Main di Olimpiade Kelima, Eko Yuli Irawan Buka Suara soal Kans Dapat Emas

5 Juli 2024 19:16 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lifter putra Indonesia Eko Yuli Irawan melakukan angkatan clean and jerk pada final 67 kilogram Grup A Asian Games 2022 di Xiaoshan Sports Centre Gymnasium, Hangzhou, China, Minggu (1/10/2023). Foto: M Risyal Hidayat/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Lifter putra Indonesia Eko Yuli Irawan melakukan angkatan clean and jerk pada final 67 kilogram Grup A Asian Games 2022 di Xiaoshan Sports Centre Gymnasium, Hangzhou, China, Minggu (1/10/2023). Foto: M Risyal Hidayat/Antara Foto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Eko Yuli Irawan menjadi salah satu kontingen Indonesia dari cabor angkat besi di Olimpiade 2024 Paris. Ia menjanjikan bisa membawa pulang medali, tetapi belum tentu meraih emas.
ADVERTISEMENT
Eko Yuli kini bertanding di usia yang tak lagi muda untuk ukuran atlet angkat besi. Terlebih, ia masih sambil terus melakukan recovery cedera dan berjuang menurunkan berat badan. Jadi, ia tak bisa menjanjikan emas di Olimpiade kali ini.
"Lawan terberat sejauh ini dari China, Italia dan Amerika. Kalo emas, saya belum berani bicara tapi medali insyaAllah bisa. Untuk emas, nanti kita lihat hari H, ya. Sama satu bulan terakhir persiapan ini mampulah," kata Eko Yuli saat ditemui di Jakarta, Jumat (5/7).
Eko Yuli Irawan membuat sejarah baru buat olahraga Indonesia, dengan menjadi atlet yang tampil di 5 edisi Olimpiade berbeda (quintrick). Sebelumnya, atlet asal Lampung ini pernah bertanding di kelas 56 kg pada 2008 (Beijing), kelas 62 kg pada 2012 (London) dan 2016 (Rio de Janeiro), serta kelas 61 kg (Tokyo).
ADVERTISEMENT
Lifter putra Indonesia Eko Yuli Irawan memberi hormat sebelum mengikuti final 67 kilogram Grup A Asian Games 2022 di Xiaoshan Sports Centre Gymnasium, Hangzhou, China, Minggu (1/10/2023). Foto: M Risyal Hidayat/Antara Foto
Dalam 4 Olimpiade sebelumnya, Eko Yuli selalu mendapat medali: Perunggu (2008 dan 2012) dan perak (2016 dan 2020). Tinggal medali emas yang sampai sekarang masih belum berjodoh kepada atlet 34 tahun itu.
Terkait recovery cedera lututnya, Eko Yuli menerangkan situasinya sudah lebih baik meski belum 100 persen sembuh. Memang berat bertanding di Olimpiade di usia tak lagi muda, tetapi ia tetap akan memberikan yang terbaik.
"Tantangannya mungkin fisik, ya, karena usia senior harus menyesuaikan lagi istirahatnya, recovery-nya, itu sih yang agak sulit. Kalau 20 tahunan kan saya bisa hajar-hajar saja gitu, kalau sekarang enggak bisa, jadi mungkin treatment-nya berbeda," jelas Eko Yuli.
Untuk saat ini fokus ke olimpiade ini dulu kalau ke depan belum tahu lagi. Kalau masih bisa, saya lanjut [di Olimpiade 2028]. Kalau enggak, mungkin setop," tandasnya.
ADVERTISEMENT