Membedah Program Naturalisasi Timnas Basket Indonesia

6 April 2018 19:14 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Timnas basket latihan jelang test di Hall Basket (Foto: Karina Nur Shabrina/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Timnas basket latihan jelang test di Hall Basket (Foto: Karina Nur Shabrina/kumparan)
ADVERTISEMENT
Bisa membayangkan eksodus pebasket-pebasket muda Afrika ke Indonesia? Rasanya, hal itu sebentar lagi akan terwujud lewat program pembinaan basket milik Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi).
ADVERTISEMENT
Ya, sebagai Federasi Basket Tanah Air, Perbasi punya tanggung jawab untuk membina pemain-pemain muda yang nantinya akan menjadi tulang punggung Tim Nasional (Timnas) Indonesia. Mengapa baru sekarang? Tak dipungkiri, program naturalisasi U-15 ini memang dilakukan jelang Piala Dunia Basket 2023.
Kali ini, dalam bincang bersama kumparan (kumparan.com) via telepon, Pelatih Timnas Basket, Fictor Gideon Roring, atau yang akrab dipanggil Coach Ito membeberkan tilikannya terkait program Perbasi, yang bergerilya ke Mali untuk mencari pemain yang akan dinaturalisasi. Meski begitu, pelatih asal Manado itu belum mendapat bocoran siapa pemain yang akan hijrah ke Tanah Air.
"Mereka (Perbasi) di sana menggunakan agen, jadi pilihan pemain sudah disiapkan. Memang pernah diperlihatkan videonya, tapi saya tidak lihat karena itu bukan program saya. (Naturalisasi) ini ada programnya sendiri," ungkap Coach Ito, Jumat (6/4/2018).
Pelatih timnas basket 5 on 5, Fictor Gideon Roring (Foto: Karina Nur Shabrina/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih timnas basket 5 on 5, Fictor Gideon Roring (Foto: Karina Nur Shabrina/kumparan)
Program persiapan 2023 FIBA Basketball World Cup memang tidak boleh main-main. Pasalnya hingga 2021, lanjut Coach Ito, FIBA akan melihat program apa yang dibuat Indonesia untuk akselerasi prestasi Timnas, sehingga bisa memenuhi penilaian dan berhak menurunkan tim pada 2023 nanti.
ADVERTISEMENT
"Jadi, salah satu opsinya naturalisasi. Kita buat tim bagus dengan program yang terukur dan terarah. Hingga 2021, pembinaan kita sangat krusial dan saya dengar FIBA pun akan beri dana," katanya.
Untuk calon pemain dari Afrika yang akan dibawa ke Indonesia, Coach Ito sendiri berharap hal itu tak lantas mengesampingkan potensi pemain muda nasional. Meski mendukung penuh program naturalisasi, ia sendiri sadar tugasnya justru akan bertambah.
"Yang dicari dibawah 15-16 tahun, artinya harus kita bina lagi dan itu susah, dan berat. Mencarinya sangat gampang, tapi bikinnya itu yang luar biasa. Dan itu bukan hanya (kemampuan) basketnya, tapi kehidupan sosial dan edukasi harus dipersiapkan," pungkasnya.
Timnas Basket Indonesia (Foto: Dok. PERBASI)
zoom-in-whitePerbesar
Timnas Basket Indonesia (Foto: Dok. PERBASI)
Lantas, dengan urgensi naturalisasi U-15, apakah boleh kita menyebut pembinaan basket usia muda Indonesia kurang? Coach Ito pun menjawab bahwa Indonesia memang tertinggal jauh secara pembinaan, kepelatihan, maupun kompetisi dari negara-negara andal dalam kancah basket.
ADVERTISEMENT
"Jadi ada dua hal aspeknya. Pertama, program pembinaan, bagaimana jenjangnya termasuk sekolah dan itu memang Perbasi sudah ada. Tapi program latihannya itu yang saya rasa tidak secanggih di Filipina, China, Jepang, Korea, apalagi Amerika Serikat. Indonesia masih ketinggalan," ucapnya.
Aspek kedua: merujuk pada budaya basket yang memang secara alami tidak melekat di Indonesia. Lupakanlah jumlah ratusan juta jiwa penduduk kita, karena, kata Coach Ito, mencari pemain sekelas pebasket asing yang tampil di Indonesian Basketball League (IBL) saja susah, karena tulang dan serabut otot yang berbeda.
"Nah program ini (naturalisasi) untuk menutupi kelemahan kita di dua aspek tersebut. Catatannya, program naturalisasi jalan, tetapi pemain lokal pun (pembinaan) harus dipacu," pungkas Coach Ito.
ADVERTISEMENT
Jadi, sudah siap menyambut wajah baru skuat muda basket Tanah Air? Harapannya, tentu saja Timnas Indonesia mendapat rapor biru dari FIBA dan berhak tampil di Piala Dunia Basket 2023 sekaligus memaksimalkan euforia sebagai tuan rumah.