Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Krisis Finansial yang Menggerogoti Tim Formula 1, Force India
30 Juli 2018 8:58 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sejak awal musim 2018, kondisi finansial Force India dikabarkan terus memburuk. Bahkan salah satu pebalap mereka, Sergio Perez, menyebut bahwa timnya sedang memasuki masa kritis. Permasalahan finansial ini juga berkaitan dengan lilitan utang yang belum mampu dilepaskan oleh Force India. Menurut laporan Crash, tim yang berbasis di Inggris ini belum sanggup membayar utangnya kepada para krediturnya, yaitu Mercedes yang merupakan pabrikan mesinnya, Best Water Technology Group (BWT) sebagai sponsor utama, dan Perez sendiri.
Situasi pelik ini lantas mendorong bos besar mereka, Vijay Mallya, mengundurkan diri. Keputusan pengunduran diri ini juga dipicu oleh masalah hukum yang kini juga sedang membelit Mallya. Pria berusia 62 tahun ini dilaporkan sedang bertarung melawan permintaan ekstradisi pemerintah India.
ADVERTISEMENT
Di negaranya itu, Mallya dituduh kasus penggelapan dana sejumlah bank yang nominalnya dikabarkan lebih dari 1 miliar dolar AS. Dana sebesar ini ditengarai digunakannya untuk membiayai perusahaan maskapai penerbangan miliknya, Kingfisher Airlines.
Namun, maskapai yang secara administratif berdiri pada 2003 ini juga sudah dinyatakan mati secara hukum pada Oktober 2012, dan proses pencabutan izin penerbangannya rampung pada Februari 2013. Paspor Mallya pun saat ini 'dibekukan' oleh pemerintah demi memaksanya kembali pulang ke India.
Sementara, secara hukum, Mallya tak menjadi satu-satunya pemilik Force India. Ia memegang 42,5% saham Force India. Dalam kepemilikan tim balap ini, ia juga bekerja sama dengan pengusaha asal India, Subrata Roy, yang saat ini sedang menjalani hukuman di penjara karena kasus finansial.
ADVERTISEMENT
Terkait pengunduran diri ini, dalam beberapa minggu terakhir, Force India memang telah dihubungkan dengan sejumlah calon pembeli dan investor baru. Salah satu yang paling santer dikabarkan adalah Lawrence Stroll, ayah dari pembalap Williams, Lance Stroll.
Lantas, pada Jumat (27/7/2018), Pengadilan Tinggi London menyatakan Force India bangkrut. Adapun, keputusan ini diberikan setelah menerima laporan dari Perez, Mercedes, dan BWT. Meski Force India dikabarkan menunggak gajinya, Perez menjelaskan bahwa motivasi utamanya bukan perkara uang, tapi demi menyelamatkan masa depan timnya.
"Saya benar-benar ada di situasi yang sulit, terlebih beberapa bulan terakhir. Rasanya saya seperti terjebak di tengah masalah finansial yang sedang dihadapi tim. Hingga pada akhirnya, saya yakin bahwa saya harus mengambil tindakan hukum. Tujuannya satu, demi melindungi 400 orang yang bekerja di tim ini," jelas Perez, mengutip Motorsport.
ADVERTISEMENT
"Kalau mau jujur, saya sebenarnya tidak ingin terlibat karena bagaimanapun, saya ini cuma seorang pebalap. Namun, situasi semakin tak menentu. Bahkan sejumlah kru meminta saya untuk segera mengambil tindakan hukum dan menyelamatkan tim," tutur Perez.
"Malah ada pihak lain yang tadinya berusaha mengajukan petisi. Kalau tindakan ini disetujui, tim ini bisa langsung bubar sepenuhnya. Makanya, bisa dibilang tim saya meminta saya buat menyelamatkan tim. Salah satu caranya adalah memasukkan tim ke proses peradilan dan kepailitan."
"Sekali lagi, ini bukan tentang besarnya utang kepada saya. Saya hanya ingin menyelamatkan tim dan masa depan yang lebih baik. Ini keputusan yang begitu sulit, emosional, dan menguras mental. Saya sampai belum bisa fokus mengemudikan mobil," jelas satu-satunya pebalap Force India yang pernah merebut podium Formula One musim 2018 ini.
ADVERTISEMENT
Langkah hukum yang diambil oleh pebalap berkebangsaan Meksiko ini dinilai dapat berdampak pada terambil alihnya kontrol rencana penjualan Force India serta berpotensi mencegah tim ini beroperasi menyusul tuntutan hukum yang rencananya baru akan dibahas pada Rabu (1/7/2018). Walaupun belum buka suara menyoal kondisi terkini Force India, Perez berharap apa yang dilakukannya ini benar-benar dapat memberikan jalan keluar bagi Mallya dan timnya.
"Secara pribadi, saya menyukai Vijay (Mallya). Saya merasa sedih karena kalau dilihat dalam jangka pendek, ini tidak menjadi kondisi yang ideal untuknya. Namun, kami semua juga sadar pada situasi yang sekarang sedang dihadapi Vijay, tidak hanya dari sisi hukum, tapi juga keuangan."
"Kondisi tim sudah tidak layak lagi. Jadi, sewaktu saya dinilai bisa membuat perubahan pada tim, maka saya harus ambil tindakan. Sejak awal Januari 2018, tim ini sudah tidak terasa seperti tim balap lagi," imbuh Perez.
ADVERTISEMENT
"Jadi, saya akan sangat bahagia kalau kami bisa kembali bersama-sama sebagai satu tim, mudah-mudahan dengan suasana yang jauh lebih menyenangkan dan fokus yang benar-benar terarah pada balapan. Saya mengharapkan tim yang stabil, yang dapat mengambil langkah maju, dan kembali turun lintasan sebagai tim balap," imbuh Perez, mengutip Motorsport.
Menurut laporan BBC yang ditulis oleh Andrew Benson, divisi operasional tim merupakan kreditur terbesar Force India terkait permasalahan finansial ini. Adapun, utang Force India kepada tim operasionalnya sendiri mencapai 159 juta poundsterling. Kreditur eksternal terbesar adalah Mercedes. Kepada tim pabrikannya ini, Force India dilaporkan berutang sebesar 10 juta poundsterling. Sementara, kepada Perez, Force dikabarkan memiliki utang sebesar 3,56 juta poundsterling.
ADVERTISEMENT