Mike Tyson Larang Anaknya Lawan Logan Paul: Cuma Ajang Bunuh Diri

11 November 2021 16:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mike Tyson usai pertandingan melawan Holyfield pada 28 Juni 1997. Foto: John Gurzinsky/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Mike Tyson usai pertandingan melawan Holyfield pada 28 Juni 1997. Foto: John Gurzinsky/AFP
ADVERTISEMENT
Mike Tyson memiliki tiga anak yang mungkin saja bisa mewarisi kejayaan tinjunya. Akan tetapi, ia menolak melakukan itu, terlebih lagi untuk melawan Logan Paul.
ADVERTISEMENT
Amir, Miguel, dan Maroko kerap berlatih bersama Tyson di gym sejak anak-anaknya pertama kali menunjukkan minat dengan olahraga tinju.
Beberapa cuplikan putra Tyson latih tanding atau memukul samsak menjadi perbincangan beberapa tahun terakhir. Mereka jelas memiliki bakat alami tinju mengalir dalam darahnya.
Amir Tyson (kiri) bersama The Weekend dan Mike Tyson. Foto: Isntagram/@amir_j_tyson
Tak satu pun dari ketiganya menjalani karier tinju profesional meski sudah cukup usia untuk melakukannya. Namun, Amir, agaknya mulai menunjukkan minat.
Pada Agustus lalu, Tyson mengungkapkan bahwa putra sulungnya ingin naik ring. Ia bersedia melawan Logan untuk membela kehormatan ayahnya.
Sebelumnya, Logan pernah memanggil Tyson dengan sebutan 'tua' dan mengeklaim bisa mengajak petinju berjuluk 'Iron Mike' itu untuk adu jotos di ring.
Kebanyakan orang tua mungkin akan senang jika anak mereka mencemplung di kolam yang sama dengan mereka. Akan tetapi, tidak dengan Tyson.
Floyd Mayweather saat melawan Logan Paul selama pertandingan tinju eksibisi di Hard Rock Stadium di Miami Gardens, Florida, Minggu (6/6). Foto: Cliff Hawkins/Getty Images
"Anak saya yang tertua, dia berusia 24 tahun. Dia sangat ingin melakukan ini. Saya berkata, 'Bung, santai saja.' Dia ingin melawan Logan Paul dan orang-orang itu," tutur Tyson dalam podcast-nya.
ADVERTISEMENT
Tyson lebih memilih anak-anaknya untuk menikmati kekayaannya daripada naik ke atas ring. Pasalnya, bertarung melawan Logan hanya menjadi ajang bunuh diri.
"Saya beri tahu. Ini mendorong orang untuk bunuh diri, dipermalukan di depan jutaan orang. Anda harus bisa menerima tekanan itu. Tidak banyak orang yang bisa melakukannya. Sepertinya banyak, tetapi orang-orang yang melakukannya hanya sebagian kecil. Ini mungkin satu persen," tambahnya.
Tyson mungkin sudah kenyang makan asam garam di atas ring dan dia tak ingin anak-anaknya mengalami perjuangan seperti yang ia lakukan dulu.