Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Tyler Durden bersama temannya memulai perkelahian di pelataran parkir sebuah kelab. Adu tinju di tengah malam itu awalnya jadi tertawaan, namun kelamaan mulai menarik perhatian.
ADVERTISEMENT
Salah satu penonton bergantian dengan temannya Tyler dan mulai melawannya. Kemudian penonton lain yang turun ke arena dan berkelahi dan begitulah seterusnya.
Berawal dari pelataran parkir dengan hanya dua orang hingga akhirnya pindah ke ruang bawah tanah dengan puluhan anggota, Fight Club akhirnya terbentuk.
Sejatinya, itu hanya sebuah kisah dari film keluaran 1999 yang disutradarai oleh David Fincher. Kendati demikian, ada sosok yang mirip dengan Tyler Durden di Rusia.
Danil Aleyev mendirikan Top Dog, sebuah turnamen tinju tangan kosong di Rusia. Helatan itu makin populer seiring dengan pandemi COVID-19.
Sama seperti Tyler, Danil mulai menyiarkan Top Dog saat masih dilangsungkan di pelataran parkir pada awal 2020 lalu.
Kini, ia malah harus menyewa gedung olahraga di Moskow untuk menyiarkan pertarungan tinju tangan kosong itu dengan jutaan orang yang menonton secara daring.
Sampai saat ini, Top Dog telah memiliki 1,1 juta subscriber di akun YouTube-nya di mana pertarungan yang paling populer dalam kanal itu telah disaksikan sebanyak 13 juta kali.
ADVERTISEMENT
Pihak penyelenggara mengaitkan peningkatan popularitas dari olahraga ini karena ada perasaan yang terpendam karena pembatasan selama pandemi dan frustasi atas ekonomi.
"Ini sulit bagi orang-orang, mereka marah. Orang-orang pada umumnya berada dalam lingungan yang penuh tekanan dan tidak ada tempat untuk melampiaskannya," ucap Danil dikutip dari Reuters.
"Ketika mereka melihat sesuatu seperti ini, itu meredakan ketegangan," pungkasnya.
Perkelahian tersebut dibagi berdasarkan gender dan berlangsung selama tiga ronde. Dua menit untuk tiap ronde. Arenanya sendiri hanya diligkari oleh jerami yang tak jarang dilumuri dengan darah.
Danil menolak kritik yang menyatakan kegiatan itu berbahaya bagi atlet. Iya mengatakan para petarung menerima luka terbuka yang cepat sembuh.
Kebalikannya, Danil percaya petinju yang mengenakan saung tinju menerima lebih banyak pukulan, yang membuat mereka menghadap masalah jangka panjang seperti kerusakan otak.
ADVERTISEMENT
Turnamen ini mendapat banyak perhatian dari penonton asing. Sementara itu, penghasilan banyak masuk dari iklan, sponsor, dan penjualan aksesori.
****