Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Marcus/Kevin Kandas di Final Prancis Terbuka 2018
28 Oktober 2018 21:15 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo takluk di final Prancis Terbuka 2018. Keduanya kalah setelah bermain tiga gim, 21-23, 21-8, 17-21, dari pasangan China, Han Chengkai/Zhou Haodong.
ADVERTISEMENT
***
Kendati jauh dari Indonesia, pekik itu masih terdengar, menggema di seluruh arena: “IN-DO-NE-SIA! IN-DO-NE-SIA!”. Indonesia bukanlah tuan rumah, tetapi teriakan dukungan untuk Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo tak ubahnya ketika mereka bermain di Istora GBK.
Di Prancis Terbuka 2018, yang merupakan turnamen Super 750 BWF, Marcus/Kevin menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang berpeluang membawa pulang gelar juara. Namun, mereka menemukan lawan yang tangguh pada diri Han Chengkai/Zhou Haodong.
Han/Zhou bukanlah lawan yang asing buat Marcus/Kevin. Kedua pasangan sudah dua kali bertemu dengan catatan head-to-head berimbang 1-1. Marcus/Kevin menang pada BWF World Championship, Agustus silam, sebelum Han/Chou membalas di China Terbuka, September lalu.
Di Stade de Pierre Coubertin, Paris, Minggu (28/10/2018) malam WIB, Marcus/Kevin betul-betul dipaksa berpeluh keringat ketika mereka dibikin berulang kali lari ke sana-ke mari akibat permainan cepat Han/Zhou.
ADVERTISEMENT
Pada gim pertama, kecepatan Han/Zhou itulah yang bikin Marcus/Kevin keteteran. Kendati berada di peringkat ke-17 —jauh di bawah Marcus/Kevin yang berada di posisi satu—, Han/Zhou memaksa duet berjuluk ‘Minions’ itu bermain rubber game.
Marcus/Kevin akhirnya menyerah 21-23 di gim pertama, sebelum akhirnya bangkit dan mendominasi di gim kedua. ‘Minions’ melesat hingga akhirnya unggul 21-8 di gim kedua, memberikan harapan dan momentum bahwa mereka bisa melakukan hal serupa pada gim penentuan.
Di tribune, baik ketika Marcus/Kevin tertinggal atau tidak, seruan dukungan itu tidak pernah reda. Teriakan-teriakan “IN-DO-NE-SIA! tetap memiliki intensitas yang sama. Terlebih, ketika Marcus/Kevin sukses mendapatkan angka, makin kencanglah teriakan dukungan itu.
Namun, jalan tidak menjadi lebih mudah untuk Marcus/Kevin. Pada gim ketiga, Han/Zhou masih memperlihatkan intensitas dan kecepatan yang sama. Kecepatan yang diperagakan keduanya sempat bikin Marcus terjatuh dan memegangi sikunya.
ADVERTISEMENT
Han/Zhou dengan cepat unggul 2-0, sebelum Kevin, lewat sambarannya di dekat net, memberikan angka pertama untuk pasangan Indonesia ini di gim ketiga. Namun, Han/Zhou betul-betul sulit dikejar. Kecepatan mereka ditanggapi Marcus/Kevin dengan kejelian dalam bereaksi —Marcus di belakang, sementara Kevin berjaga di depan net.
Pada satu titik, duel kedua pasangan sempat melibatkan reli panjang sebanyak 41 pukulan. Di ujung reli melelahkan ini, Marcus/Kevin akhirnya menyamakan kedudukan menjadi 10-10. Harapan pun sempat timbul kembali. Namun, Han/Zhou menutup interval dengan keunggulan 11-10.
Dari situ, Marcus/Kevin kesulitan untuk mengejar perolehan poin. Di sisi lain, komentator pertandingan justru bertanya, mengapa Marcus/Kevin justru tampak tampil lebih defensif menghadapi Han/Zhou yang sedemikian agresifnya.
Dalam posisi tertinggal 17-19, sebuah sambaran di ujung net membuat posisi Marcus/Kevin makin tersudut. Shuttlecock masuk, Han/Zhou unggul 20-17 dan akhirnya mendapatkan match point.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, yang ditakutkan pendukung Indonesia itu pun terjadi. Tak lama setelahnya, poin terakhir dari Han/Zhou masuk setelah sebuah pukulan keras ke arah Marcus gagal dikembalikan. Gelar pun melayang dari jangkauan Marcus/Kevin.