Menpora: Jangan Sampai Ada Doping Lagi

15 Februari 2017 19:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ilustrasi obat. (Foto: Pixabay)
Sudah satu bulan Dewan Disiplin Anti-Doping Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menggelar sidang tujuh atlet yang diduga mengonsumsi zat doping pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX dan Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) Jawa Barat 2016. Sidang yang dimulai pada 13 Januari 2017 lalu tersebut akan berlangsung hingga Jumat (17/2/2017) mendatang.
ADVERTISEMENT
Agenda persidangan tersebut adalah untuk menyidik tujuh atlet yang tidak membuka sampel B -- sampel urine cadangan. Sementara itu, tujuh atlet lain yang memilih untuk membuka sampel B akan mengikuti sidang pada Maret mendatang.
Kepada Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, kumparan meminta keterangan terkait tujuh atlet yang saat ini tengah menjalani sidang di Gedung Kemenpora terkait penggunaan doping dalam PON dan PEPARNAS. 
"Dari tujuh atlet yang memilih mengikuti sidang baru dua atlet dari cabang olahraga berkuda dari Jawa Tengah dan satu atlet cabang olahraga menembak dari Riau yang memenuhi panggilan pada hari Senin (13/2/2017)," ujar Imam di kediamannya di Komplek Widya Chandra III, Gatot Subroto, Jakarta Selatan, hari Rabu (15/2/2017).
ADVERTISEMENT
Imam menuturkan, melalui proses sidang nantinya akan diputuskan nasib para atlet tersangka penggunaan doping. Jika tidak ada halangan, pada pekan ini bisa diketahui hasilnya dan akan diumumkan langsung oleh Dewan Anti-Doping. 
Saat disinggung mengenai putusan sidang, Imam menjelaskan bahwa hukuman yang bisa diterima para atlet tersebut beragam.
"Jika diklasifikasi, hukumannya bisa pada pencabutan gelar juara, bisa juga larangan tampil sementara, atau bahkan selamanya. Saya sedang menunggu hasilnya (dari Dewan Disiplin). Intinya, keputusan dari Dewan Disiplin harus tegas dan dijalankan," tegas Imam.
Imam berpendapat bahwa penerapan sanksi dari kasus doping di PON dan Peparnas 2016 harus menjadi pelajaran, terutama bagi para atlet nasional dan para pelatihnya. Sedangkan, federasi masing-masing cabang olahraga harus punya pengawasan ketat terkait asupan terlarang tersebut.
ADVERTISEMENT
"Saya juga meminta kepada seluruh elemen masyarakat agar mengampanyekan semangat anti-doping. Jangan sampai kesalahan yang sama terulang lagi," ujar Imam mengakhiri.