kebutuhan Kanakina, sehingga ia pun tidak merasakan kesusahan.
"Saya dan Ibu pernah masuk ke sebuah toko dan berkata, 'Nak, hari ini kita membeli barang-barang yang penting saja'. Saya mengerti dan tidak meminta semuanya," ucap Kanakina.
"Walaupun serba keterbatasan, saya selalu memiliki apa yang anak-anak seumuran saya inginkan. Pujian saya berikan kepada ibu saya yang senantiasa berusaha sekuat tenaga untuk tidak pernah membiarkan saya berada di situasi sulit," imbuhnya.
Meskipun namanya kini sudah tersohor di dunia olahraga Skeleton, Yulia Kanakina sebenarnya tidak menyangka atas pencapaian yang ditorehkannya saat ini. Hal itu karena dahulu mimpinya hanyalah ingin menjadi pebalet profesional.
ADVERTISEMENT
Namun, impian itu harus dikubur dalam-dalam. Ia dan orang tuanya khawatir perihal kondisi kesehatannya di masa depan karena sering memutar pergelangan kakinya saat berlatih balet. Alhasil, ia pun berhenti dan ingin menjajal olahraga.
Ketika usianya menginjak 14 tahun, Kanakina mulai dikenalkan dengan olahraga Skeleton. Hal itu berakar dari kedatangan sosok pelatih seluncuran es yang mencari bakat terbaik di sekolahnya.
Pelatih itu mencari sosok murid yang mampu berlari dengan cepat. Berangkat dari hal tersebut, guru olahraga Kanakina pun merekomendasikan dan menunjuknya untuk memenuhi undangan sang pelatih berdasarkan kecepatannya.
Saat pertama berlatih Skeleton, Yulia Kanakina masih sering memadukan kemampuan baletnya dengan olahraga tersebut. Alhasil, hal tersebut pun membuatnya kesulitan untuk beradaptasi.
"Semua orang berlari dan saya coba menarik kaus kaki saya, itu sangat berat untuk disesuaikan. Saya belum bisa beradaptasi secara teknis dan terlihat sedikit berantakan. Saat itu, saya belum benar-benar terbentuk secara fisik," ungkap Kanakina saat pertama kali berlatih Skeleton.
ADVERTISEMENT
Bahkan, Kanakina juga sempat merasa takut dan ogah melanjutkan perjalanannya di dunia Skeleton. Menurutnya, olahraga tersebut lebih menyeramkan daripada balet.
"Saat pertama kali menjajal olahraga Skeleton, saya naik papan dan berteriak karena takut. Itu sangat menakutkan, saya berkata 'Itu dia! Tidak mungkin, saya tak mau lagi'," tandasnya.
Seiring berjalannya waktu, Kanakina pun mulai menemukan kunci kecocokan dirinya dengan olahraga tersebut sehingga mulai berani memulai kompetisi profesional pertamanya saat berumur 16 tahun.
Yulia Kanakina hanya berhasil duduk di peringkat 10 dari 11 kompetitor yang mengikuti Kualifikasi Olimpiade Junior. Tak hanya itu, ia juga cuma mampu bertengger di posisi 15 pada kompetisi Skeleton Junior se-Eropa pada 2011.
Bak peribahasa hasil yang tidak akan mengkhianati usaha, Kanakina pada akhirnya sukses menyabet titel Juara Dunia Skeleton Junior di tahun 2017.
Setahun setelah itu, wanita berkebangsaan Rusia tersebut berhasil meraih medali perak di ajak yang sama. Tak sampai di situ saja, Kanakina juga berhasil menduduki posisi ketiga dan runner up pada 2019 & 2021 kejuaraan dunia.
ADVERTISEMENT
Meskipun sudah jadi langganan juara, Kanakina mengaku bahwa ia sering tidak tampil maksimal saat berada di lintasan. Hal itu karena ia selalu kehilangan fokus dan momentum. Padahal, ia sering mencatatkan hasil yang baik pada saat latihan.
"Saya senantiasa merasa sangat cepat saat latihan. Tetapi, ketika berada di lintasan sebenarnya, itu terasa sangat lambat," ungkap Kanakina.
Terlepas dari hal tersebut, Kanakina pun tetap menunjukkan penampilan ciamik sehingga bisa melakoni debutnya di Olimpiade Musim Dingin 2022 yang saat ini sedang berlangsung.
Pada latihan pertama dan keduanya, Kanakina hanya mampu menduduki posisi ke-8 dan ke-10. Kendati demikian, ia masih tetap optimis dan bakal berusaha sekuat tenaga untuk merebut medali.
Lantas, mampukah Yulia Kanakina menjadi kawakan di Olimpiade kali ini? Menarik dinantikan.
ADVERTISEMENT
Penulis: Hamas Nurhan