Momen Langka: Floyd Mayweather Jr Nangis Usai Kalah di Olimpiade 1996

23 Juli 2021 13:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Floyd Mayweather Jr. Foto: REUTERS/Steve Marcus
zoom-in-whitePerbesar
Floyd Mayweather Jr. Foto: REUTERS/Steve Marcus
ADVERTISEMENT
Floyd Mayweather Jr dikenal sebagai salah satu petinju terbaik sepanjang masa dengan rekor 50 kemenangan dan tak terkalahkan di duel profesionalnya. Namun, ia pernah merasakan kekalahan menyakitkan di Olimpiade 1996.
ADVERTISEMENT
Amerika Serikat, atau tepatnya Kota Atlanta di Negara Bagian Georgia, menjadi tuan rumah Olimpiade 1996. Tinju menjadi cabang olahraga (cabor) yang dilombakan pada 22 Juli-4 Agustus.
Floyd Mayweather Jr mewakili Amerika Serikat di cabor tinju kelas bulu 57 kg. Bermain di negara sendiri, sosok yang kini dijuluki The Money itu jelas mengincar medali emas.
Mayweather tampil menjanjikan sejak awal turnamen. Pertama, petinju yang dulunya bernama Floyd Joy Sinclair ini menang atas Bakhtiyar Tyleganov asal Kazakhstan hanya dalam tempo 57 detik di babak 32 besar.
Floyd Mayweather dari AS mengalahkan B. Tileganev dari Kazahkstan dalam turnamen tinju 57kg pada Olimpiade Centennial 1996 di Atlanta. Foto: GettyImages
Selanjutnya, Mayweather mengalahkan Artur Gevorgyan asal Armenia di babak 16 besar. Pada perempat final, ia mendapat perlawanan ketat dari Lorenzo Aragon asal Kuba, tetapi akhirnya bisa menang.
ADVERTISEMENT
Mayweather tinggal selangkah lagi menuju final tinju kelas bulu Olimpiade 1996. Jika bisa menumbangkan Serafim Todorov asal Bulgaria di semifinal, ia berkesempatan merebut medali emas.
Namun sayang, mimpinya harus pupus. Juri menyatakan dirinya kalah dari Todorov usai bertarung tiga ronde. Sebuah hal yang tak disangka-sangka olehnya karena ia merasa memenangi pertarungan ketat itu.
Usai pertarungan itu, tangis Floyd Mayweather Jr pecah. Kekecewaan mendalam dirasakannya, meski setidaknya ia bisa membawa pulang perunggu.
"Saya merasa saya memenangi pertarungan," katanya sambil terisak. Setelahnya, ia tak bisa berkata apa-apa lagi dan larut dalam kesedihan.
Setelah Olimpiade 1996, Floyd Mayweather Jr dan Serafim Todorov berbeda nasib. Menurut New York Post, Todorov hidup sederhana dengan pekerjaan bervariasi dari sopir, pegawai supermarket, buruh pabrik sosis, hingga hidup dari uang pensiun sebesar £315 (sekitar Rp 6 juta sebulan).
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Mayweather menuju karier tinju profesional usai Olimpiade 1996. Sebulan setelah Olimpiade, tepatnya 11 Oktober 1996, ia menjalani duel tinju pertamanya dengan menang TKO atas Roberto Apodaca asal Meksiko.
Setelahnya, Mayweather tidak pernah kalah lagi hingga duel terakhirnya kontra Conor McGregor pada 26 Agustus 2017. Kini, dia telah pensiun dan memiliki kekayaan melimpah.
Wealthygorrilla.com dan Sportskeeda menyebut kekayaannya pada 2021 adalah sebesar 450 juta USD (sekitar Rp 6,5 triliun).
***