Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Tak akan ada lagi gerakan fadeaway jump-shot dari Dirk Nowitzki atau aksi akrobatik nan energik dari Dwyane Wade di perhelatan liga basket NBA musim depan. Pasalnya, kedua pemain tersebut resmi mengumumkan pensiun di akhir musim reguler 2018/19.
ADVERTISEMENT
Wade dan Nowitzki pun mementaskan laga kandang terakhirnya pada Rabu (10/4/2019) siang WIB. Wade memberi salam perpisahan kepada pendukung Miami Heat di AmericanAirlines Arena, sementara Nowitzki berpamitan ke publik Dallas Mavericks di American Airlines Center.
Kemenangan dan catatan apik mewarnai laga perpisahan kedua pemain ini. Wade mencetak 30 poin saat Heat membekuk Philadelphia 76ers 122-99, sementara Nowitzki menorehkan 30 poin pada kemenangan 120-109 Mavericks atas Phoenix Suns.
Jika ada yang bikin perpisahan dua legenda ini kurang paripurna, itu adalah kegagalan mereka membawa tim masing-masing melaju ke babak playoff. Ya, meski Heat menang, mereka dipastikan tak lolos karena cuma menempati posisi 10 Wilayah Timur--tertinggal 1,5 kemenangan dari Detroit Pistons di posisi delapan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Nowitzki sudah harus menerima kenyataan bahwa Mavericks tak akan lolos playoff sejak Maret. Meski sudah terbantu dengan hadirnya rookie menawan dalam diri Luca Doncic, Mavericks cuma ada di posisi 14 Wilayah Barat hingga musim reguler menyisakan satu laga.
Kendati begitu, sambutan meriah tetap diberikan kepada Wade dan Nowitzki saat memberi salam perpisahan. Riuh penonton di AmericanAirlines Arena menyerukan chants ‘MVP, MVP’ ketika sebuah video ucapan terima kasih ditayangkan dan meminta Wade menambah durasi satu tahun bermain di NBA.
Di American Arlines Center, sebuah video perjalanan Nowitzki diputar saat jeda kuarter kedua. Sosok asal Jerman itu pun begitu emosional. Para eks pemain macam Larry Bird, Charles Barkley, dan Scottie Pippen tak ketinggalan memberi salam perpisahan kepada Nowitzki dalam tayangan itu.
ADVERTISEMENT
“Seperti yang sudah kalian perkirakan, ini menjadi pertandingan kandang terakhir saya. Ini begitu emosional bagi saya, banyak orang yang harus saya ucapkan terima kasih. Saya membawa kalian kepada jalan naik-turun, tetapi kalian tetap bersama saya, mendukung saya,” kata Nowitzki saat memberi sambutan usai video tributnya diputar.
“Ini semua berarti banyak. Bisa datang ke sini, menemukan rumah dan tumbuh di sini. Kota ini telah memungkinkan saya untuk tumbuh menjadi pemain. Saya harap kalian bisa merasa bangga dengan apa yang sudah saya lakukan. Kota ini berarti segala buat saya dan akan selalu, selalu, selalu menjadi rumah saya,” tutur Wade sesuai pertandingan kepada publik Heat.
Begitu emosional ambutan atas pensiunnya Wade dan Nowitzki punya dasar kuat. Keduanya sama-sama memulai karier dari nol dan membawa tim masing-masing menuju kejayaan. Nowitzki bahkan tercatat sebagai pemain NBA paling lama yang cuma membela satu tim selama berkarier dengan mengabdi selama 21 tahun untuk Mavericks.
ADVERTISEMENT
Nowitzki sendiri sebetulnya di-draft oleh Milwaukee Bucks pada 1998, tetapi langsung ditukar ke Mavericks. Kendati hadir di era kejayaan San Antonio Spurs, Los Angeles Lakers, dan Phoenix Suns, Nowitzki tetap bisa memberi bukti bersama Mavericks dan akhirnya masuk NBA All-Star pertama kalinya pada 2002.
Kapabilitasnya sebagai big-man dengan kemampuan menembah ciamik dibuktikan dengan gela Kontes Tripoin NBA 2006. Semusim berselang, Nowitzki mendapat gelar individu paling prestisius dalam kariernya saat meyabet Most Valuable Player (MVP) NBA 2007. Musim itu, ia mencatatkan 24,6 poin, 8,9 rebound, dan 3,4 assist per gim dan membawa Mavericks menjuarai Wilayah Barat.
Puncak prestasi kolektifnya diraih saat menyabet gelar juara NBA musim 2010-11 sekaligus menjadi trofi pertama buat Mavericks. Dalam final yang berlangsung tujuh gim melawan Heat itu, Nowitzki diganjar sebagai MVP Finals.
ADVERTISEMENT
Sama seperti Nowitzki, Wade memulai karier profesionalnya saat di-draft Heat pada 2003. Tak butuh waktu lama baginya memberi prestasi dengan mengantarkan Heat menjadi juara NBA musim 2005/06 usai mengalahkan Nowitzki dan Mavericks-nya. Wade pun menyabet gelar MVP Finals.
Sempat menemui masa-masa sulit selama lima musim (2006-2010), Wade dan Heat akhirnya kembali berjaya dengan meraih gelar NBA kedua pada 2011/12 dan mempertahankannya pada 2012/13. Dengan begitu, Wade resmi menjadi pemain dengan tiga cincin juara NBA.
Ketika usia semakin senja, Wade memutuskan pindah ke Chicago Bulls pada 2016. Cuma semusim ia di sana, sebelum akhirnya pindah ke Cleveland Cavaliers di musim 2017/18. Namun, hanya setengah musim Wade berada di Quicken Loans Arena dan akhirnya pulang ke Heat pada Februari 2018.
ADVERTISEMENT
Pada periode awal kepulangannya, Wade mampu mengantar Heat hingga babak pertama playoff 2017/18. Di musim 2018/19, Wade memang gagal membawa Heat hingga fase gugur. Tapi, sosok yang kini berusia 37 itu mencatatkan statistik cukup ciamik di musim terakhirnya dengan rata-rata memasukkan 14,9, poin, 4,1 assist, dan 3,9 rebound per laga.