Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Michael Jordan: Setelah Kobe Bryant Meninggal, Sebagian Diri Saya Ikut Mati
25 Februari 2020 8:49 WIB
ADVERTISEMENT
Anekdot-anekdot tentang Kobe Bryant tetap hidup di Staples Centre, Los Angeles. Tempat itu tidak hanya menjadi kandang Los Angeles Lakers, tetapi juga rumah untuk Kobe.
ADVERTISEMENT
Itulah sebabnya penghormatan terakhir untuk Kobe dan putrinya, Gianna Bryant, digelar di Staples Centre. Upacara itu berlangsung pada 24 Februari 2020 waktu Los Angeles.
Tanggal tersebut mengingatkan orang-orang akan jersi yang digunakan oleh Bryant dan Gianna. Nomor punggung 24 adalah nomor punggung terakhir Bryant, sedangkan nomor punggung 2 selalu digunakan oleh Gianna.
Badannya tetap tegap, raut wajahnya tetap tanggung. Namun, matanya sayu dan basah. Semua orang yang menyaksikannya saat itu sadar bahwa Jordan yang berdiri di sana adalah Jordan yang kehilangan adiknya.
ADVERTISEMENT
"Barangkali orang-orang bakal terkejut mendengar ini. Saya dan Kobe merupakan sahabat yang sangat dekat. Kobe adalah sahabat yang saya sayangi. Ia seperti adik buat saya. Semua orang membandingkan saya dengannya. Hari ini, saya hanya ingin bicara tentang Kobe," jelas Jordan.
Jordan memulai anekdotnya. Ia bicara soal pengalaman yang biasa dirasakan para kakak. Momen itu adalah saat-saat kalian begitu digilai oleh adik-adik kalian. Mereka akan menggunakan barang yang sama dengan kalian, sebisa mungkin melakukan apa yang kalian lakukan. Tujuannya tak jelas, tetapi dasarnya pasti: Kekaguman pada sang kakak.
"Kobe biasa menelepon saya, mengirim chat pada saya pada 23.30 bahkan pukul 2.30 atau 3.00 pagi. Dia bertanya soal footwork, gerakan post-up. Awalnya terasa menjengkelkan. Namun, lama-lama saya sadar bahwa ia sedang mencurahkan renjananya (passion) akan bola basket. Anak ini punya renjana yang tidak dipahami orang-orang," tutur Jordan.
ADVERTISEMENT
Upacara ini tidak digelar untuk mengenang wafatnya Bryant. Upacara ini digelar untuk merayakan kehidupan sang legenda. Jordan tahu itu. Barangkali itulah sebabnya ia juga berbagi tentang cerita-cerita konyol. Toh, hidup adalah gabungan dari kisah lucu dan tragis.
Jordan bahkan berkelakar soal meme yang memperlihatkan wajahnya yang menangis. Seantero Staples Centre, termasuk Vanessa Bryant--istri Bryant--tersenyum mendengar seloroh sang legenda.
Namun, kehilangan karena kematian adalah kehilangan yang tak pernah selesai. Jordan menutup pidatonya dengan jujur bahwa kematian Bryant ikut merenggut sebagian dari dirinya.
"Setelah Kobe Bryant meninggal, sebagian diri saya ikut mati. Saya melihat sekeliling arena ini dan seluruh dunia, lalu yakin bahwa sebagian diri kalian juga mati. Itulah kenangan yang harus kita hidupi dan kita pelajari darinya," tutur Jordan.
ADVERTISEMENT
"Saya berjanji kepada Kobe bahwa mulai hari ini, saya akan hidup dengan kenangan bahwa saya memiliki adik lelaki. Saya berusaha membantu orang-orang yang kamu tinggalkan dengan segala cara yang saya bisa. Sekarang saya juga meminta, please, istirahatlah dengan tenang, little brother," pungkas Jordan.
Kobe Bryant dan Gianna Bryant meninggal dalam kecelakaan helikopter di Calabasas, California, Amerika Serikat, pada 27 Januari 2020 WIB. Selain Bryant dan Gianna, ada tujuh orang lain yang juga dinyatakan wafat dalam insiden ini.