Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Melebarkan Sayap Pencak Silat hingga Asian Games 2022
30 Agustus 2018 14:29 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB

ADVERTISEMENT
Membuat pencak silat mendunia sudah menjadi cita-cita para pegiatnya. Harapan tertinggi, tentunya, membawa cabang olahraga (cabor) bela diri asli Indonesia itu hingga ke level puncak: Olimpiade.
ADVERTISEMENT
Sebagai tuan rumah Asian Games 2018, Indonesia melakukan gebrakan dengan menyertakan pencak silat sebagai cabor debutan. Hasilnya, Indonesia hampir menyapu bersih emas.
Diikuti 11 National Olympic Committee (NOC), yakni Indonesia, Vietnam, Malaysia, Thailand, Singapura, Laos, Filipina, Iran, Kyrgyzstan, dan Uzbekistan, emas terbanyak —sepabanyak 14 keping— menjadi milik Indonesia.
Di belakang Indonesia ada Vietnam yang meraih dua emas, sementara sembilan negara lain pulang tanpa emas. Meski begitu, asa untuk memperkenalkan pencak silat ke berbagai negara lain tetap dijaga.
Setelah jadwal pertandingan pencak silat di Asian Games berakhir Rabu (29/8/2018), Chef de Missions (CdM) Kontingen Tim Indonesia, Syafruddin, mengatakan pencak silat akan terus diperjuangkan agar masuk Asian Games 2022 di Hangzhou, China, sebagai target finis terdekat.
ADVERTISEMENT
"Masih ada pembicaraan intensif, terus berdoa semoga tetap ikut di sana. Tunggu beberapa hari ke depan, terus diperjuangkan termasuk panjat tebing (debutan Asian Games 2018)," kata Syafruddin kepada wartawan saat jumpa pers di Main Press Center (MPC), Senayan.

Meski begitu, beberapa negara disebut tak suka dengan dominasi Indonesia di cabor pencak silat. Bahkan tudingan kecurangan pun mencuat. Namun, Syafruddin membantahnya. Ia mengatakan semua pertandingan dan perlombaan berlangsung dengan jujur dan sportif.
"Sudah ada aturannya, ada alat elektronik yang merekam. Semua fair, terekam. Ketika ada protes tinggal diputar ulang. Sulit untuk tidak objektif, wasit ada delapan dan semua gunakan kamera. Malah diputar ulang tiga kali di layar lebar," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Selain 14 emas cabor pencak silat, kepingan-kepingan emas bagi Tanah Air disumbang panjat tebing (tiga emas), bulu tangkis (dua emas), paralayang (dua emas), jetski (satu emas), karate (satu emas), sepeda mountain bike (dua emas), dayung (satu emas), tenis (satu emas), taekwondo (satu emas), angkat besi (satu emas), dan wushu (satu emas).
Hingga Rabu (29/8) malam WIB, total perolehan medali Indonesia adalah 30 emas, 22 perak, dan 36 perunggu. Hasil itu, termasuk juga ladang emas di cabor pencak silat, disebut Syafruddin sebagai hasil kerja keras berbagai pihak.

"Saya ucapkan terima kasih atas dukungan kuat dari seluruh anak bangsa, masyarakat yang berikan support begitu dahsyat kepada atlet yang tengah berjuang menjaga harkat dan martabat dengan darah dan keringat."
ADVERTISEMENT
"Sudah 88 medali sejauh ini di peringkat keempat. Tiga hari ke depan masih banyak event yang dipertandingkan. Ada beberapa yang punya peluang tentunya, dan itu harus tetap didukung," pungkas Syafruddin.
Adapun, selain pencak silat dan panjat tebing, Asian Games 2018 juga menjadi perhelatan cabor debutan lainnya seperti sepatu roda, skateboarding, bridge, jetski, paralayang, ju-jitsu, sambo, dan kurash.