Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Muhammad Fadlin masih belum melupakan saat-saat ia dan koleganya meraih medali perak di Asian Games 2018. Gemuruh tepuk tangan penonton, wajah kecut pelari China masih terbayang hingga kini.
ADVERTISEMENT
Wajar saja. Saat itu ia bersama Lalu Mohammad Zohri, Eko Rimbawan, dan Bayu Kertanegara, Fadlin betul-betul mengejutkan Asia.
Tampil tanpa beban di hadapan ribuan pasang mata, menjadi kunci Fadlin dan tim menempati posisi kedua. Mereka hanya kalah dari Jepang, yang notabene memang sudah menjadi raja Asia.
Fadlin merasa puas. Ia merasa kerja kerasnya selama ini terbayar lunas.
Namun, setelah tampil memukau di Asian Games, Fadlin lebih memilih pensiun. Ia ingin regenerasi di dunia lari bisa berjalan mulus. Tidak dia lagi, dia lagi.
Nah, sambil berbincang santai dengan kumparan di Stadion Madya, Senin (17/6), di Gelora Bung Karno, Fadlin membagikan pengalamannya di pentas Asian Games hingga cerita masa kecilnya.
ADVERTISEMENT
Banyak hal menarik yang Fadlin bagikan kepada kumparan, yuk simak wawancara lengkap kumparan dengan Fadlin berikut ini:
Masih ingat enggak momen meraih perak di Asian Games kemarin?
Perasaannya kemarin luar biasa banget sih. Sampai sekarang masih belum bisa terlupakan itu euforia-euforia yang saya ingat yang saya dapat pas Asian Games kemarin. Sorakan penonton, terus kita bisa raih rekor-rekor pas itu lari 38,77.
Rekor Asia Tenggara juga pas itu 3877. Luar biasa ini apresiasi dari penonton dari pemerintah juga pas itu luar biasa nah terus dari kita sendiri sempat nggak nyangka juga bisa lari sekencang itu. Bisa dapat hasil yang seperti itu ya alhamdulillah sih luar biasa rasanya itu.
ADVERTISEMENT
Waktu itu hadiahnya buat apa mas?
Masih ditabung aja sih. Oh iya sempat buat sewa tempat nikah juga tapi Alhamdulillah udah ada yang ini juga kemarin ya alhamdulillah sih masih utuh sih hadiahnya.
Seberapa kerja keras ketika Asian Games 2018, latihannya gimana?
Jaga kondisinya sih yang susah itu, apalagi kita dituntut karena kita tuan rumah harus bisa dapat hasil yang maksimal, hasil yang bagus gitu. Di lain sisi juga pas itu tim kita ini masih tim baru, tim yang masih muda gitu. Cuma saya sendiri pas itu yang senior yang lain-lain ini masih baru gitu ya.
Harus menyatukan mereka ini yang rada susah karena pas di situ saya yang paling senior ya saya harus merangkul mereka. Jangan sampai ada keegoisan di antara kita gitu. Jadi menyatukan tim itu sih sebenarnya yang lebih susah itu bukan karena latihan. Kalau mungkin perkara latihan kita udah biasalah, disuruh latihan keras di mana mungkin Itu udah biasa tapi menyatukan tim ini yang rada susah buat kita kemarin itu.
ADVERTISEMENT
Kenapa pensiun usai Asian Games?
Mungkin alasan kenapa pengin pensiun karena faktor usia juga yang pertama karena untuk ukuran lari sprint yang umur 29, 30 tahun itu mungkin udah lewatlah golden age-nya.
Terus yang kedua, saya mau tim ini ada regenerasi gitu. Maksudnya kalau sekarang saya sendiri yang udah senior, ya kenapa enggak yang muda semua sekalian gitu biar usia mereka ini panjang. Enggak olympic yang ini targetnya mungkin olympic yang setelahnya mungkin mereka bisa lolos karena di situ kematangan tim itu udah kompak banget gitu.
Berarti nggak ada rencana pensiun pas lagi momen emas ya?
Kalau rencana pensiun mungkin udah dari SEA Games 2017 kemarin sudah ada niat mau pensiun. Cuman karena dari pelatih juga bilang ayo bisa sekali lagi, apa lagi kita ini kan tuan rumah rangkul adik-adikmu ini, buat memberikan hasil terbaik di Asian Games gitu.
ADVERTISEMENT
Apa pun hasil yang saya dapat di Asian Games itu, dapat medali atau enggak ya. Alhamdulillah sebelum pensiun dapat emas.
Setelah pensiun ngapain, Mas?
Kalau saya selesai Asian Games jadi asisten pelatih ya, masih di bidang ini juga, masih sama teman-teman yang ini juga. Cuma bedanya sekarang saya enggak masuk ke tim mereka. Tapi jadi asisten pelatih, saya bisa mengawasi mereka.
Sekarang kan banyak yang atlet junior, remaja terus ada yang senior juga ya tetap sama teman-teman itu juga. Kalau mungkin kerjaan Alhamdulillah sih saya udah diangkat PNS itu dari 2011 kemarin, yang hasil SEA Game 2011. Kemarin dari tapi saya ngambil yang dari daerah, dari NTB.
Nostalgia dikit nih, Mas. Waktu kecil memang pengin jadi atlet lari?
ADVERTISEMENT
Kalau hobi sih mungkin semua cowok ke bola ya kalau ngomong masalah hobi. Cuma faktor alamnya ya.
Di sana karena tiap malam, di daerah saya di daerah Bima sana dekat Lombok tiap malam ada kalau di daerah lain balapan motor ya kalau di daerah kita balapannya balapan kaki.
Itu yang mungkin dari faktor itu yang bikin kenapa saya memilih ke lari juga. Mungkin pas itu saya jagoannya lagi di daerah jadi dilihat sama pelatih.
Daripada kamu lari di sini mending kamu salurkan ke ke lintasan, siapa tahu kamu bisa ikut lomba pelajar internasional. Siapa tahu bisa ke dunia gitu ya Alhamdulillah dari ajakan pelatih itu.
Sebagai seorang atlet kemudian saya mikir, apakah melihat seorang atlet lari ini punya masa depan yang baik. Kalau untuk saat itu saya belum ada pandangan, ya gimana sih atlet lari itu. Saya tahunya lari-lari aja ya dapat juara, ya dikasih uang gitu aja.
ADVERTISEMENT
Belum ada pikiran, gimana sih buat prospek ke depannya. Apakah yang atlet lari ini bisa bisa dikasih kerjaan. Belum ada bayangan sama sekali. Tapi seiring berjalannya waktu ternyata ikut lari ini bagus juga ya hadiahnya kita dapat sendiri.
Enggak dibagi sama teman-teman, enggak dibagi ke orang lain atau kita yang lari kita yang dapat hasilnya dibandingkan olahraga olahraga lainnya.
Nah terus sekarang juga perhatian pemerintah ke olahraga udah jauh luar biasa. Perhatian pemerintah pas Asian Games kemarin juga ya mungkin yang terbaik yang pernah saya dapatkan selama saya jadi atlet.
Suka duka menjadi atlet? Kejuaraan pertama yang diikuti apa, Mas?
Kalau kejuaraan pertama ya di daerah dulu antar pelajar pas itu. Popda namanya itu tahun 2000-2004. Kalau nasionalnya itu ada antar PPLP. Kebetulan saya jebolan PPLP NTB.
ADVERTISEMENT
Kejuaraan pertama yang saya ikuti kejurnas PPLP yang di Jakarta 2006. Terus suka duka selama jadi atlet nasional yang mungkin jauh dari orang tua, jauh dari keluarga. Jarang kita bisa pulang ya. Ya rada berat juga. Tapi seiring berjalannya waktu, demi masa depan juga, demi Indonesia ya mau nggak mau itu harus kita korbankan.
Kalau atlet itu kan pasti makanannya harus dijaga banget ya. Bisa bagaimana aturannya?
Alhamdulillah sih kita ada juga pantauan ahli gizi. Udah ada kateringnya sendiri, udah ada tim medisnya. Jadi kita tinggal hanya makan sama latihan aja sih.
Masalah makan ya kita tetap makan di situ aja, nggak makan di luar tapi kadang kalau kita bosan makanan di mal ya tapi janjian juga sama pelatih dll.
Kalau bosan makanan di sini udah pelatih, ayo kita makan di luar gitu ya cara buat mengatasi kebosanan ya sekali-sekali kita makan di luar. Tapi makanannya pun enggak yang sembarangan kayak gorengan. Ya makanannya dipilih juga sama pelatih.
ADVERTISEMENT
Apa sih yang dibayangin pas lari?
Pas di latihannya kita udah sering visualisasi. Otomatis kalau di pertandingan itu kita fokusnya ke pertandingan aja, udah nggak ada pikiran kita harus ngapain.
Jadi semuanya udah otomatis dari hasil hasil latihan kemarin itu gitu. Tahunya kita di lapangan udah fokus gimana teknik berlari kita, nggak usah dipikirin selain itu, lepas saja semua. Sekarang waktunya kita bersenang-senang sama hasil latihan kita gitu.
Pernah cedera atau ada momen yang paling menakutkan selama menjadi atlet?
Semua atlet mungkin ya pernah ngalamin cedera. Saya sendiri pun pernah ngalamin ya sempat terpuruk juga. Pas itu kena hamstring harus butuh beberapa bulan untuk nyembuhin gitu.
Sampai punya pikiran udah nggak bisa lari lagi nih. Udah berhenti aja gitu. Sampai punya pikiran pikiran seperti itu.
ADVERTISEMENT
Tapi dari tim psikologi, dari tim medis nya nguatin. Kamu masih bisa nih, nggak parah. Paling sebentar lagi. Sebentar lagi sembuh ya. Alhamdulillah bisa bangkit lagi kepercayaan diri. Itu tahun 2000.
Apa sih yang paling penting, yang harus dipunya seorang atlet lari?
Semuanya harus ada ya. Kompleks sih. Tekniknya harus bagus, kemauan harus tinggi, kepercayaan dirinya harus bagus, banyak sih, Karena di situ kan harus komplet semua nggak, semua harus harus jadi satu kumpulan.
Keunggulan pelari Indonesia dibandingkan negara lain?
Mungkin atlet Indonesia yang kecepatannya bagus, kepercayaan dirinya bagus, kekompakannya bagus. Kalau di mata saya sih mungkin itu yang kita punya saat ini.
Yang harus ditingkatkan yang mungkin lebih ke kedisiplinannya masing-masing. Dalam hal latihannya disiplin, dalam menjaga pola makan jaga tidur jaga kondisi itu yang harus ditingkatkan lagi.
ADVERTISEMENT
Cara-cara bersenang-senang ala atlet sekelas Mas Fadlin gimana sih?
Paling juga gimana kalau di sini nonton. Terus liburannya paling ke kolam yang di Dufan, di Ancol. Paling buat nyari-nyari membuang rasa bosan kita di lapangannya paling ke situ sih.
Berarti selama ini pernah ngerasa bosan juga pernah?
Sering ngerasa jenuh itu. Apa lagi udah lama ya yang karena olahraga atletik dan pemanasan ya udah lari terus. Latihannya lari ya pendinginannya juga lari gitu kan. eda kan kaya olahraga olahraga olahraga lain, yang larinya mungkin hanya di awal sama di akhir.
Kalau kita semuanya entah pemanasan cooling down program inti ya lari terus ya jadi lari berbulan-bulan bertahun-tahun ya pasti seneng ya buat buat ngilangin jenuh ya aktivitas aktivitas seperti tadi itu yang kadang sering kita.
ADVERTISEMENT
Saat ini atletik juga jadi dilirik pecinta olahraga karena Zohri, gimana pandangannya, Mas?
Posisi seperti itu ya malah positif juga buat kita positif buat buat atletik, positif buat Indonesia. Jadi peminat atletik di Indonesia jadi malah bertambah dengan adanya Zohri.
Terus yang anak-anak muda ini jadi pengen seperti Zohri juga ya. Yang tadinya pada ikut bola jadi sekarang larinya ke atletik semua karena pengaruh dari Zohri ini.
Mungkin bukan dari daerah saya saja. Jadi hampir seluruh Indonesia kebanyakan begitu. Positif buat kita juga sebenarnya
Kalau yang paling berpengaruh terhadap prestasi seorang Fadlin?
Ya mungkin dari faktor keluarga ya. Saya ingin mengangkat derajat keluarga saya, itu si yang terbesar. Mungkin senior juga ada. Kebetulan saya banyak ininya sama Mas Suryo Agung. Jadi pengin ikut jejaknya beliau juga.
ADVERTISEMENT
Kebetulan saya sama Bang Suryo dekat juga. Jadi banyak dapat masuk kan, saya pengin seperti ini juga gitu.
Simak cerita lengkap para atlet juara dunia usai pensiun dalam topik "Menyapa Para Juara "