Nitya Krishinda, Tempat Curhat dan Motivator Para Junior Ganda Putri

22 Januari 2019 19:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mantan pemain ganda putri, Nitya Khrishinda Maheswari, ditemui di Istora Gelora Bung Karno, Selasa (22/1). (Foto: Karina Nur Shabrina/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Mantan pemain ganda putri, Nitya Khrishinda Maheswari, ditemui di Istora Gelora Bung Karno, Selasa (22/1). (Foto: Karina Nur Shabrina/kumparan)
ADVERTISEMENT
Usai dua kali didera cedera, pada lutut dan otot achilles, Nitya Krishinda Maheswari merasa bahwa Tuhan menakdirkannya untuk pensiun sebagai atlet bulu tangkis. Mengawali 2019, Nitya pun banting sentir menjadi pelatih.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Nitya ikut membantu pelatih kepala ganda putri PBSI, Eng Hian, di Pelatnas Cipayung. Dari kehadirannya kala mengawal latihan dan keseharian para atlet ganda putri, Nitya berharap bisa menjadi sosok senior sekaligus kakak bagi para juniornya.
"Bedanya (sebagai pemain dan staff pelatih) pasti ada. Saya membantu di kepelatihan, lebih untuk sharing dan berbagi pengalaman. Bagaimana saat saya jatuh dan bangkit, masih sekadar itu," ujar Nitya saat ditemui di Istora Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Selasa (22/1/2019).
"Saya beri ketegasan, sih, tidak, saya posisikan diri sebagai kakak. Sebagai tempat share apa saja, nanya apa saja ke saya, ayo. Mau minta bantu untuk latihan ini, ayo, jadi saya lebih mau bantu pengalaman dalam segi teknis dan nonteknis. Tempat curhat (curahan hati) juga boleh," imbuhnya sembari tertawa.
ADVERTISEMENT
Semasa kariernya sebagai pemain, Nitya sukses mempersembahkan emas Asian Games 2014 kala berpasangan bersama Greysia Polii, yang saat ini masih aktif bermain sebagai ganda putri. Bersama Anneke Feinya Agustine, Nitya juga sudah menyumbangkan emas di SEA Games 2011.
Setelah cedera di lutut pada 2016 dan putus otot achilles kiri pada 2018, Nitya mengatakan telah melewati proses panjang pemulihan dan bisa kembali dalam kondisi normalnya saat ini. Mantan kapten Tim Uber Indonesia 2016 ini tidak pernah menyesali cedera parahnya itu.
Nitya Krishinda Maheswari/Apriyani Rahayu. (Foto: dok.Humas PP PBSI)
zoom-in-whitePerbesar
Nitya Krishinda Maheswari/Apriyani Rahayu. (Foto: dok.Humas PP PBSI)
"Kemarin 'kan sudah cedera lutut, setelah operasi, main lagi, dan Tuhan kasih saya cedera lagi. Mungkin sudah berikan (takdir) saya di sini (staff kepelatihan). Tapi, sebelumnya (sebagai atlet) saya sudah berikan hasil maksimal, jadi dengan kejadian ini saya tak menyesal sama sekali," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Terakhir, Nitya berpesan kepada para penerusnya di sektor ganda putri untuk lebih meningkatkan kepercayaan diri. Soal teknik, dia merasa bahwa sektor ganda putri Indonesia tidak kalah dengan negara lain, termasuk Jepang yang saat ini mendominasi sektor ganda putri.
"Tapi, lebih pada percaya diri kemampuan sendiri, jangan hanya lihat lawannya Jepang, padahal kita juga punya kelebihan. Jangan takut duluan lawan siapa pun," pesannya.
"Sama Greysia, saya juga masih sering berbagi cerita. Mungkin dia lebih sering (pesan) minta ingatkan yang kecil-kecil (junior), dia pun tetap sebagai senior di antara anak-anak ganda putri sekarang," kata Nitya mengakhiri.
Nitya sendiri terakhir kali bertanding saat melakoni perempat final Thailand Terbuka 2018 Juli lalu lawan Greysia/Apriyani Rahayu. Berpasangan dengan Ni Ketut Mahadewi Istarani, Nitya mundur karena cedera, yang berikutnya dipastikan cedera putus otot achilles. Sejak itu, Nitya tak pernah muncul di lapangan hingga diumumkan sebagai salah satu staff kepelatihan ganda putri mulai 2019.
ADVERTISEMENT