Menanti Cerlang Qiang Wang di Australia Terbuka 2019

5 Januari 2019 20:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wang Qiang di China Terbuka 2018. (Foto: GREG BAKER / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Wang Qiang di China Terbuka 2018. (Foto: GREG BAKER / AFP)
ADVERTISEMENT
Grand Slam tidak hanya menjadi arena pertarungan bagi para petenis Eropa dan Amerika, tapi juga Asia. Lihatlah keberhasilan Naomi Osaka yang menutup Amerika Serikat (AS) Terbuka 2018 dengan trofi Grand Slam yang terangkat. Sejarah bahkan ditorehkan Osaka karena berhasil menjadi petenis Jepang pertama yang menjadi juara di kompetisi Grand Slam.
ADVERTISEMENT
Osaka tidak menjadi satu-satunya orang Asia yang menjuarai kompetisi paling elite di ranah tenis itu. Berhitung mundur hingga 2011, petenis asal China, Li Na, berhasil menjadi juara di nomor tunggal putri Prancis Terbuka. Kabar baiknya, ini tidak menjadi satu-satunya gelar Li Na. Pada 2014, gelar harum semerbak itu melayang lagi ke tangannya di Australia Terbuka setelah pada 2011 berhasil menjejak di final.
Kegemilangan Li Na di Australia Terbuka diikuti oleh bibit-bibit Asia lainnya, walau belum ada satu pun yang mencapai partai puncak. Sebut saja finalis nomor tunggal putra AS Terbuka 2018, Kei Nishikori, yang berhasil menggapai tiket perempat final di Melbourne Park pada 2012, 2015, dan 2018.
Oh ya, bicara Nishikori, petenis asal Jepang ini sukses memenangi tiket semifinal Brisbane International 2019 usai mengalahkan Jeremy Chardy 6-2, 6-2. Siapa yang menjadi lawan di laga pamungkas masih menunggu hasil pertandingan antara Jo-Wilfried Tsonga dan Daniil Medvedev. Selain Nishikori, jangan lupakan pula sepak terjang Chung Hye-on yang melangkah ke semifinal Australia Terbuka 2018.
ADVERTISEMENT
Qiang Wang di WTA Elite Trophy 2018. (Foto: STR / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Qiang Wang di WTA Elite Trophy 2018. (Foto: STR / AFP)
Nah, di Australia Terbuka edisi ke-107 ini, Qiang Wang juga siap memukau dengan cerlang yang lahir dari winner demi winner, dari ace demi ace yang ia lesakkan di atas lapangan tenis. Dalam perjalanannya ke Melbourne Park musim ini, Wang mengantongi dua gelar juara WTA, Jiangxi Terbuka 2018 dan Guangzhou Terbuka 2018.
Namun, jangan lupakan pula bahwa ialah yang merengkuh medali emas di Asian Games 2018 di nomor tunggal putri usai mengalahkan kompatriotnya, Zhang Shuai. Periode yang cukup mengesankan ini mengganjarnya dengan gelar petenis putri peringkat ke-20 dunia.
"Sejak awal 2018, saya tahu saya mampu untuk sampai ke tempat saya sekarang. Tapi, kalau ditanya seperti apa detailnya, saya juga tidak tahu. Tapi yang terpenting adalah mental dan kepercayaan diri. Di paruh pertama musim ini, tekanan itu datang kepada saya. Namun, saya beruntung karena dapat melakoni paruh kedua dengan lebih baik. Kalau soal peringkat, saya berjalan setapak demi setapak. Segala upaya yang saya kerjakan di masa lalu berbuah hasil yang menggembirakan," jelas Wang, mengutip laman resmi Australia Terbuka.
ADVERTISEMENT
Paruh pertama musim 2019 memang tidak menjadi periode yang menyenangkan bagi Wang. Bila di April 2018 ia ada di peringkat 65, maka pada minggu ketiga Mei 2018, Wang terperosok ke posisi 91. Namun, dari titik nadir inilah ia menjejak ke paruh kedua. Dari 23 kekalahannya, hanya tujuh yang didapat dari petenis yang secara peringkat lebih rendah darinya. Sementara, setidaknya 18 dari 41 kemenanganhya direngkuh atas petenis yang peringkatnya lebih tinggi darinya.
Ambil contoh kemenangannya atas Venus Williams di babak pertama Prancis Terbuka 2018 yang diraihnya dalam dua set langsung 6-4, 7-5. Padahal, waktu itu Wang masih ada di peringkat 85, sementara Venus nyaman di posisi sembilan. Kemenangan itu menjadi kemenangan pertamanya atas petenis peringkat 10 besar dunia setelah 2010 dalam laga melawan Caroline Wozniacki.
ADVERTISEMENT
Raihan cemerlang itu berlanjut hingga Wuhan Terbuka dan China Terbuka saat ia mengalahkan Karolina Pliskova. Ataupun saat mengandaskan perlawanan Elina Svitolina di Hong Kong Terbuka. Bahkan di WTA Elite Trophy 2018, Garbine Muguruza yang terkenal dengan groundstroke mematikannya itu dilumatnya di semifinal 6-2, 6-0.
Namun, sehebat-hebatnya perjalanannya itu, Grand Slam tetap menjadi buruan utamanya. Wang serupa kebanyakan petenis yang percaya bahwa trofi Grand Slam adalah keharusan.
"Gelar juara Grand Slam adalah tujuan saya, bahkan mencapai semifinal adalah pencapaian yang luar biasa bagi saya. Saya belum sampai ke sana. Itulah yang menjadi tujuan saya dan saya akan bekerja sekuat-kuatnya untuk tiba di sana. Saya bertanding dengan memanggul target untuk menjadi petenis besar," jelas Wang.
ADVERTISEMENT
Ya, begitulah. Kompetisi Grand Slam 2019 akan memasuki seri pertamanya bersamaan dengan dimulainya Australia Terbuka. Ranah tenis memang acap menjadi arena pertarungan yang banal karena mempertontonkan nama besar yang itu-itu melulu. Hanya, bukannya tak mungkin dominasi itu akan bergeser. Toh, siapa-siapa yang bersinar di musim 2018 sudah cukup untuk menjadi bukti.
***
Seri pertama kompetisi Grand Slam 2019, Australia Terbuka 2019, akan berlangsung di Melbourne Park--Melbourne, Australia--pada 14 Januari hingga 27 Januari 2019.