Marcus/Kevin ke Final, Della/Rizki Terhenti

27 April 2019 17:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pebulu tangkis ganda putra Indonesia Kevin Sanjaya Sukamuljo (kiri) dan Marcus Fernaldi Gideon saat beraksi di All England 2019, di Arena Birmingham, Inggris. Foto: Widya Amelia - Humas PP PBSI
zoom-in-whitePerbesar
Pebulu tangkis ganda putra Indonesia Kevin Sanjaya Sukamuljo (kiri) dan Marcus Fernaldi Gideon saat beraksi di All England 2019, di Arena Birmingham, Inggris. Foto: Widya Amelia - Humas PP PBSI
ADVERTISEMENT
Satu tiket final Badminton Asia Championship (BAC) 2019 berhasil diamankan oleh wakil Indonesia pada Sabtu (27/4/2019) di Wuhan, China.
ADVERTISEMENT
Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo sukses mengalahkan wakil Jepang, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda, 15-21 21-17 21-15. Siapa yang menjadi lawan Marcus/Kevin di laga pemungkas masih menunggu hasil semifinal lainnya antara Min Hyuk Kang/Kim Won Ho dan Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe.
Sayangnya, kemenangan Marcus/Kevin tidak mampu disusul oleh Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta. Berlaga melawan unggulan keempat turnamen asal China, Chen Qingchen/Jia Yifan, mereka kalah 20-22, 12-21.
Gim pertama yang berakhir dengan kemenangan Kamura/Sonoda diawali oleh Marcus/Kevin dengan kehilangan empat poin. Ganda putra Jepang tersebut memang melakoni awal gim pertama dengan meyakinkan. Buktinya, keunggulan itu mereka perbesar menjadi 8-1 akibat Marcus/Kevin kerap terlambat menjawab permainan cepat.
Pebulu tangkis ganda putra Indonesia Kevin Sanjaya Sukamuljo (kiri) dan Marcus Fernaldi Gideon saat beraksi di All England 2019, di Arena Birmingham, Inggris. Foto: Widya Amelia - Humas PP PBSI
Saat lawan memimpin 8-2, tanda-tanda Marcus/Kevin mulai menemukan ritme permainan muncul. Ini ditunjukkan dengan kemenangan di dua reli panjang yang mengubah skor menjadi 4-8.
ADVERTISEMENT
Yang menjadi persoalan, Kamura/Sonoda belum berhenti melaju. Keduanya bahkan sukses menutup interval dengan skor 11-5. Poin terakhir yang sebelum interval selesai didapat dari jumping smash Marcus yang membuat shuttlecock membentur net.
Perlahan, tapi pasti, Marcus/Kevin mulai mengejar. Dua angka beruntun mereka dapat sebagai pembuka interval kedua di gim pertama.
Laga mulai memanas saat Marcus/Kevin berhasil memperkecil ketertinggalan menjadi 10-12. Poin ke-10 ini didapat minions dengan cara yang khas: melalui rangkaian dropshot Kevin yang cepat dan membuat lawan mati langkah.
Salah satu reli panjang tersengit di gim pertama muncul saat Kamura/Sonoda memimpin 13-10. Kedua ganda putra ini melakoni reli dengan pukulan-pukulan cepat dan menyilang.
Tujuannya jelas saling mematikan langkah lawan. memasuki tengah reli, Kamura/Sonoda tampil lebih meyakinkan karena berhasil merebut kendali serangan. Hanya, upaya tersebut gagal berbuah poin karena pukulan Kamura justru hanya mampu membuat shuttlecock mencium net.
ADVERTISEMENT
Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo di Malaysia Open 2019. Foto: Dok. PBSI
Permainan cepat depan net berulang kali menjadi senjata makan tuan bagi ganda putra Jepang tersebut. Salah satu contohnya saat Marcus/Kevin menyegel poin ke-13. Alih-alih mendapat angka, Kamura/Sonoda justru kecolongan akibat manuver pengembalian mereka yang membuat shuttlecock terpental ke luar lapangan.
Namun, Kamura/Sonoda tetap mampu menjaga jarak. Keunggulan berlanjut hingga kedudukan 18-13. Dua angka tambahan berhasil direngkuh Marcus/Kevin. Sayangnya, itu menjadi raihan poin terakhir mereka di gim pertama. Laga gim pertama pun tuntas dengan kemenangan 21-15 untuk Kamura/Sonoda.
Tak seperti gim perdana, Marcus/Kevin membuka gim kedua dengan meyakinkan. Permainan ciri mereka bahkan sudah muncul sejak awal. Marcus/Kevin sebenarnya tertinggal 1-3, tapi agresivitas dan padunya pertahanan membuat keduanya mampu menempel ketat 2-3 hingga akhirnya menyamakan kedudukan menjadi 4-4.
ADVERTISEMENT
Penempatan shuttlecock sempat menjadi persoalan Marcus/Kevin di awal gim kedua. Alhasil, lawan bisa memperlebar jarak menjadi 4-7. Keunggulan yang cukup berjarak ini belum cukup hebat untuk membuat Marcus/Kevin mati kutu.
Dengan cepat keduanya mengejar bahkan mampu menggeser kedudukan menjadi imbang 8-8 dan berlanjut ke 10-10 lewat rangkaian reli panjang yang sengit. Kabar baiknya, interval pertama gim kedua berhasil dituntaskan Marcus/Kevin dengan keunggulan tipis 11-10 akibat pukulan menyilang yang dilepaskan Kevin dari tengah lapangan tidak sanggup dibendung oleh Kamura/Sonoda.
Aksi Marcus Gideo/Kevin Sanjaya pada All England 2019. Foto: Dok. Media PBSI
Usai water break, Marcus/Kevin melesat. Lima poin beruntun mereka kantongi sehingga menggeser kedudukan pada kombinasi 15-10. Tapi, Kamura/Sonoda juga belum kehilangan akal untuk mendulang angka.
Kedudukan mereka geser menjadi 11-15 berkat lesakan smes Kamura yang menyasar Marcus. Strategi ini mujarab. Marcus mesti berkali-kali menahan serangan bertubi Kamura sehingga akhirnya kehilangan kontrol dan tak dapat menerima shuttlecock. Kedudukan lantas mereka geser lagi menjadi 12-15 berkat lesakan smes jauh yang terlambat diantisipasi Minions.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Marcus/Kevin tetap mampu mempertahankan keunggulan, mulai dari 15-12 tadi, 18-15, hingga 19-15. Game point 20-15 pun berhasil disegel oleh wakil Indonesia berkat rangkaian jumping smash Kevin yang mengarah ke Sonoda.
Hanya butuh satu angka untuk menutup laga gim kedua dengan kemenangan, Marcus/Kevin justru kehilangan dua poin beruntun. Yang pertama akibat keterlambatan mereka membaca servis lawan. Yang kedua akibat smes Sonoda yang terlambat diterima Marcus.
Kabar baiknya, Marcus/Kevin tetap sanggup menutup gim kedua dengan kemenangan. Rangkaian smes jauh Kevin yang mengarah ke Kamura menjadi penyebab mengapa laga berlanjut ke gim ketiga.
Selayaknya pertaruhan, gim ketiga berjalan sengit. Itu ditunjukkan dengan saling menyusul skor mulai dari 1-1 hingga 6-6. Berangkat dari kedudukan imbang tersebut, Marcus/Kevin mulai menjaga jarak, mulai dari 8-6 hingga, 11-9.
ADVERTISEMENT
Usai interval, ganda terbaik dunia ini tampil trengginas. Saat lawan hanya bisa mengamankan satu poin, Marcus/Kevin mampu merebut empat poin. Raihan poin Marcus/Kevin pun belum berhenti.
Agresivitas serangan yang dipadukan dengan pertahanan kokoh mengantarkan mereka dengan meyakinkan pada keunggulan 17-13. Bahkan, jarak sanggup diperlebar hingga 19-13. Match point 20-13 mendekatkan Marcus/Kevin pada tiket final.
Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo kalahkan Berry Angriawan/Hardianto di babak pertama Singapura Terbuka 2019. Foto: Dok. PBSI
Poin krusial ini direngkuh berkat permainan sabar Marcus/Kevin. Ketika Marcus berusaha membuka ruang lewat rangkaian jumping smash tanggung, Kevin bersiaga menjadi benteng yang membendung serangan depan net.
Cara ini cukup jitu karena lawan justru terbawa ritme permainan Marcus/Kevin yang memang tidak terlampau cepat di momen ini. Begitu lengah, Kevin langsung melepaskan bola-bola panjang dan menyilang.
ADVERTISEMENT
Lantas, rangkaian manuver ini ditutup dengan pukulan menyilang Kevin yang menyasar sudut sulit. Kamura yang menyangka pukulan ini out, gigit jari karena salah membaca penempatan shuttlecock. Meski lawan sanggup mencuri dua poin lagi, kemenangan 21-15 di gim ketiga menjadi penanda terbukanya pintu laga pemungkas bagi Marcus/Kevin.
Sengit di Gim Pertama, Della/Rizki Terhenti di Semifinal
Della/Rizki membuka gim pertama dengan meyakinkan meski laga berlangsung sengit. Keunggulan tipis 4-3 bergerak menjadi 6-4. Masalahnya, Chen/Jia juga mampu mengejar dan mempersempit jarak menjadi 6-7.
Della/Rizki di babak kedua All England 2018. Foto: Bergas Agung/kumparan
Keunggulan interval berhasil diamankan oleh Della/Rizki 11-8. Sayangnya, arah angin berbalik kepada wakil tuan rumah. Memimpin 13-10, Della Rizki justru tersusul hingga kedudukan imbang 14-14.
ADVERTISEMENT
Situasi mirip muncul lagi saat keunggulan 17-16 diamankan Della/Rizki. Dari sini, Chen/Jia mengejar sampai skor imbang 18-18. Angka ke-18 ini seolah menjadi titik balik Chen/Jia, game point 20-18 berhasil mereka bukukan.
Namun demikian, Della/Rizki juga belum tamat. Ganda putri Indonesia ini sanggup menyamakan kedudukan menjadi 20-20. Sayangnya, Chen/Jia tetap sanggup menutup gim pertama dengan kemenangan 22-20.
Della/Rizki di babak kedua All England 2018. Foto: Bergas Agung/kumparan
Berbeda dengan gim pertama, Chen/Jia begitu mendominasi di gim kedua. Di awal-awal gim saja mereka sudah mampu memimpin 7-3. Situasi tambah tak menguntungkan bagi kubu Indonesia karena saat lawan mampu melesat menambah 13 angka tambahan, Della/Rizki cuma merengkuh tiga angka.
Tetapi, harapan itu belum runtuh sepenuhnya. Della/Rizki mempersempit ketertinggalan dengan mencuri tiga poin saat Chen/Jia berhasil mengamankan satu angka.
ADVERTISEMENT
Permainan cepat memang menjadi senjata Chen/Jia mendulang angka. Memimpin 17-10, mereka memperbesar kans mencapai babak final dengan mencatatkan keunggulan 19-10.
Sayangnya, perlawanan Della/Rizki harus berakhir di poin ke-12. Chen/Jia memastikan diri berduel di partai puncak begitu meraih kemenangan 22-20, 21-12.