KONI Upayakan Lisa Rumbewas Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Jayapura

14 Januari 2024 17:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana rumah duka mendiang Lisa Rumbewas di Jalan Teluk Dok 9 Atas, pada Minggu (14/1/2024).  Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana rumah duka mendiang Lisa Rumbewas di Jalan Teluk Dok 9 Atas, pada Minggu (14/1/2024). Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Lisa Raema Rumbewas telah meninggal di usia 43 tahun di RSUD Jayapura pada Minggu (14/1) sekitar pukul 03.00 WIT. KONI Pusat mengupayakan agar lifter legendaris Indonesia itu bisa dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Jayapura.
ADVERTISEMENT
Semasa hidupnya, Lisa telah memberikan kebanggaan terhadap dunia angkat besi RI. Ia menyumbang tiga medali Olimpiade dalam 3 edisi berbeda.
Rencananya jenazah Lisa akan dikebumikan pada Senin (16/1) di Pekuburan Waena. Namun, Ketua Umum KONI, Marciano Norman, mengatakan bahwa pihaknya mengupayakan agar Lisa dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Jayapura. Ia merasa ini harus diusahakan karena Lisa adalah pahlawan olahraga Indonesia.
"KONI Pusat sedang berupaya mengomunikasikan kepada pihak terkait agar Lisa Rumbewas, patriot olahraga yang meraih 3 medali Olimpiade, mendapat kehormatan untuk dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Jayapura sebagai penghormatan kepada patriot olahraga atas prestasi yang dicapai semasa perjuangannya," kata Marciano kepada kumparan, Minggu (14/1).
Suasana rumah duka mendiang Lisa Rumbewas di Jalan Teluk Dok 9 Atas, pada Minggu (14/1/2024). Foto: kumparan
Sementara itu, ibu kandung Lisa Rumbewas, Ida Korwa, ketika ditemui di rumah duka menceritakan penyebab meninggalnya sang legenda. Lisa ternyata memiliki riwayat sakit epilepsi yang kambuh pada 6 Januari lalu.
ADVERTISEMENT
Ketika itu, Lisa terjatuh di kamarnya hingga keningnya berdarah. Keluarga Lisa melarikannya ke RS Provita, di sana ia dirawat selama 3 hari hingga dirujuk ke RSUD Dok II Jayapura.
"Memang dari kecil ia punya riwayat epilepsi. Obat juga dia minum tak pernah putus, tapi saat jatuh kebetulan obatnya habis, malamnya dia jatuh di kamarnya, akhirnya kami larikan ke rumah sakit," kata Ida Korwa di rumah duka di Jalan Teluk Dok 9 Atas, Minggu (14/1).
"Sejak masuk rumah sakit sudah tidak sadar hingga dia pergi," lanjutnya setengah terisak.
Lisa Rumbewas belum menikah. Karena penyakit yang dideritanya, sang ibunda memang memintanya untuk tidak berumah tangga. Lalu, Ida menceritakan kembali momen-momen terakhirnya bersama Lisa.
Lifter putri Indonesia Raema Lisa Rumbewas melakukan angkatan pada Olimpiade Athena 2004 di pada 15 Agustus 2004. Foto: Martin Rose/Bongarts/Getty Images
"Yang membekas di saya, Lisa sebelum ke kantornya ia selalu mendengar Puji-pujian di handphone-nya," kenang ibunda.
ADVERTISEMENT
Lisa Rumbewas tercatat sebagai PNS di Dinas PPAD Provinsi Papua. Ia menjabat sebagai staf Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
Ketua Umum KONI Papua, Kenius Kogoya, juga hadir langsung memberikan penghormatan terakhir kepada Lisa Rumbewas di rumah duka. Kenius mengatakan, nama besar Lisa akan tetap dikenang sepanjang massa.
"Dua tidak hanya putri terbaik Papua tapi juga Indonesia yang mengharumkan nama negeri ini dan menorehkan prestasi terbaik. Kami semua merasakan kehilangan dan berduka dengan kepergiannya, semoga apa yang Lisa lakukan bisa diwariskan kepada anak-anak muda Papua dan Indonesia, " kata Kenius.
Lifter putri Indonesia Raema Lisa Rumbewas melakukan angkatan pada Olimpiade Beijing 2008 di Beijing University of Aeronautics and Astronautics Gymnasium pada 10 Agustus 2008. Foto: Harry How/Getty Images
Semasa menjadi atlet, Lisa Rumbewas telah mempersembahkan 3 medali Olimpiade untuk Indonesia. Pada debutnya di Olimpiade Sydney 2000, putri dari pasangan atlet binaraga Levi Rumbewas dan atlet angkat besi Ida Korwa ini berhasil meraih medali perunggu di kelas 48 kg.
ADVERTISEMENT
Olimpiade Athena 2004, Lisa Rumbewas meraih medali perak kelas 53 kg. Medali Olimpiade ketiga yang diraih atlet kelahiran 10 September 1980 ini adalah perunggu Olimpiade Beijing 2008.
Medali tersebut diberikan (IOC) yang diwakili Komite Olimpiade Indonesia (KOI) pada 3 Desember 2017, di Hotel Sheraton Gandaria, Jakarta. Hal tersebut terjadi lantaran, atlet asal Belarusia, Nastassia Novikava, menggunakan doping turinabol dan stanozol, sehingga medalinya dicabut.