Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Marcus Fernaldi Gideon, Dia yang Tak Romantis tapi Gigih soal Hidup
19 Desember 2017 17:29 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
ADVERTISEMENT
Menjelang tahun 2017 berakhir, gegap gempita ucapan selamat dan euforia masyarakat Tanah Air merebak di mana-mana, entah di media sosial atau sekadar jadi topik obrolan ringan sehari-hari. Terlebih bagi mereka yang mengikuti kiprah Marcus Fernaldi Gideon dan Kevin Sanjaya Sukamuljo.
ADVERTISEMENT
Guna menyederahankan panggilan dua orang ini, mereka menyebutnya "Minions", yang terdenggar lucu dan terkadang lebih mirip olokan. Namun, kini headline berita bertajuk "Duo Minions Bawa Pulang Gelar Superseries ke-7" terpampang di mana-mana.
Peduli setan bagaimana mereka dibentuk hingga dicerca latihan berhari-hari sampai berbulan-bulan. Hasil akhir berupa gelar juara menjadi kesenangan milik bersama. Hak mutlak untuk bergembira dan berbangga. Untuk ini, sekilas orang tampak mudah berubah-ubah perhatian, meliirik yang lebih ramai, jadi sasaran ikut memperbincangkan.
Baru beberapa hari lalu memang, Marcus/Kevin yang merupakan ganda putra Indonesia ini berhasil meraih gelar juara di BWF Superseries 2017. Sebuah lakon pamungkas dari rangkain Super Series selama satu musim yang dihelat d Dubai.
Liu Cheng/Zhang Nan, pasangan dari China, adalah korban kegigihan Marcus/Kevin di partai pamungkas saat itu. Tak perlu berlama-lama, cukup dengan dua gim, ganda putra ini memastikan diri meraih gelar juara dunia, yang ketujuh kali di tahun ini.
ADVERTISEMENT
Puja-puji terlontar dari berbagai kalangan, dikenal atau tidak, ucapan selamat seolah menjadi keharusan yang dilakukan sebagai bentuk apresiasi atas gelar dan kebanggaan.
Singkat cerita mereka harus kembali ke Tanah Air. Di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, mereka berlabuh. Ramai orang berdatangan, padahal hari sudah lebih dari larut malam. Sosok-sosok penting macam Menteri Pemuda dan Olahraga hingga Menteri Koordinator Bidang Politik turut ambil bagian dalam prosesi penyambutan.
Begitulah cara kita mengenali Kevin dan Marcus, mereka berkompetisi kemudian menang dan disambut dengan ramai. Di luar arena pertandingan, di luar rutinitas latihan, kita bertanya, seperti apa mereka menjalani kehidupan?
Soal ini, Marcus sendiri adalah sosok yang memang tak mau mengalah --ia memang keras. Demikianlah tutur Ages Amelinda Mulyadi, perempuan yang jadi tunangan Marcus Fernaldi Gideon saat berkisah tentang Sinyo --begitulah ia biasa memanggil kekasihnya.
ADVERTISEMENT
“Orangnya fleksibel dan happy terus. Sinyo orangnya memang nggak mau kalah, bukan cuma di lapangan saja, di luar lapangan juga. Apalagi kalau debat, nggak mau kalah banget," katanya seperti dilansir Badminton.org.
"Tetapi namanya cewek kalau sudah ngambek ya pasti ujung-ujungnya cowok yang salah, woman is always right ha-ha-ha," kisahnya.
Selain itu, sosok Marcus yang terlihat tenang, berani dan garang di atas lapangan nyatanya tercermin di kehidupannya asmaranya bersama Agnes. Tidak romantis adalah kesan pertama yang dia rasakan, namun di balik itu, ada sebuah bentuk keberanian yang dilakukan Marcus dengan langsung menemui kedua orang tua Agnes.
"Romantis? Enggak banget. Mungkin mungkin ini bunga pertama yang saya terima dari Sinyo, selama pacaran dua tahun lebih. (Saat itu dia seraya menunjukkan karangan bunga dari Marcus yang ia dapatkan saat penyambutan)."
ADVERTISEMENT
“Sinyo itu orangnya out of the box, kalau orang lain sukanya posting (di sosial media) pose ceweknya yang lagi cantik-cantik, kalau dia nggak, postingnya yang saya lagi kelihatan ancur-ancur, ha-ha-ha,” katanya.
Merajut kasih memang jadi hak bagi Marcus sebagai manusia. Namun, dari penuturan Agnes kita melihat Marcus yang lain. Wanita yang akan dinikahi Marcus pada April 2018 itu mengungkapkan bahwa Marcus suka berdiskusi soal lawan bertandingnya dengan Agnes.
Pun di malam sebelum laga final Superseries itu berlangsung, Marcus kembali berbagi dengan kekasihnya.
“Malam sebelum final super series, Sinyo cerita kalau dia habis menonton pertandingan Liu (Cheng)/Zhang (Nan). Katanya mereka smash-nya tajam dan lawannya langsung ‘mati’. Dia cuma bilang begitu saja, sih, Sinyo memang seolah tidak pernah takut sama lawan-lawan yang bakal dia hadapi,” ungkap Agnes.
ADVERTISEMENT
Dari kacamata Agnes sebagai sosok yang begitu dekat dengan Marcus. Gambaran bagaimana kepribadian atlet kelahiran Jakarta 26 tahun silam ini, memang membentuk karakternya saat bertanding.
Marcus, yang selalu lantang meneriakkan kata out (keluar) kepada Kevin, rekannya, ketika shunttlecock dirasa melebar. Marcus, yang tegap dan sigap berdiri di belakang untuk bertahan, adalah Marcus yang tak romantis tapi tegas menentukan sikap dan berani menunjukkan kecintaan dengan sebuah pembuktian.