Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Pebalap Sepeda Disabilitas M Fadli Sulap Amputasi Jadi Prestasi
1 Oktober 2018 13:44 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Pesta itu berubah menjadi air mata. Raihan juara yang seharusnya dirayakan di atas podium tak bisa terlaksana.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, saat dia menepi dan menyapa para pendukung yang tengah bersorak-sorak, tiba-tiba seorang pebalap Thailand melaju kencang dari arah belakang. Jakkrit Sawangswat, nama pebalap itu, dia melaju dan menabrak Fadli.
Braak, Fadli langsung tersungkur. Darah mengucur dari kaki kirinya yang menjadi titik tabrak utama.
Tak ada pesta bagi Fadli kala itu. Dia langsung dilarikan ke RS Pertamedia Sentul City, Bogor. Selama satu tahun Fadli harus berbaring di ranjang rumah sakit. Pun, kaki kiri yang telah menemaninya selama ini terpaksa harus dia ikhlaskan untuk diamputasi.
ADVERTISEMENT
Sepenggal elegi itu menjadi pembuka memahami lika-liku kehidupan sang atlet. kumparan berjumpa dan berbincang dengan Fadli, tepatnya 3 tahun setelah kecelakaan nahas menimpa dirinya.
Wajahnya berseri dan raut semangat terpancar. Tak ada lagi wujud-wujud duka yang tersemat pada wajahnya.
Pun kini dia telah berdiri tegak. Sebuah kaki palsu di sebelah kiri menemani setiap langkah Fadli.
Meski begitu, Fadli bertutur 3 tahun silam saat kecelakaan dia sedang berada di performa puncak. Kecelakaan itu membuatnya harus pensiun dini, yaitu saat usianya masih 29 tahun.
“Saya sebenarnya menemukan ritme yang sangat bagus pada 2015. Terakhir saya kecelakaan dan lagi menggebu-nggebunya berkompetisi dan mempunyai feeling yang sangat bagus tapi saya mengalami accident,” cerita Fadli, Sabtu (29/9).
ADVERTISEMENT
Namun, Fadli enggan terus berteman dengan lara. Semangatnya justru membara setelah kakinya diamputasi.
Dia lantas memetakan apa saja yang bisa dia lakukan setelahnya.
“Saya enggak mau nyerah gitu saja. Saya bertekad sebenarnya kembali ke balap motor. Walaupun dengan kaki saya yang sudah amputasi,” tambah Fadli.
Perjumpaan dengan sepeda
Fadli terus beraktivitas setelah kakinya diamputasi. Dia mencoba untuk kembali ke balap motor. Namun, karena kondisi fisik yang tak lagi sama membuat asa itu hanya tergantung begitu saja.
Akhirnya, pada suatu hari Fadli tak sengaja melihat sebuah sepeda yang berada di rumahnya.
“Ngelihat bisa enggak ya bisa enggak ya, coba deh. Yaudah saya coba, saya kecanduan sepeda yang mulai keliling komplek, keluar komplek beberapa kilo aja lama-lama makin jauh karena setiap hari continue makin lama makin kuat-makin kuat,” terang Fadli.
ADVERTISEMENT
Hobi Fadli berkeliling sepeda itu kemudian dilirik pengurus Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI), Raja Sapta Oktohari. Dia ditawari untuk menjadi atlet para-cycling Indonesia, atau balap sepeda untuk penyandang disabilitas.
Fadli pun menerima “pinangan” itu. Dia mulai menjejak lembaran baru di hidupnya sebagai pebalap sepeda.
“Berawal dari situ saya mempunyai semangat baru. Oh ternyata ada kesempatan. Jadi kalau misalkan ditanya, dulu pengin jadi atlet para-cycling ya atau atlet sepeda, enggak, enggak sama sekali. Itu mengikuti aja,” kata Fadli.
Fadli pun tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Dia terus mengayuh sepedanya untuk bisa jadi yang tercepat.
Berbagai kejuaraan internasional telah dia ikuti. Kini dia tengah bersiap menyongsong Asian Para Games yang akan mulai digelar 6 Oktober mendatang.
ADVERTISEMENT
Target Fadli tak main-main, mengibarkan Merah Putih di tiang tertinggi di rumah sendiri. Untuk itu, dia memohon segenap doa dan dukungan dari masyarakat Indonesia.
“Apalagi ini kan ajang balap olahraga terbesar di Asia. Dan kita pun enggak tahu kapan lagi jadi tuan rumah di Asian Para Games. Jadi bukan saya aja, pendukung semuanya pun saya rasa harus mengambil bagian di momentum kali ini,” pungkas Fadli.