Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Menantikan Olimpiade yang Lebih Ramah Lingkungan di Brisbane 2032
19 Agustus 2024 14:34 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Olimpiade Paris 2024 juga diklaim sebagai Olimpiade yang paling ramah lingkungan. Itu ditandai dengan sejumlah kebijakan yang dibuat panitia penyelenggara, seperti tiada AC di kamar atlet, kasur dari kardus daur ulang, mengurangi menu makanan protein hewani, dan lain sebagainya.
Namun di sisi lain, Olimpiade Paris 2024 menghadapi beberapa kritik yang menandakan bahwa klaim ramah lingkungan masih dipertanyakan. Ini terkait dengan aspek kebersihan, seperti halnya Sungai Seine yang tampak kotor saat hari lomba hingga cacing ditemukan di makanan atlet.
Olimpiade Brisbane 2032 dituntut menjadi event paling ideal untuk penerapan kebijakan ramah lingkungan. Sebab, Brisbane adalah kota pertama yang diwajibkan untuk menyelenggarakan Olimpiade yang berdampak positif terhadap iklim pada kontraknya dengan Komite Olimpiade Internasional (IOC).
Mulai dari sekarang, pihak Brisbane telah memulai kerja sama dengan berbagai pihak guna menjadikan Brisbane sebagai kota yang ramah lingkungan. Mereka menggandeng akademisi, misalnya Dr Tony Heynen dan Prabhakaran Vanaraja Ambeth dari School of Chemical Engineering di University of Queensland.
ADVERTISEMENT
"Dua faktor utama yang dapat digunakan untuk mencegah acara besar seperti Olimpiade berkontribusi terhadap perubahan iklim adalah pengurangan emisi dan kompensasi karbon," kata Dr Heynen, dikutip dari situs web University of Queensland.
“Kami telah menilai tiga kombinasi faktor yang berbeda untuk Brisbane berdasarkan kriteria ekologi, sosial, dan ekonomi. Semakin tinggi ketergantungan pada kompensasi karbon, semakin buruk hasil keberlanjutan Olimpiade," tambahnya.
Pemerintah Brisbane juga berupaya menghadirkan situasi ramah lingkungan dari sisi arsitektur. Jadi, mereka menggandeng firma arsitektur papan atas dunia guna menciptakan bangunan dan fasilitas terbuat dari kayu.
Pemerintah Brisbane merogoh kocek cukup dalam untuk hal itu. Mengutip dari Wood Central, mereka bekerja sama dengan tim arsitektur Brisbane Design Alliance. Mereka terdiri dari arsitek Buchan yang bermarkas di Australia, Nikken Sekkei asal Jepang, spesialis stadion HKS, serta NRA Collaborative dan Aurecon.
ADVERTISEMENT
Tim ini ditugaskan merancang Kawasan Olimpiade senilai USD 6 miliar di desa atlet yang diusulkan dominan terbuat dari kayu di lokasi Hamilton Northshore. Mereka juga mendorong pembangunan stadion berkapasitas 60.000 tempat duduk di tepi Sungai Brisbane.
Stadion tersebut direncanakan menjadi pusat kawasan Olimpiade. Di dekat sana akan ada hotel yang menghadap ke lokasi tersebut, Desa Atlet dengan 2.500 apartemen, jalur pejalan kaki, pusat kolam renang air dan ombak, serta pusat ritel dan restoran.
Menariknya, Kawasan Olimpiade tidak akan membebani pembayar pajak sepeser pun karena aliansi tersebut bekerja sama dengan pengembang swasta, pemilik tanah, dan beberapa departemen pemerintah untuk mewujudkan rencana besar tersebut, yang didanai secara pribadi, seperti Stadion Optus di Perth.
ADVERTISEMENT
“Stadion kelas dunia baru di Northshore dapat dibangun khusus untuk kriket dan Aussie Rules sekaligus menciptakan pengalaman Olimpiade Brisbane 2032 yang unik dan tempat yang patut dibanggakan,” kata Direktur HKS, Andrew Colling.
Nantinya, stadion ini juga akan didominasi dengan kayu. Nikken Sekkei memiliki ‘Laboratorium Kayu’ khusus dan berada di balik desain dan penyediaan ‘Pusat Senam Ariake’, yang merupakan lokasi senam utama untuk Olimpiade Tokyo 2020.
“Kayu adalah material yang indah yang selaras dengan iklim subtropis Brisbane dan arsitektur lokal,” kata Desain Eksekutif untuk Nikken Sekkei, Hiroshi Miyakawa.