Lalu Zohri Ditantang Tembus 10 Detik di Olimpiade 2020

3 Oktober 2019 11:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Juara dunia atletik nomor Lari 100 meter U-20 Lalu Muhammad Zohri (kiri) mengangkat bendera merah putih saat tiba di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Selasa (17/7). Foto: AFP PHOTO / Demy Sanjaya
zoom-in-whitePerbesar
Juara dunia atletik nomor Lari 100 meter U-20 Lalu Muhammad Zohri (kiri) mengangkat bendera merah putih saat tiba di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Selasa (17/7). Foto: AFP PHOTO / Demy Sanjaya
ADVERTISEMENT
Dalam satu tahun terakhir, nama Lalu Muhammad Zohri begitu tenar di ranah atletik Indonesia. Masih sangat muda, tak pernah terdengar sebelumnya, tetapi mendadak bikin gempar dengan sederet prestasi.
ADVERTISEMENT
Zohri memulai kisahnya saat mentas pada final lari 100 meter putra Kejuaraan Dunia Atletik U-20 2018 di Finlandia, 11 Juli 2018. Zohri start dari lane terluar (jalur kedelapan), karena biasanya lane ini memang ditempati pelari yang tak diunggulkan.
Ia memang bukan siapa-siapa saat itu, namanya muncul dari antah berantah. Apalagi sejarah mencatat belum pernah ada pelari asal Indonesia yang berhasil finis terdepan di kejuaraan dunia sebelumnya (baik junior maupun senior).
Di atas trek lari, Zohri membungkam keraguan publik. Di luar dugaan, pria asal Lombok tersebut melesat dengan cepat untuk finis pertama dengan waktu 10,18 detik. Ia mengalahkan dua pelari unggulan asal Amerika Serikat, Anthony Shwartz dan Eric Harrison.
Tak genap satu tahun berselang pada final lari 100 meter di Golden Grand Prix Osaka, 19 Mei 2019, Zohri kembali bikin gempar. Mentas di level senior, Zohri finis ketiga dengan catatan 10,3 detik. Ia cuma kalah dari Justlin Gatlin (10 detik) dan Kiryu Yoshihide (10,1) detik.
ADVERTISEMENT
Catatan waktu itu kian menegaskan status Zohri sebagai pelari tercepat di Asia Tenggara. Rekor yang sebelumnya dipegang oleh sesama pelari Indonesia, Suryo Agung, selama hampir satu dekade lamanya. Zohri pun otomatis mendapat tiket ke Olimpiade 2020.
Selain itu, Zohri melampaui batas limit Kejuaraan Dunia Atletik 2019 nomor lari 100 meter putra yakni 10,10 detik dan berhak ikut serta di Doha, Qatar. Namun, Zohri yang kini sudah berusia 19 tahun, gagal melangkah jauh.
Turun pada heat 6 lari 100 meter putra di Khalifa International Stadium, Jumat (27/9/2019) malam WIB, Zohri mencatatkan waktu 10,36 detik. Hasil itu cuma mengantarkannya ada di peringkat 35 dari total 48 atlet. Sedangkan mereka yang lolos ke semifinal adalah urutan 1 hingga 24.
ADVERTISEMENT
Lalu Muhammad Zohri dan Eni Nuraini. Foto: Dok: PB. PASI
Namun, kegagalan di Kejuaraan Dunia level senior pada keikusertaan pertama bukan berarti menjadi akhir dunia untuk Zohri. Ada ajang tak kalah bergengsi dan prestisius yang bakal ia lakoni tahun depan di Tokyo, Jepang.
Lantas apa stategi yang harus diberikan kepada Zohri akan bisa berbicara lantang di pesta olahraga empat tahunan tersebut? Pelatih lari Indonesia, Eni Nuraini, menyebut Zohri harus bisa menembus waktu 10 detik sebagai syarat utama untuk bersaing.
"Untuk target di Olimpiade (2020) kita berharap dia bisa lebih baik dari kemarin (di Golden Grand Prix Osaka) yaitu 10,3 detik. Jika bisa lebih baik dari itu, dia bisa masuk ke semifinal," kata Eni saat dihubungi kumparanSPORT.
"Ya, 10 detik insya Allah (bisa). Di Olimpiade (tahun depan) kita usahakan bisa seperti itu, soalnya kalau kita paksakan dia 'kan masih muda," tuturnya menambahkan.
ADVERTISEMENT
Jika dihitung-hitung, Zohri akan berada di usia 20 tahun saat mentas di Olimpiade 2020. Eni baru membuka peluang ada kemungkinan untuk Zohri menembus catatan waktu 9 detik pada Olimpiade 2024 di Prancis.
"Mungkin kalau kita pengin dia berada di bawah 10 detik itu baru bisa di Olimpiade 2024 saat puncak keemasannya. Di 2020 ini kita coba dulu di limit 10 detik," pungkas Eni.