Ngototnya Siti Fadia, Tolak Tawaran Mundur dari Pelatih demi Gelar Juara

17 Juli 2022 18:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ganda putri Indonesia, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti saat melawan ganda putri asal China, Zhang Shu Xian/Zheng Yu pada laga Indonesia Open 2022 di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (16/6).  Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ganda putri Indonesia, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti saat melawan ganda putri asal China, Zhang Shu Xian/Zheng Yu pada laga Indonesia Open 2022 di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (16/6). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Apriyani Rahayu/Siti Fadia menjuarai Singapore Open 2022, Minggu (17/7). Sebelum pertandingan berlangsung di Singapore Indoor Stadium, Fadia sempat ditawari pelatih untuk mundur, tetapi ia menolaknya.
ADVERTISEMENT
Adapun alasan Eng Hian selaku pelatih ganda putri memintanya mundur, adalah masalah tumit yang dirasakan Fadia. Masalah tersebut sejatinya sudah terlihat di partai semifinal, Sabtu (16/7) kemarin.
Ketika itu, Apriyani/Fadia tengah melawan wakil Thailand, Supissara Paewsampran/Putitta Supajirakul. Pada interval gim kedua, Fadia sempat mendapatkan perawatan untuk tumitnya.
Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva di Singapore Open 2022. Foto: Dok. PBSI
Kendati demikian, Fadia ogah mundur. Alhasil, ia menjuarai Singapore Open bersama Apriyani usai mengalahkan Zhang Shu Xian/Zheng Yu dengan skor 21-14 dan 21-17.
"Bersyukur, alhamdulillah bisa juara. Senang dengan keberhasilan hari ini. Tadi pagi sempat ditanya Koh Didi [sapaan Eng Hian], mau mundur atau tetap main? Saya jawab tetap main, meski tumit kiri saya masih sakit. Saya ngotot dan memaksakan diri tetap main," tutur Fadia dalam keterangan resmi usai laga.
ADVERTISEMENT
"Itu karena rasa ingin menang saya begitu besar sehingga mampu mengalahkan rasa sakit. Saat main, saya seperti tidak ingat kalau kaki saya sakit. Karena ingin menang itu sangat besar, rasa sakit itu seperti hilang," tambahnya.
Ganda putri Indonesia Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti saat melawan wakil China pada final Malaysia Open 2022 di Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (3/7). Foto: Mohd RASFAN / AFP
Eng Hian pun juga bersyukur Apriyani/Fadia bisa menjadi juara. Menurutnya, kedua pemainnya terus menyerang sejak awal dan mengendalikan permainan.
"Mereka memegang kendali permainan terus. Dampaknya, lawan selalu tertekan dan hanya mengikuti pola permainan yang dikembangkan Apriyani/Siti. Lawan tak berkembang permainannya," kata Eng Hian.
"Ke depan, mereka tetap harus lebih dipersiapkan lagi. Apalagi begitu banyak kejuaraan-kejuaraan besar menanti. Sebagai pasangan yang tengah naik performanya, tentu bakal lebih diwaspadai dan dimonitor lawan-lawan," pungkasnya.