Pelatih Miftahul: Mintalah IJF Telaah Hijab secara Ilmiah

10 Oktober 2018 20:32 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pejudo putri Indonesia Miftahul Jannah meninggalkan arena usai didiskualifikasi dari pertandingan kelas 52 kg blind judo Asian Para Games 2018 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Senin (8/10).  (Foto: ANTARA FOTO/BOLA.COM/M Iqbal Ichsan)
zoom-in-whitePerbesar
Pejudo putri Indonesia Miftahul Jannah meninggalkan arena usai didiskualifikasi dari pertandingan kelas 52 kg blind judo Asian Para Games 2018 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Senin (8/10). (Foto: ANTARA FOTO/BOLA.COM/M Iqbal Ichsan)
ADVERTISEMENT
Miftahul Jannah ramai diperbincangkan beberapa hari terakhir. Gara-garanya adalah kasus diskualifikasi dari pertandingan judo Asian Games 2018, Senin (8/10), setelah Miftahul enggan melepas hijabnya.
ADVERTISEMENT
Stig Traavik sebagai pelatih judo Indonesia di Asian Para Games turut menaruh perhatian terhadap kasus tersebut. Pria Norwegia ini tentu tak ingin cerita serupa dialami Miftahul atau atlet muslim lain ke depannya. Maka itu, Traavik mendorong pemangku kepentingan di Tanah Air untuk melobi Federasi Judo Internasional (IJF).
“Saran saya mungkin federasi Indonesia (Persatuan Judo Seluruh Indonesia, red) dapat menulis surat untuk IJF,” kata Traavik kepada kumparan di JiExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (10/10).
“Saya pikir begitu. Kita harus meminta IJF untuk menelaah hijab secara ilmiah, sehingga tidak membuat penilaian tentang hijab itu berbahaya, jika terbukti tidak berbahaya maka harus diperbolehkan,” tuturnya lagi.
Menurut Traavik, belum ada bukti bahwa hijab berbahaya di olahraga judo. Banyak atlet judo di Indonesia berlaga lengkap dengan hijab dan tidak menimbulkan permasalahan berarti.
ADVERTISEMENT
Pelatih atlet cabang olah raga judo Miftahul Jannah, Stig Traavik. (Foto: Darin Atiandina/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih atlet cabang olah raga judo Miftahul Jannah, Stig Traavik. (Foto: Darin Atiandina/kumparan)
“Kita dapat menggunakan pengalaman (pertandingan judo dengan hijab) di Indonesia untuk menunjukan bahwa tidak ada masalah,” kata Traavik.
Traavik berharap nantinya akan ada peraturan baru yang tentunya tetap mengedepankan keselamatan para atlet, tetapi juga mengakomodasi mereka yang menggunakan hijab. Misalnya saja dengan menambahkan regulasi terkait dengan jenis hijab yang diperbolehkan saat pertandingan.
Miftahul Jannah, atlet para judo Indonesia di Asian Para Games 2018 (Foto: ANTARA/BOLA.COM/M Iqbal Ichsan)
zoom-in-whitePerbesar
Miftahul Jannah, atlet para judo Indonesia di Asian Para Games 2018 (Foto: ANTARA/BOLA.COM/M Iqbal Ichsan)
“Saya pikir kita dapat menemukan jalan, misalnya seperti mendesain hijab dengan bahan yang tidak akan menimbulkan masalah,” ujar Traavik.
“Saya yakin negara-negara lainnya seperti Iran dan Iraq akan mendukung perubahan ini karena akan memberikan kesempatan untuk perempuan muslim berprestasi dalam bidang olahraga,” katanya mengimbuhkan.