Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Tidak berlebihan untuk menyebut Jumat (28/9/2019) sebagai salah satu hari paling menyenangkan untuk Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto .
ADVERTISEMENT
Laga perempat final Korea Terbuka 2019 melawan ganda putra terbaik dunia plus kompatriot, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, tuntas dengan kemenangan.
Itu bukan kemenangan pertama. Mereka mengalahkan 'Minions' di Malaysia Terbuka 2019. Namun, mengalahkan ganda putra terbaik dunia yang datang dengan gelar juara China Terbuka 2019 tetap saja menyenangkan.
Lolos dari gua singa, masuk ke liang serigala. Keberhasilan mengalahkan ganda putra terbaik dunia mengantar Fajar/Rian pada partai semifinal melawan unggulan ketiga turnamen, Li Jun Hui/Liu Yu Chen, pada Sabtu (28/9/2019).
Cemas, sih, boleh-boleh saja. Namun, hasil akhir masih berpihak ke Fajar/Rian, kok. Laga yang digelar pada Court 1 Sky Dom, Incheon, Korea Selatan, itu selesai dengan kemenangan 27-25 dan 22-20 untuk Fajar/Rian.
ADVERTISEMENT
Itu berarti *drum roll* Indonesia punya wakil di final Korea Terbuka 2019.
Jangan berharap pertandingan ini bakal berjalan mudah. Fajar/Rian mengawali gim pertama dengan ketertinggalan 5-7. Li/Liu cenderung melakoni serangan dalam durasi pendek. Salah satu kasusnya muncul saat mereka memimpin 8-7.
Reli yang baru berjalan tiga pukulan langsung diputus oleh Liu dengan sergapan dari depan net. Tidak siap dengan serangan demikian, Fajar terlambat menggapai shuttlecock.
Namun, Fajar/Rian bisa menutup interval dengan keunggulan 11-9. Angkat topi untuk aksi defensif mereka yang kokoh dalam duel reli. Awalnya reli ini didominasi dengan serangan Li/Liu. Kabar baiknya, Fajar/Rian tidak mau didesak terus. Pengembalian via pukulan lebar menjadi momentum Fajar/Rian untuk menyerang balik.
ADVERTISEMENT
Ketika itu Li/Liu melesakkan pukulan menipu ke kanan lapangan lawan. Rian tidak termakan tipuan. Ia melepaskan pukulan menyilang yang memaksa Li/Liu membuat pertahanan renggang.
Dari situ, arah reli berubah. Fajar/Rian menekan hingga akhirnya lawan melakukan kesalahan sendiri dengan menabrakkan shuttlecock ke net.
Yang menyenangkan dari laga ini ialah keunggulan yang tidak tertebak. Li/Liu berhasil memimpin balik 12-11, Fajar/Rian melangkah secara perlahan hingga akhirnya unggul 16-15. Bahkan ketika unggul 20-16 yang artinya game point saja, Fajar/Rian masih kewalahan.
Tiga angka beruntun didapat Li/Liu. Pertama, pengembalian Fajar membentur net. Kedua, Fajar/Rian tidak bisa menyambut smash Liu. Ketiga, pengembalian Rian menabrak net sehingga Li/Liu memangkas jarak menjadi 19-20.
Tak cuma itu. Laga mesti lanjut ke deuce karena lawan menyamakan kedudukan jadi 20-20. Beruntung pengembalian Liu membuat shuttlecock terlempar ke luar.
ADVERTISEMENT
Aman? Tentu tidak. Kali ini, giliran Rian yang gagal mengangkat shuttlecock. Itu belum ditambah dengan kegagalan Rian melakoni servis. Li/Liu berbalik unggul 22-21. Momen yang tepat untuk berkata hadeh, bukan?
Bernapas sedikit, langsung tercekat lagi. Seperti itulah gambaran deuce gim pertama. Ketika unggul 23-22, servis tipuan Fajar malah membuat shuttlecock ke luar lapangan. Setelahnya pengembalian Fajar kembali membentur net. Itu berarti, Li/Liu memimpin 24-23.
Jika epilog adalah kepastian untuk setiap cerita, fragmen horor ini akhirnya tuntas juga. Fajar/Rian menyelesaikan gim pertama dengan kemenangan 27-25.
Melihat seperti apa perlawanan Li/Liu di gim pertama, naif jika berpikir mereka bakal jatuh mental di gim kedua. Ketertinggalan direspons dengan perlawanan sengit.
Li/Liu memang tertinggal di awal gim kedua, tetapi tetap mengancam. Maka, jangan pikir keunggulan 11-8 di interval itu bisa membuat Fajar/Rian lenggang kangkung.
ADVERTISEMENT
Serangan kencang Liu sampai membuat Fajar tersungkur sehingga menggeser skor menjadi 9-11. Yang ditakutkan suporter Indonesia lagi-lagi mengintip licik. Li/Liu berhasil menyamakan kedudukan menjadi 12-12.
Faktor keberuntungan tidak dapat dipisahkan dari laga mana pun. Untuk Fajar/Rian, kasusnya muncul dalam reli saat memimpin 13-12.
Li/Liu melakoni duel dengan mumpuni. Pertahanan mereka terlihat baik-baik saja bahkan saat Fajar/Rian menggempur dengan serangan.
Fajar banyak mengambil posisi di depan dalam momen ini. Sekitar empat smash dilepaskannya dari depan net. Hasilnya tidak berpihak kepada lawan.
Li/Liu menyangka dropshot tidak akan melintas dari lapangan Fajar/Rian karena shuttlecock sempat menyentuh bibir net. Akibatnya, mereka tidak mengejar. Apa daya karena lesakan itu mampu menyeberangkan shuttlecock. Yang terlihat setelahnya adalah acungan tinju Fajar.
ADVERTISEMENT
Menekan seagresif adalah jalan yang dipilih Fajar/Rian untuk membukukan keunggulan demi keunggulan. Dalam kedudukan 17-16, misalnya.
Li/Liu sampai mengambil posisi sejajar dan 'hanya' melepaskan aksi defensif dengan pukulan backhand. Apa lagi penyebabnya kalau bukan gempuran jumping smash Fajar/Rian?
Liu dipindai sebagai titik lemah dalam momen ini. Itulah sebabnya dalam tiga hingga empat pukulan terakhir Fajar/Rian melepaskan pukulan yang mengarah ke tubuhnya. Hasilnya Fajar Rian memimpin 19-16.
Sekali lagi, Li/Liu belum tamat. Silakan menggarisbawahi kalimat tadi dengan tinta berwarna semarak. Mereka mampu merengkuh tiga poin beruntun meski Fajar/Rian memimpin 20-17.
Poin pertama adalah buah dari kesalahan Rian. Dua angka setelahnya didapat masing-masing karena dropshot Liu dan smash Li yang gagal diantisipasi.
ADVERTISEMENT
Karena kedudukan berubah imbang 20-20, deuce muncul lagi. Namun, tenang dulu. Situasinya tidak sehoror gim pertama.
Kesalahan servis Li/Liu membuat Fajar/Rian memimpin 21-20. Reli sengit muncul dalam kedudukan ini. Li/Liu tidak hanya bertahan, tetapi berulang kali menyerang balik. Pokoknya seperti bukan mereka saja yang tertinggal. Di sini kita bicara nyali.
Namun, Fajar/Rian juga yang menutup laga dengan kemenangan. Smash Li saat mengembalikan pukulan Rian membenturkan shuttlecock ke net. Fajar/Rian berteriak garang, merayakan pintu laga pemungkas yang dibukakan lebar-lebar untuk mereka.
***
Final ganda putra Korea Terbuka 2019 antara Fajar Alfian/Muhammad Rian dan Takeshi Kamura/Keigo Sonoda akan digelar pada Minggu (29/9/2019).