Pelatih Jakarta Pertamina Buka Suara soal Video Challenge di Proliga 2023

3 Januari 2023 16:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim putri Jakarta Pertamina Energi melawan tim putri BNI 46 d Proliga 2020. Foto: ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
zoom-in-whitePerbesar
Tim putri Jakarta Pertamina Energi melawan tim putri BNI 46 d Proliga 2020. Foto: ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
ADVERTISEMENT
Proliga akan menggunakan teknologi baru di musim kompetisi 2023, yakni Video Challenge. Para pelatih Jakarta Pertamina pun buka suara terkait penggunaan teknologi tersebut.
ADVERTISEMENT
Teknologi Video Challenge mirip seperti Video Assistant Referee (VAR) yang dimiliki sepak bola. Teknologi ini didatangkan dari Federasi Bola Voli Internasional (FIVB) lengkap dengan petugas yang mengoprasionalkannya.
"Keputusan menghadirkan Video Challenge ini memang permintaan dari klub dan sponsor agar kompetisi lebih menarik. Kami uji coba dulu di final four dan grand final," kata Direktur Proliga, Hanny S. Surkatty, Jumat (30/12) lalu dikutip dari Antara.
Pelatih Jakarta Pertamina Fastron, Eko Waluyo, mengungkapkan bahwa penggunaan teknologi itu akan membantu keputusan wasit. Terlebih voli adalah permainan yang cepat.
Tim Jakarta Pertamina Pertamax dan Jakarta Pertamina Fastron untuk Proliga 2023 di Graha Pertamina, Jakarta, Selasa (3/1/2023). Foto: Jodi Hermawan/kumparan
"Memang kalau dilihat dalam pertandingan bola voli nasional maupun internasional istilahnya cepat mau di putri dan di putra, istilahnya bolanya bola cepat, memang harus dibantu dengan challlenge," kata Eko dalam konferensi pers di Grha Pertamina, Jakarta, Selasa (3/1).
ADVERTISEMENT
"Jadi, menurut kami sangat bermanfaat terutama untuk membantu wasit, yang pasti manusia itu ada salahnya, tapi kalau ada bantuannya, itu akan ter-cover untuk mengurangi kesalahan," tambahnya.
Senada dengan Coach Eko, Putut Marhaento selaku pelatih Jakarta Pertamina Pertamax (JPX) mengungkapkan teknologi Video Challenge akan membantu jalannya pertandingan. Akan tetapi, ia cukup menyayangkan teknologi tersebut baru digunakan di final four.
Tim Jakarta Pertamina Pertamax dan Jakarta Pertamina Fastron untuk Proliga 2023 di Graha Pertamina, Jakarta, Selasa (3/1/2023). Foto: Jodi Hermawan/kumparan
Lebih lanjut lagi, Coach Putut mengungkapkan teknologi Video Challenge bisa membuat pemain lebih baik dalam hal kedisiplinan. Pasalnya, jenis kesalahan bisa terlihat melalui teknologi itu.
"Penggunaan Video Challenge saya pikir kita sambut dengan gembira karena kita sudah bisa menerapkan teknologi dalam pertandingan, kemudian yang disayangkan kenapa harus baru pada empat besar digunakan," ungkap Coach Putut.
ADVERTISEMENT
"Kemudian yang berikutnya kalau Video Challenge itu digunakan dari awal, saya pikir itu akan bisa membentuk dan membangun attitude para atlet,"
"Karena apa? mungkin wasit melakukan kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja, tapi dengan adanya Video Challenge bisa tahu lebih jauh apakah itu memang kesalahan yang disengaja atau human error," sambungnya.