Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Lampu Hijau sang Mama untuk Liliyana Natsir yang Ingin Pensiun
9 Juli 2018 14:21 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Siapa tak kenal Liliyana Natsir ? Peraih emas Olimpiade 2016 itu sudah malang melintang di dunia bulu tangkis sejak bergabung ke pelatnas PBSI pada 2002. Belasan tahun berkarier, tiga gelar juara dunia dipersembahkannya kepada Tanah Air.
ADVERTISEMENT
Namun, gerak-gerik Liliyana di lapangan bulu tangkis mendekati batas akhir. Pemain kelahiran Manado, 9 September 1985, ini mengumumkan akan pensiun dalam waktun dekat, setidaknya hingga musim 2018 tuntas.
"Yang pasti setelah pensiun ingin menjauh sedikit dari bulu tangkis karena jenuh sudah bermain dari kecil," ucap wanita yang akrab disapa Butet itu saat jumpa pers Indonesia Open 2018 beberapa waktu lalu.
Lalu, di Istora-lah ia berusaha mendulang rapor emas terakhir. Satu gelar terakhir di Indonesia Open 2018 telah diraihnya. Lalu, satu target terakhir di venue bulu tangkis kebanggaan Indonesia itu dibidik: Emas Asian Games 2018 , Agustus mendatang.
Bagi sang Mama, Olly Maramis alias Auw Jin Chen, Liliyana boleh pensiun asalkan fokus jelang multievent terbesar se-Asia itu. Yang pasti, apa pun keputusan Liliyana, Olly akan selalu mendukung karier sang anak di dalam maupun di luar bulu tangkis.
ADVERTISEMENT
"Karena memang yang merasakan capek itu Liliyana, dia pernah bilang dulu masih muda kalau hari ini digenjot (latihan keras) sama pelatih, dia bangun besoknya sudah kembali normal. Kalau sekarang tidak, butuh 3 hari, remuk badan. Harus ada yang pijat baru pulih," ujar Olly.
"Jadi tante kasian kalau maksain, kalau dia mampu, ya, main. Kalau mutuskan pensiun kami (keluarga) terima. Daripada nanti cedera lagi, karena latihan juga berat.”
“Apalagi dengan umurnya (Liliyana kini berusia 32 tahun, red), jadi saya paham kalau dia mau pensiun tahun ini. Yang penting Asian Games, itu mungkin cita-cita terakhir dia," imbuh sang Mama.
Olly menyadari bahwa Liliyana tak lagi memiliki footwork yang lincah nan liar di lapangan. Dengan usia kepala tiga, Liliyana dirasa tidak bisa bergerak cepat menyambar shuttlecock lawan. Bahkan, ia sempat didera cedera lutut tahun lalu.
ADVERTISEMENT
"Kalau tante melihat dia fisiknya dan cedera lama sembuh, kecepatan menurun. Tante sudah lihat kecepatan dia nggak (bagus). Dia mau ambil, tapi kakinya lambat. Kalau tangan masih bisa cepat. Jadi misal mau lempar ke sana, dia agak kurang kakinya,” kata Olly.
Dari penuturan sang Mama, Liliyana telah mengerahkan seluruh hidupnya demi bulu tangkis. Simak saja bagaimana persiapan ke Olimpiade 2016 silam. Tampil meyakinkan sejak babak awal, di baliknya ada sebuah latihan ekstra-keras selama satu tahun.
Olly pun tak ingin mengganggu dan membiarkan sang anak 'dilahap' olahraga tepok bulu itu. Liliyana sendiri termasuk atlet yang disiplin menjaga makanan hingga pola tidur. Ia juga tak ragu menambah porsi latihan.
Namun, Liliyana sadar bahwa tak ada yang abadi, termasuk nama besarnya di dunia bulu tangkis. Maka, berbekal darah pebisnis dalam keluarga, ia telah memiliki pusat refleksi keluarga dan bisnis properti sebagai bekal pasca-pensiun.
ADVERTISEMENT
"Dia bilang mau menjauh dulu dari bulu tangkis karena sudah jenuh dari umur 9 tahun sudah bergelut di bulu tangkis. Sekarang dia kelola bisnis properti dan refleksi. Nanti juga bakal buka restoran di dua ruko di Gading Serpong," ucap Olly.
Olly, tentu saja, tidak melarang Liliyana jadi pebisnis. Namun, ia juga tidak menutup kemungkinan Liliyana beralih profesi menjadi pelatih bulu tangkis.
"Kemungkinan (jadi pelatih), dia bilang. Apabila dibutuhkan biar Indonesia maju, dia mau sumbang pikiran. Itu mungkin, ya. Kalau sekarang mau fokus bisnis dulu,” kata Olly.
"Kalau saya, sih, lebih ingin dia jadi pebisnis karena saya dulu juga pebisnis ha ha ha," pungkasnya.