Laga Melawan Agut, Pertarungan Terhebat Murray

15 Januari 2019 11:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Murray di akhir babak pertama Australia Terbuka 2019. (Foto: REUTERS/Lucy Nicholson TPX IMAGES OF THE DAY)
zoom-in-whitePerbesar
Murray di akhir babak pertama Australia Terbuka 2019. (Foto: REUTERS/Lucy Nicholson TPX IMAGES OF THE DAY)
ADVERTISEMENT
Babak pertama Australia Terbuka 2019 menampilkan epos dalam laga Roberto Bautista Agut melawan Andy Murray. Pertandingan yang berlangsung di Hisense Arena Melbourne Park pada Senin (14/1/2019) itu berakhir dengan kemenangan 6-4, 6-4, 6-7 (5-7), 6-7 (4-7), 6-2 untuk Agut.
ADVERTISEMENT
Murray tidak datang ke Australia Terbuka dalam kondisi baik-baik saja. Ia bahkan memulai seri pertama kompetisi perebutan gelar Grand Slam ini dengan pengumuman pengunduran diri. Kata Murray, ia ingin Wimbledon 2019 menjadi turnamen terakhirnya sebagai petenis.
Murray sebenarnya juga tak yakin apakah ia bisa bertahan dan bertanding sambil menahan rasa sakit akibat cedera pinggul sampai Juli nanti. Maka, bukannya tak mungkin laga yang berlangsung selama empat jam sembilan menit ini menjadi pertarungan terakhirnya sebagai petenis.
"Saya mungkin akan menentukannya (kapan pensiun) sekitar pekan depan. Jika setelah operasi kondisi saya menurun, maka saya tidak akan bermain lagi. Saya menaruh perhatian lebih pada kondisi ini supaya saya bisa melakukan aktivitas normal seperti berjalan dan memakai sepatu atau kaus kaki tanpa rasa sakit berlebih," jelas Murray, dilansir The Guardian.
ADVERTISEMENT
Kembali naik meja operasi untuk memulihkan cedera pinggulnya ditengara akan menjadi fokus Murray usai Australia Terbuka. Sebenarnya ini bukan operasi pertamanya karena pada Januari 2018 pun, ia sudah naik meja operasi saat kawan-kawannya berlaga di Melbourne Park.
Andy Murray di babak pertama Australia Terbuka 2019. (Foto: REUTERS/Edgar Su)
zoom-in-whitePerbesar
Andy Murray di babak pertama Australia Terbuka 2019. (Foto: REUTERS/Edgar Su)
Kala itu, Murray ada di bawah penanganan ahli ortopedi asal Melbourne, dr. John O’Donnell. Serupa tahun ini, Murray pun berharap operasi itu dapat membantunya untuk berlaga di Wimbledon 2018. Namun, kita semua tahu, tak ada nama Murray di daftar petenis yang berlaga di All England Lawn Tennis and Croquet Club.
"Saya tahu saya bukan petenis yang sama lagi. Tapi, jika laga melawan Roberto (Bautista Agut) menjadi pertandingan terakhir saya, maka saya sudah mengakhirinya dengan cara yang brilian. Atmosfernya luar biasa, saya benar-benar memberikan segalanya di pertandingan itu, bertanding sebaik mungkin, dan tampil jauh lebih baik ketimbang yang saya tunjukkan di pertandingan atau latihan sebelumnya. Saya akan baik-baik saja jika laga melawan Roberto menjadi pertandingan terakhir saya," ucap petenis asal Inggris itu.
ADVERTISEMENT
"Jika dalam kondisi fisik seperti ini, maka kamu harus membiarkan tulang-tulangmu sembuh dan otot-otomu pulih dengan sempurna supaya kualitas hidup dan fisikmu juga bertambah. Mungkin saya gegabah kalau memaksakan diri bertanding di Wimbledon. Hitungannya, saya kembali bertanding dua bulan setelah operasi. Saya harus melakoni masa pemulihan dengan layak, menghormati waktu penyembuhan, dan tidak terburu-buru dalam segala hal," jelas Murray.
Tenis milik Murray kini tidak hanya disusun atas kerumitan tertentu, tapi juga tanda tanya yang panjang. Murray benar, tidak ada yang tahu apakah langkahnya masih akan sampai di Wimbledon atau terhenti di Melbourne.
Namun, terlepas dari apa pun hasil dan keputusannya nanti, pertandingan melawan Agut yang berakhir dengan kekalahan itu menjadi bukti bahwa Murray menang dalam pertarungannya sendiri. Dan yang terbaik, kemenangan itu bukan kemenangan yang datang dengan sendirinya, tapi kemenangan yang dijemput dengan hebat.
ADVERTISEMENT